Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedAbu Dhabi Perkenalkan AI Hemat Biaya K2 Think, Lawan OpenAI dan DeepSeek...

Abu Dhabi Perkenalkan AI Hemat Biaya K2 Think, Lawan OpenAI dan DeepSeek Global

K2 Think: Model AI Baru dari Uni Emirat Arab yang Berani Bersaing

Uni Emirat Arab (UEA) kini menjadi bagian dari persaingan global dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI). Dengan peluncuran model AI bernama K2 Think, UEA menunjukkan ambisi untuk menjadi pusat pengembangan teknologi AI dunia. Model ini dikembangkan oleh Universitas Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence (MBZUAI) bekerja sama dengan G42, perusahaan AI asal UEA yang didukung oleh Microsoft.

K2 Think adalah model penalaran AI hemat biaya yang dirancang untuk bersaing dengan sistem terkemuka seperti OpenAI dan DeepSeek. Meskipun memiliki parameter sebanyak 32 miliar, jauh lebih sedikit dibandingkan DeepSeek R1 yang memiliki 671 miliar parameter, K2 Think menawarkan performa yang setara dengan model-model besar tersebut.

Pendekatan Inovatif dalam Pengembangan K2 Think

Richard Morton, Managing Director MBZUAI, menjelaskan bahwa K2 Think berhasil mencapai tingkat performa yang tinggi meskipun menggunakan sumber daya yang lebih sedikit. “Dengan sumber daya yang lebih sedikit pun, Anda tetap bisa melakukan jauh lebih banyak,” ujarnya.

Model ini dibangun berdasarkan Qwen 2.5, sebuah model open-source dari Alibaba, dan diuji menggunakan perangkat keras dari Cerebras, produsen chip AI ternama. Open-source berarti kode sumber dari model ini dapat diakses dan dimodifikasi oleh publik.

Hector Liu, Direktur Institute of Foundation Models MBZUAI, mengungkapkan bahwa performa tinggi K2 Think dicapai melalui kombinasi metode seperti chain-of-thought supervised fine-tuning dan test-time scaling. Chain-of-thought supervised fine-tuning adalah teknik yang melatih AI untuk berpikir langkah demi langkah, sedangkan test-time scaling meningkatkan daya komputasi saat model menghadapi data baru.

“Yang membuat model kami istimewa adalah cara kami memperlakukannya sebagai sebuah sistem, bukan sekadar model,” kata Liu. Menurutnya, pendekatan ini menjadi faktor utama yang memungkinkan K2 Think bersaing dengan model-model besar dari AS dan Tiongkok.

Konteks Geopolitik dalam Persaingan AI

Ambisi UEA dalam membangun kekuatan AI tidak lepas dari konteks geopolitik. Saat ini, Amerika Serikat dan Tiongkok masih menjadi dua pemain dominan dalam perlombaan AI. DeepSeek, yang diluncurkan awal tahun ini, telah memperkuat posisi Tiongkok dalam industri ini, sementara OpenAI tetap menjadi pionir dalam pengembangan model dasar AI global.

UEA berusaha memperluas pengaruhnya melalui G42. Namun, hubungan erat perusahaan ini dengan Microsoft sempat menuai perhatian di Washington karena keterkaitannya dengan Tiongkok. Di sisi lain, Arab Saudi juga berupaya membangun kemampuan AI melalui Humain, dengan investasi dana kekayaannya.

Fokus pada Ilmu Pengetahuan dan Matematika

Meski memiliki ambisi besar, K2 Think tidak ditujukan untuk membuat chatbot seperti ChatGPT. Sebaliknya, model ini dirancang untuk mendukung bidang ilmu pengetahuan dan matematika. “Proses penalaran otak manusia adalah fondasi dari semua proses berpikir,” jelas Morton.

Dengan efisiensi dan ukuran yang lebih ramping, K2 Think dipandang sebagai alternatif AI yang dapat memperluas akses teknologi ke wilayah-wilayah yang kurang memiliki infrastruktur atau modal setara dengan Amerika Serikat. “Dengan lebih sedikit, kita bisa menghasilkan jauh lebih banyak,” tutup Morton.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular