Pemerintah AS Memperketat Pengawasan Ekspor Chip AI
Pemerintah Amerika Serikat (AS) semakin memperketat pengawasan terhadap ekspor chip kecerdasan buatan (AI), khususnya untuk mencegah bocornya teknologi canggih ke negara lain. Salah satu langkah yang diambil adalah pemasangan perangkat pelacak secara rahasia pada beberapa pengiriman chip AI. Tindakan ini dilakukan dalam konteks ketegangan antara AS dan China, terutama di bidang teknologi tinggi.
Tujuan utama dari pengawasan ini adalah memastikan bahwa chip-chip canggih yang diproduksi oleh perusahaan AS tidak jatuh ke tangan pihak-pihak yang dianggap sebagai ancaman bagi keamanan nasional. Hal ini terutama berlaku dalam pengembangan teknologi militer. Langkah ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan selektif, terutama pada pengiriman chip yang dianggap rawan dialihkan ke China secara ilegal.
Beberapa produsen server ternama seperti Dell dan Super Micro terlibat dalam proses ini. Mereka menggunakan chip AI produksi Nvidia dan AMD. Perangkat pelacak tersebut disembunyikan baik di bagian luar maupun dalam kemasan, bahkan ada yang dipasang langsung di perangkat server itu sendiri. Menurut sumber-sumber industri rantai pasok server AI, alat pelacak ini dirancang agar sulit dideteksi.
Selain itu, agen pengawas ekspor AS, Bureau of Industry and Security (BIS), bersama lembaga penegak hukum seperti Homeland Security Investigations (HSI) dan FBI, turut terlibat dalam pengawasan serta investigasi distribusi chip ini. Pada Januari lalu, AS juga berhasil melacak penyelundupan chip AI terorganisir ke China melalui negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Uni Emirat Arab.
Kini, sejumlah distributor dan pelaku usaha rutin mengecek setiap pengiriman karena khawatir identitas mereka bisa terlacak oleh pihak berwenang AS. Meskipun demikian, pemasangan pelacak ini memicu pro dan kontra. Pihak Dell dan Nvidia menegaskan bahwa mereka tidak ikut serta dan tidak pernah memasang alat pelacak pada produk mereka. Sementara itu, juru bicara pemerintah China mengatakan tidak mengetahui adanya kebijakan tersebut, bahkan mengecam larangan ekspor chip AI Amerika Serikat, dan menyebutnya sebagai langkah yang bertujuan menghambat kemajuan teknologi China.
Sejak 2022, AS sudah menjalankan pembatasan ekspor chip canggih, tidak hanya ke China, tetapi juga ke Rusia seiring memanasnya konflik dengan Ukraina. Penggunaan pelacak oleh aparat penegak hukum AS sendiri sebenarnya telah berlangsung selama beberapa dekade. Pada 1985, misalnya, Hughes Aircraft mengirim peralatan yang tunduk pada kontrol ekspor AS dan sesuai putusan pengadilan yang ditinjau, petugas Bea Cukai AS memasang pelacak pada peti kargo di bandara Houston dengan surat izin pencarian.
Ke depannya, pengawasan ini akan makin ketat. Kongres AS bahkan sedang menyiapkan regulasi baru agar setiap chip ekspor wajib memiliki teknologi verifikasi lokasi. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah AS untuk menjaga keamanan nasional dan membatasi akses teknologi sensitif ke negara-negara yang dianggap berpotensi membahayakan.

