Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedAI Akan Menggantikan Jutaan Pekerjaan, Profesi Mana yang Paling Terancam?

AI Akan Menggantikan Jutaan Pekerjaan, Profesi Mana yang Paling Terancam?

Perkembangan Kecerdasan Buatan dan Pengaruhnya terhadap Dunia Kerja

Perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) terjadi dengan sangat cepat dan diperkirakan akan mengubah wajah dunia kerja dalam dua hingga tiga dekade ke depan. Banyak laporan internasional memproyeksikan bahwa sekitar 60 persen pekerjaan saat ini akan terdampak signifikan akibat otomatisasi dan sistem cerdas. Transformasi ini akan membawa perubahan besar dalam struktur dan jenis pekerjaan yang tersedia.

Prediksi tentang Pergeseran Pekerjaan

Beberapa lembaga riset memberikan proyeksi yang menunjukkan bagaimana AI akan memengaruhi pasar tenaga kerja. Misalnya, laporan McKinsey memperkirakan bahwa pada tahun 2030, sekitar 30 persen pekerjaan di Amerika Serikat bisa sepenuhnya otomatis, sementara 60 persen lainnya akan mengalami perubahan besar karena penerapan AI. Goldman Sachs bahkan memprediksi hingga 50 persen pekerjaan berpotensi otomatis pada 2045, didorong oleh kemajuan AI generatif dan robotik. Bank investasi tersebut juga menyebut bahwa sekitar 300 juta pekerjaan global terancam hilang, setara dengan seperempat pasar tenaga kerja dunia.

Namun, beberapa pekerjaan padat karya seperti konstruksi, instalasi, dan perawatan diperkirakan lebih tahan terhadap pengaruh AI. Larry Fink, CEO BlackRock, mengatakan bahwa tanda-tanda pergeseran itu sudah terlihat dan akan melihat restrukturisasi pekerjaan kantoran pada 2035. Sementara itu, CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, memperingatkan bahwa AI akan segera mengambil alih tugas rutin. Ia menulis bahwa dalam 15 tahun, sebagian besar pekerjaan repetitif akan didominasi AI.

Pekerjaan yang Paling Cepat Digantikan AI

Tidak semua profesi akan terkena dampak dalam waktu bersamaan. Beberapa pekerjaan dengan tugas berulang, berbasis data, dan administratif menjadi target utama otomatisasi. Berikut adalah beberapa bidang yang paling rentan tergantikan:

  1. Administrasi dan Layanan Pelanggan

    Riset Institute for Public Policy Research (2024) menyebut sekitar 60 persen pekerjaan administratif dapat diotomatisasi. Termasuk di dalamnya entri data, penjadwalan, dan customer service. Larry Fink mencontohkan bagaimana AI digunakan BlackRock untuk efisiensi operasional. BlackRock sedang merampingkan fungsi back-office dengan AI, sehingga memangkas biaya. Peran-peran ini, yang membutuhkan pemrosesan data berulang, menghadapi keusangan dalam jangka pendek seiring dengan meningkatnya akurasi dan skalabilitas AI.

  2. Akuntansi dan Analisis Data Dasar

    Bidang akuntansi, pembukuan, hingga analisis data dasar juga masuk kategori rentan. Platform AI seperti Terminal Bloomberg sudah dapat mengolah angka dan menghasilkan laporan lebih cepat daripada manusia. JPMorgan memprediksi 20 persen posisi analis berisiko otomatisasi pada 2030.

  3. Profesi Hukum Tingkat Dasar

    Pekerjaan paralegal, riset kontrak, dan penyusunan dokumen hukum menjadi target berikutnya. Menurut Studi Stanford (2025), AI legal assistant seperti Harvey atau CoCounsel sudah mampu menganalisis dokumen hukum dengan akurasi 90 persen. Dalio menyoroti kemampuan AI untuk mengurai kumpulan data yang sangat besar, sehingga mengancam peran-peran yang sarat riset di dunia akademis dan konsultasi. Namun, strategi hukum tingkat tinggi dan advokasi di pengadilan tetap memerlukan manusia karena melibatkan penilaian dan pertimbangan etis.

  4. Media dan Industri Kreatif

    Desain grafis, copywriting, dan jurnalisme dasar menghadapi disrupsi dari perangkat seperti DALL-E dan platform turunan GPT, yang memproduksi konten dalam skala besar. AI generatif seperti DALL-E dan ChatGPT sudah dapat membuat konten visual maupun teks dalam hitungan detik. Laporan Pew Research Center (2024) menyebut 30 persen pekerjaan media bisa terotomatisasi pada 2035.

  5. Teknologi dan Pemrograman Dasar

    Meski terdengar kontradiktif, pekerjaan di bidang teknologi juga tidak sepenuhnya aman. Pengembangan perangkat lunak, rekayasa, dan ilmu data memiliki dua sisi: AI meningkatkan produktivitas tetapi juga mengotomatiskan tugas-tugas pengkodean dan desain rutin. World Economic Forum (2025) memprediksi 40 persen tugas pemrograman dapat diotomatisasi pada 2040.

Profesi yang Masih Bertahan

Sebaliknya, pekerjaan yang mengandalkan empati dan interaksi manusia—seperti perawat, terapis, guru pendidikan dasar, hingga pemimpin organisasi—diperkirakan lebih sulit tergantikan. Studi The Lancet (2023) memperkirakan 25 persen tugas administratif medis bisa hilang pada 2035, namun perawatan pasien tetap membutuhkan sentuhan manusia. Di bidang pendidikan, laporan OECD (2024) menyebut hanya 10 persen tugas mengajar dapat diotomatisasi hingga 2040.

Perlunya Keterampilan Baru

Agar tetap kompetitif, pekerja perlu memperkuat keterampilan yang sulit digantikan AI, seperti berpikir kritis, kecerdasan emosional, dan literasi digital. Scott Bessent, mantan pejabat Departemen Keuangan AS, menyebut AI justru bisa meningkatkan daya saing jika dibarengi dengan program pelatihan ulang. Ia memperkirakan pada 2040, sekitar 50–60 persen pekerjaan akan berubah bentuk, sebelum AI mendominasi pada 2050.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular