PR SURABAYA
– Tidak berniat mengikuti jejak Kepala Daerah Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang dikenal aktif melakukan inspeksi mendadak, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memiliki pendekatan unik dalam memimpin propinsi tersebut. Saat ini, Khofifah berencana menerapkan sistem pengelolaan sumber daya manusia dengan menggunakan basis data genetika bakat (Talent DNA) serta teknologi kecerdasan buatan (AI).
Dengan menggunakan sistem Talent DNA ini, Khofifah yakin bahwa produktivitas dari Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintahan Provinsi Jawa Timur dapat meningkat hingga ratusan kali lebih tinggi.
Apa yang dimaksud dengan Manajemen Talent DNA? Menurut Khofifah, peta bakat ini bertujuan memposisikan Aparatur Sipil Negara (ASN) berdasarkan potensi dan kemampuan mereka. Mengenai hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan ESQ Corp.
“Harapan kami dengan data yang telah dihitung dari sistem pengelolaan bakat AI DNA ini, kita dapat meningkatkan produktivitas hingga 788 kali,” ujar Khofifah.
Manajemen Talent DNA Juga Diaplikasikan Pada SMA-SMK
Selain untuk Aparatur Sipil Negara di Provinsi Jawa Timur, model pengelolaan bakat berbasis DNA ini pun diberlakukan pada para kepala sekolah tingkat SMA, SMK, dan SLB beserta guru-guru Bidang Pengembangan Karir (BK). Tujuannya adalah memastikan bahwa guru BK dapat membantu siswa dalam mengejar jalur karir yang sejalan dengan keinginan dan kemampuan mereka sendiri.
“Memang benar bahwa hasil dari usaha ini dapat memberikan berita positif bagi setiap orang. Bukan hanya menguntungkan Pemprov Jatim tetapi juga masyarakat Jatim,” tegas Khofifah.
Pelatihan bagi kepala sekolah telah dimulai bertahap, sementara guru BK akan menyusul mulai 20 Mei 2025.
Lanjut Khofifah, langkah ini penting mengingat 87 persen mahasiswa di Indonesia salah jurusan.
“Dalam memilih jurusan harusnya dilihat pada minat, yang kemudian dikuatkan dengan potensi dan kompetensi yang dimiliki siswa tersebut,” terang Khofifah
Laki-laki yang Tepat di Tempat yang Tepat
Sementara itu, pendiri ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian menyebut manjamen DNA yang diterapkan Khofifah sebagai terobosan yang bermanfaat dalam menentukan orang yang tepat di tempat yang tepat. Termasuk dengan menyasar kepala sekolah dan guru BK di Jatim.
Menurut dia, tindakan Khofifah merupakan suatu gerakan yang cermat untuk meletakkan “orang yang tepat pada posisi yang sesuai” dalam bidang pendidikan.
“Ini menjadi langkah besar untuk kemajuan Jawa Timur ke depan,” ujarnya.
Komisi E Dukung Manajement Talent DNA di Pendidikan
Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur, Sri Untari Bisowarno, menghargai langkah yang akan diambil oleh Gubernur Khofifah untuk menerapkan metode Talent DNA pada sistem pendidikan di provinsi tersebut. Metode ini dapat membantu mengevaluasi kemampuan serta ciri khas para pelajar mulai usia dini dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau AI.
“Saya sangat mendukung jika Talent DNA benar-benar diterapkan secara sistemik di sekolah-sekolah kita. Ini terobosan penting karena memudahkan kita mengetahui karakter anak-anak secara cepat dan tepat. Apalagi sekarang sudah dibantu teknologi artificial intelligence,” ungkap Sri Untari Bisowarno.
Menurut Untari, sistem pendidikan nasional sudah terlalu lama menilai anak hanya berdasarkan nilai kognitif, padahal setiap anak memiliki keunikan dan kekuatan yang tidak selalu terukur dengan ujian standar.
Talent DNA adalah metode pemetaan potensi anak dengan alat ukur yang terintegrasi dengan kecerdasan buatan. Melalui metode ini, sekolah bisa mengidentifikasi gaya belajar, kekuatan dominan, potensi kepemimpinan, hingga risiko psikologis yang mungkin dihadapi seorang siswa.
Metode ini dikembangkan Ary Ginanjar dan telah diterapkan di beberapa lembaga pendidikan dan pelatihan kepemimpinan nasional.
“Generasi muda saat ini tumbuh dalam zaman informasi yang sangat cepat. Mereka berpotensi mengalami tekanan dan kebingungan dalam menentukan jalan hidupnya, serta tak sedikit pula yang telah menghadapi masalah kesehatan mental semenjak masih duduk di bangku sekolah. Melalui Talent DNA, kita dapat melakukan penanganan awal,” papar legislator dari PDIP tersebut.

