Pemerintahan Berbasis AI, Solusi untuk Korupsi di Albania
Perdana Menteri Albania, Edi Rama, menyatakan bahwa negaranya sedang melihat peluang besar dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk menggantikan para pejabat yang terlibat dalam korupsi. Ia menilai bahwa teknologi ini bisa menjadi solusi utama dalam perang melawan korupsi yang telah lama menghiasi sistem pemerintahan negara tersebut.
Rama bahkan menyebut AI sebagai calon anggota pemerintahan yang paling efisien. Langkah inilah yang berpotensi menjadikan Albania sebagai negara pertama di dunia dengan pemerintahan yang sepenuhnya didukung oleh menteri berbasis AI. Dalam sebuah konferensi pers pada Juli 2025, ia mengatakan: “Suatu hari nanti, kita bahkan mungkin memiliki kementerian yang sepenuhnya dijalankan oleh AI. Dengan begitu, tidak akan ada nepotisme atau konflik kepentingan.”
Keuntungan Penggunaan AI dalam Pemerintahan
AI tidak hanya mampu mempercepat proses administrasi, tetapi juga dapat menjadi alat yang sangat efisien dalam pencegahan korupsi. Menurut informasi yang diperoleh, Albania juga menggunakan AI untuk mempercepat akses mereka menuju keanggotaan Uni Eropa. Teknologi ini dinilai bisa segera menjadi bagian dari pemerintahan yang paling efisien.
Mantan politisi partai berkuasa dan penulis yang memiliki minat besar terhadap AI, Ben Blushi, menyatakan keyakinannya bahwa tidak ada yang perlu ditakuti dari teknologi ini. Ia berkata, “Mengapa kita harus memilih antara dua atau lebih opsi manusia jika layanan yang kita dapatkan dari negara bisa dilakukan oleh AI?” Blushi menambahkan bahwa masyarakat akan lebih baik dikelola oleh AI daripada oleh manusia karena AI tidak membuat kesalahan.
Selain itu, AI tidak membutuhkan gaji, tidak dapat dikorupsi, dan tidak akan berhenti bekerja. Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang menarik bagi pemerintah yang ingin menciptakan sistem yang lebih transparan dan efisien.
Masalah Korupsi di Albania
Albania sudah lama bergulat dengan masalah korupsi, baik di tingkat masyarakat maupun politik. Partai berkuasa saat itu telah menyaksikan banyak pejabat yang didakwa dan dihukum karena tindakan korupsi. Beberapa di antaranya adalah pemimpin oposisi, Sali Berisha, yang saat ini sedang menghadapi persidangan korupsi, serta mantan perdana menteri sekaligus mantan presiden, Ilir Meta, yang saat ini berada di balik jeruji besi.
Tanggapan dari Oposisi
Anggota parlemen dari Partai Demokrat yang beroposisi, Jorida Tabaku, menekankan bahwa AI hanyalah alat bantu. Ia berkata, “AI adalah alat bantu, dan bukan keajaiban.” Tabaku menilai bahwa jika digunakan oleh orang yang tepat, AI dapat membantu pemerintahan menjadi lebih transparan, efisien, dan bersih. Namun, jika dikelola oleh pihak yang salah, AI hanya akan menjadi topeng digital yang menyembunyikan masalah lama.
Tabaku juga menyoroti pentingnya konsultasi publik dan kejelasan tentang cara teknologi tersebut diterapkan, besaran biaya, serta siapa yang akan memprogram teknologi tersebut. Ia mengingatkan bahwa jika aktor yang sama yang diuntungkan dari tender korup adalah mereka yang memprogram algoritmanya, maka negara tidak akan menuju masa depan, melainkan membangun masa lalu.
Penggunaan AI di Albania
Di Albania, penggunaan AI sudah merambah berbagai bidang administrasi. Teknologi ini mampu menganalisis transaksi pajak dan bea cukai secara real time serta mengidentifikasi adanya penyimpangan. Wilayah negara tersebut juga dipantau oleh pesawat nirawak pintar dan sistem satelit yang menggunakan AI.
Sebelumnya, drone tersebut digunakan untuk memeriksa pelanggaran hukum di lokasi konstruksi dan pantai serta perkebunan ganja di daerah pedesaan. Selain itu, rencana penggunaan AI juga meliputi pengelolaan lalu lintas. Pemerintah berencana menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk mengidentifikasi pelanggaran, kemudian mengirim surat digital melalui ponsel pengemudi, yang isi pesannya bisa berupa perintah mengurangi kecepatan, serta detail denda tilang.
Terdapat juga aspirasi untuk menggunakan AI dalam perawatan kesehatan, pendidikan, dan identifikasi digital warga negara. Dengan demikian, Albania berusaha membangun sistem pemerintahan yang lebih modern dan efisien.

