Jumat, Desember 5, 2025
BerandabusinessAsosiasi Fintech Prediksi Laba industri Capai Rp1,65 Triliun Tahun 2025

Asosiasi Fintech Prediksi Laba industri Capai Rp1,65 Triliun Tahun 2025


ZONA GADGET,

JAKARTA – Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) yakin bahwa industri fintech P2P lending atau peminjaman online (pinjol) pada tahun ini dapat mengungguli keuntungan bersih yang diperoleh setelah pajak seluruh tahun 2024.

Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada tahun 2024, industri fintech P2P lending mencatatkan laba bersih pasca pajak senilai Rp1,65 triliun.

” Kami yakin tahun ini akan menjadi lebih positif dibandingkan dengan 2024,” ujar Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar kepada
Bisnis
, Senin (16/6/2025).

Berdasarkan performanya di awal tahun, industri fintech P2P lending pada tahun ini menunjukkan hasil yang lebih positif jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Dalam rentang waktu Januari hingga Februari 2025, industri tersebut berhasil mengantongi keuntungan bersih pasca pajak senilai Rp233,71 miliar.

Dalam jangka waktu yang sama di tahun sebelumnya, yaitu Januari hingga Februari 2023, industri tersebut melaporkan kerugian setelah pajak senilai Rp97,56 miliar. Mengacu pada pola dari tahun lampau, dimana terjadi serangkaian kerugian selama tiga bulan awal, industri kemudian berhasil menyudahi tahun 2024 dengan keuntungan bersih setelah pajak sebanyak Rp1,65 triliun.

Menurut Entjik, peningkatan performa keuntungan sektor industri pada tahun ini dapat dikarenakan oleh pertambahan kesadaran publik tentang perbedaan antara layanan fintech P2P lending illegal dengan P2P lending legal yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Kami melihat ini disebabkan dampak dari hasil edukasi dan literasi yang dilakukan oleh OJK dan AFPI ke masyarakat di mana adanya switching dari para peminjam pinjol ilegal yang beralih ke pindar,” tegasnya.

Untuk menjaga pertumbuhan laba industri, Entjik mengatakan bahwa asosiasi terus mengimbau kepada seluruh anggota untuk menekan non-performing loan (NPL) serendah mungkin. Caranya adalah dengan tetap menerapkan strategi konservatif, patuh terhadap regulasi, bersikap prudent, dan memperhatikan tata kelola perusahaan yang baik.

“Selain itu, strategi kami juga fokus pada peningkatan program pendidikan dan literasi untuk memastikan bahwa informasi baik tentang PINDAR dapat tersampaikan secara efektif kepada publik. Tujuan utama kami adalah meraih pertumbuhan jumlah peminjam yang beralih dari layanan pinjaman online tidak resmi menuju PINDAR yang telah mendapat izin dari OJK. Kami akan terus melawan praktik-praktik pinjol ilegal tersebut,” tandasnya.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular