
PIKIRAN RAKYAT BENGKULU –
Kebijakan yang mengejutkan berasal dari perusahaan besar teknologi Apple.
Untuk melindungi jaringan suplai dan mengatasi tekanan geopolitik, Apple secara resmi melakukan hal ini.
pindah sebagian besar pabrikasi iPhone dari China ke India
.
Momen ini menggambarkan pergantian signifikan dalam pendekatan internasional korporasi dari Cupertino, Amerika Serikat itu.
Tidak bermain-main, Apple menyetor dana sebesar
Rp24,5 triliun
untuk mengembangkan fondasi produksi baru yang lebih kokoh dan terlindungi dari ancaman politik.
Ambil Kesempatan Mendapatkan M1887 Rapper Underworld – Klaim Kode Redeem FF SG2 Segera!
Foxconn Serahkan Bisnisnya, India Menjadi Pusat Produksi Terbaru untuk iPhone
Langkah strategis ini diwujudkan lewat Foxconn, mitra utama Apple dalam perakitan iPhone. Perusahaan tersebut mengumumkan
Investasi besar mencapai US$1,5 miliar
atau setara
127,74 miliar rupee
di India.
Sejumlah dana signifikan tersebut dialokasikan lewat perusahaan cabangan Foxconn dari Singapura, setelah melakukan pembelian saham pada Yuzhan Technology India. Emitu perushaan bakal jadi fondasi utama dalam penghasilan iPhone di Tamil Nadu, India.
Apple Tinggalkan China, Target Total Pindah Produksi pada 2026
Selama bertahun-tahun Apple bergantung penuh pada pabrik-pabrik di China. Namun, ketegangan geopolitik antara Beijing dan Washington, termasuk efek domino dari perang dagang era Presiden Donald Trump, mendorong Apple untuk
menemukan tempat pengambilan gambar yang lebih selamat dan tepat sasaran
.
Berdasarkan laporan dari Financial Times, Apple memiliki niat untuk melakukan hal ini:
mentransfer semua peralatan produksinya dari China ke India secara bertahap sampai tahun 2026
.
Produksi iPhone dari India Sudah Dimulai
Transformasi ini ternyata sudah berjalan. Pada Maret 2025, Apple dilaporkan telah
mengekspor 600 ton iPhone ke Amerika Serikat langsung dari India
.
Tidak mengherankan bila India saat ini dikenal sebagai
“rumah baru iPhone.”
Meski baru sekitar
20% produksi global iPhone
berasal dari India, perkembangannya sangat cepat—
mencapai 60% per tahun
, menurut data Bloomberg.
Masalah dan Kemungkinan Luas di Depan
Transisi produksi ini tidak terbebas dari tantangan. Menurut perkiraan Bloomberg Intelligence, Apple mungkin memerlukan waktu hingga
8 tahun
hanya untuk menyalurkan sepuluh persen produksinya dengan lengkap dari China.
Namun, strategi ini tidak sekadar tentang efisiensi dan keamanan rantai pasok. India dengan
penduduk besar serta kebutuhan yang tinggi akan teknologi kelas atas
, dianggap sebagai
pasar emas berikutnya
bagi Apple.
Tindakan ini dianggap sebagai peringatan tegas bagi China: kekuasaan mereka sebagai poros manufaktur global kini mulai bergeser. India siap mengambil alih posisi tersebut. ***

