PR Jepara –
Produsen mobil mewah dari Jerman, Audi, telah memulai upaya signifikan untuk sepenuhnya mengintegrasikan teknologi kecerdasan buatan atau AI dalam proses manufaktur mereka. Alasannya tidak hanya semata-mata untuk menciptakan citra modern, tetapi juga untuk meningkatkan efisiensi operasi serta ketepatan produk yang diproduksinya.
Mengutip laporan
ArenaEV
Pada hari Rabu (28/5), Audi sedang aktif dalam pengembangan dan implementasi lebih dari 100 proyek yang didasarkan pada kecerdasan buatan (AI) di seluruh proses produksinya. Dari merancang sistem manufaktur, memproses data, sampai melakukan pemeriksaan kualitas produk, semuanya sudah dilibatkan dengan teknologi canggih tersebut.
AI + Data
Satu aspek utama yang mendapat perhatian adalah ide “360factory”, yaitu pabrik terintegrasi sepenuhnya dengan basis data yang menjadi fondasi produksi masa depan bagi Audi. Selama proses ini, kecerdasan buatan (AI) bertindak sebagai otak yang mengolah sejumlah besar data untuk meningkatkan efisiensi dan mempercepat arus kerja di pusat datanya.
Audi menyatakan bahwa dengan bantuan kecerdasan artifisial (AI), produktivitas pekerja mereka selama proses penawaran naik hingga 30%. Ini tentunya tidaklah remeh bagi perusahaan raksasa seperti Audi, yang terus meluncurkan produk dalam jumlah besar setiap harinya.
Pada musim panas yang akan datang, Audi berencana meluncurkan teknologi pendukung berbasis kecerdasan buatan tersebut dengan skala yang lebih besar, terutama dalam merancang proses produksi transmisi dan baterai—kedua elemen penting pada masa kendaraan listrik.
Visi Robot untuk Mengecek Kualitas Produk
Di tempat kerja, Audi telah menggunakan dua sistem AI berbasis visi, yaitu IRIS dan WSD (Weld Splatter Detection), untuk membantu pekerja dalam memantau mutu produk. Misalnya saja IRIS yang dapat melakukan inspeksi visual pada komponen mobil dengan cepat, menyisihkan hingga satu menit per unit kendaraan.
WSD, hasil kolaborasi antara Audi dan Siemens, berfokus pada deteksi percikan las yang dapat merusak kabel secara bertahap seiring waktu. Setelah sistem AI mengenali adanya percikan tersebut, lengan robotik akan melakukan pembersihan secara otomatis tanpa campur tangan manusia. Proses menjadi lebih efisien sambil meminimalkan risiko bagi pekerja.
Kolaborasi dengan Pusat AI Terbesar di Eropa
Tak cuma main solo, Audi juga menjalin kemitraan erat dengan IPAI (Innovation Park Artificial Intelligence) yang berbasis di Heilbronn. IPAI sendiri sedang membangun jaringan AI terbesar di Eropa, dan Audi sudah kebagian kantor di dalam kawasan tersebut.
Tindakan ini menjadi indikasi bahwa Audi bukan hanya mengikutinya sebagai tren dalam teknologi AI, tetapi juga memasukkannya secara sejati ke dalam genetika produksinya di masa mendatang.
Melalui pendekatan tersebut, Audi menggambarkan bahwa penggunaan kecerdasan buatan tidak hanya sekadar tren teknis. Justru mereka menjadikannya sebagai instrumen perubahan nyata guna mendorong efisiensi dan daya pikir dalam rangkaian manufaktur, sehingga menciptakan prosedur produksi yang lebih singkat, ekonomis, serta pintar.
Audi menunjukkan bahwa masa depan otomotif bukan hanya soal mobil listrik, tapi juga soal bagaimana mobil itu diproduksi—dan AI jadi kuncinya. ***

