Peran Memori dalam Kehidupan Manusia
Memori merupakan proses psikologis yang mencakup pengambilan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pengingatan kembali informasi yang sebelumnya diperoleh. Dalam kehidupan sehari-hari, memori berperan penting dalam membantu manusia berfungsi secara adaptif, seperti belajar hal baru, mengambil keputusan, serta mendukung kemampuan berbahasa. Jika fungsi memori terganggu, individu dapat mengalami hambatan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, seperti kesulitan menyelesaikan tugas rutin, penurunan kemampuan berbahasa, hingga disorientasi tempat.
Teknologi dan Kecerdasan Buatan (AI)
Seiring berkembangnya zaman, isu yang menjadi fokus kajian saat ini adalah teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI). Revolusi digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari kesehatan, bisnis, transportasi, hingga pendidikan. Teknologi ini mampu membantu manusia dalam memproses informasi secara cepat dan efisien. Namun, AI juga bisa menjadi pisau bermata dua jika tidak digunakan dengan bijak. Di satu sisi, AI menjadikan pekerjaan lebih praktis, tetapi di sisi lain, ketergantungan terhadap AI berpotensi memengaruhi aspek kognitif manusia.
Interaksi Manusia dengan AI
Perkembangan teknologi ini sering kali menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana interaksi manusia dengan AI dapat memengaruhi cara otak bekerja dalam menyimpan dan mengingat informasi. Semakin banyaknya aktivitas kognitif yang dialihkan ke AI, seperti menyusun teks, mengambil keputusan, hingga hal-hal yang berkaitan dengan kreativitas, memunculkan kekhawatiran pada aspek kognitif manusia, khususnya dalam konteks memori dan proses mengingat.
Model Working-Memory dan Fungsi Komponen-Komponennya
Berdasarkan model working-memory, memori tidak hanya menjadi tempat penyimpanan, tetapi juga secara aktif memproses informasi. Oleh karena itu, model ini lebih dinamis dibanding model three-store yang menjelaskan bahwa memori hanya sebagai tempat penyimpanan pasif dari berbagai informasi.
Working-memory terdiri atas empat komponen:
- Visuospatial Sketchpad: Bertugas menyimpan dan memanipulasi informasi dalam bentuk visual dan spasial secara singkat. Contohnya ketika seseorang menggunakan GPS untuk mengunjungi suatu tempat pertama kalinya.
- Phonological Loop: Berfungsi menyimpan informasi verbal secara singkat. Keberadaan AI dengan fitur seperti speech recognition/speech-to-text memungkinkan konversi ucapan menjadi teks secara real-time.
- Central Executive: Mengatur perhatian pada working-memory dengan memutuskan bagaimana membagi perhatian terhadap lebih dari satu tugas.
- Episodic Buffer: Menjelaskan bagaimana orang mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber, seperti working-memory, long-term memory, visuospatial sketchpad, dan phonological loop.
Pengaruh AI pada Proses Mengingat
Mengingat merupakan proses penarikan kembali informasi yang tersimpan di memori. Berdasarkan model levels of processing (LoP), otak menggunakan isyarat tertentu untuk mengenali seberapa penting suatu informasi sebelum menentukan bagaimana informasi tersebut akan diproses. Ketika orang bergantung pada AI untuk mengingat maupun menelusuri informasi, pemrosesan informasi sering kali hanya terjadi secara dangkal. Misalnya, mahasiswa mungkin lebih memilih bertanya langsung ke AI karena menyediakan jawaban instan tanpa perlu berpikir secara mendalam.
Gunakan, Bukan Digantikan
AI seharusnya menjadi alat bantu, bukan pengganti proses berpikir. Teknologi ini memungkinkan untuk mendukung pembelajaran aktif, tidak sekadar menanyakan jawaban instan, tetapi menjadikannya teman belajar. Mahasiswa bisa memanfaatkan AI untuk menguji pemahaman lewat teknik seperti Feynman method: menjelaskan ulang suatu konsep, lalu meminta AI memberikan umpan balik. Dengan begitu, otak tetap terlatih untuk berpikir.
Di sisi lain, penting juga untuk menumbuhkan literasi digital. AI memang bisa memberi informasi secara cepat dan ringkas, tetapi tidak selalu akurat. Oleh karena itu, memeriksa kembali kebenaran dan sumber informasi menjadi langkah penting agar kita tidak sekadar percaya, melainkan benar-benar memahami.

