Jumat, Desember 5, 2025
Berandaartificial intelligenceBill Gates: Kecerdasan Buatan Akan Memungkinkan Manusia Hanya Bekerja Dua Hari Per...

Bill Gates: Kecerdasan Buatan Akan Memungkinkan Manusia Hanya Bekerja Dua Hari Per Minggu


Zona Gadget

, JAKARTA – Bill Gates meramalkan terdapat peningkatan besar dalam hal perubahan jumlah hari kerja di waktu yang akan datang. Ia menggambarkan bahwa mungkin cukup dengan dua hari kerja saja seiring perkembangan teknologi dalam sepuluh tahun ke depan dikarenakan oleh kemajuan tersebut.
AI
.

Ketika kecerdasan buatan mulai menangani banyak tugas manusia, Gates memprediksi adanya dunia dengan harmoni antara hidup pribadi dan profesional yang lebih baik.

Masa depan yang memiliki akhir pekan panjang selama tiga hari, hanya bekerja empat hari seminggu, serta penghapusan struktur rutinitas kerja tradisional mulai pukul 09:00 hingga 17:00 tampaknya belum akan datang sesegera ini.

Namun, menurut pendiri Microsoft dan visioner teknologi Bill Gates, kecerdasan buatan siap mengubah tenaga kerja global, yang berpotensi mengurangi jam kerja standar menjadi hanya dua hari dalam dekade berikutnya.

Pada tayangan terbarunya di The Tonight Show bersama Jimmy Fallon, Gates mengemukakan sebuah ramalan ambisius: kecerdasan buatan sedang berkembang dengan cepat dan diperkirakannya dalam waktu sepuluh tahun mendatang, mesin akan dapat menangani “kebanyakan aspek” pekerjaan yang kini dilaksanakan oleh manusia.

Pergeseran itu menurutnya, akan membebaskan orang dari rutinitas lima hari yang melelahkan dan membuka kemungkinan baru untuk bersantai, berkreasi, dan menyeimbangkan diri.

Sejak beberapa dekade terakhir, pola kerja lima hari seminggu sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial saat ini. Ribuan individu memulai rutinitas mereka dengan tujuan mencapai total 40 jam pekerjaan per minggu. Meski demikian, Gates percaya bahwa situasi tersebut bakal bertransformasi secara cepat.

Dia membayangkan sebuah dunia di mana kecerdasan buatan tak sekadar berperan membantu, melainkan juga menempati posisi untuk mengambil alih banyak tugas manusia. Perannya ini merentangi berbagai bidang, mulai dari produksi dan distribusi sampai kepada profesi seperti kesehatan dan pengajaran.

“AI bakal bisa menyelesaikan berbagai tantangan spesifik kayak kurangnya dokter atau tenaga kerja di bidang kesehatan mental. Teknologi ini menghadirkan banyak transformasi,” ungkap Gates sebagaimana dikutip Economic Times pada hari Senin, 28 April 2025.

Menurutnya, perubahan tersebut bisa mengundang diskusi tentang peninjauan kembali definisi pekerjaan secara keseluruhan, di mana minggu kerja yang berkurang hingga hanya dua sampai tiga hari seminggu akan menjadi standar baru.

Dalam visi ini, AI tak sekadar berperan sebagai alat, melainkan juga sebagai penggerak utama untuk transformasi signifikan pada bagaimana kami memandang waktu, produktivitas, serta kebahagiaan individu.

Akan tetapi, perkiraan Gates tergantung pada kemunculan Kecerdasan Umum Buatan (AGI), yaitu suatu tahap hipotesis ketika sistem artificial intelligence dapat setara dengan atau melebihi tingkat intelijen manusia dalam berbagai bidang.

Meskipun Gates sangat yakin terhadap kemampuan AGI dalam menyelesaikan tantangan dan merangsang kreativitas, ia juga menyadari bahwa perubahan yang dihasilkannya pasti akan melibatkan beberapa ketidakstabilan.

Apa yang kemudian akan dialami oleh manusia?

Impian memiliki minggu kerja yang lebih singkat mengundang pertanyaan penting: Bagaimana dengan jutaan individu yang penghidupannya tergantung pada jenis pekerjaan yang bisa diganti oleh kecerdasan buatan?

“Akan kami tentukan [apa saja kebutuhan AI]. Sama seperti dalam olahraga baseball, kami tak menginginkan melihat komputer bermain baseball, oleh karena itu terdapat sejumlah aspek yang akan kami pertahankan untuk diri kami sendiri,” katanya dengan nada bercanda.

Akan tetapi, selanjutnya, dalam urusan pembuatan barang, pengangkutan, hingga penanaman bahan makanan, nantinya mesin-mesin yang akan mengambil alih perannya.

Adapun, para ahli seperti Geoffrey Hinton, yang disebut sebagai “Bapak AI”, telah memperingatkan tentang kesenjangan kekayaan yang sangat besar yang dapat muncul saat AI memusatkan kekuasaan dan modal di tangan segelintir orang.

Gates sendiri telah mengakui kekhawatiran ini di masa lalu, mengadvokasi sistem yang mendukung orang-orang bahkan di masa depan tanpa pekerjaan.

Selain itu, CEO yang dibantu oleh Jeff Bezos serta Vatikan pun sudah menunjukkan kekhawatiran etika mereka. Mereka bertanya siapa yang sebenarnya mengontrol AI? Bagi siapakah manfaat dari AI tersebut? Dan bagaimana caranya agar perkembangan teknologi ini tetap berada dalam batas-batas kemanusiaan dan kesejahteraannya?

Prediksi Bill Gates tentang dua hari kerja seminggu mungkin terdengar seperti fiksi ilmiah saat ini, tetapi dengan AI yang berkembang pesat, benih-benih transformasi itu sudah mulai disemai.

Apa masa depan ini akan memberikan lebih banyak kemerdekaan atau lebih banyak rasa takut tergantung bukan hanya pada teknologi tersebut, namun juga pada cara masyarakat menentukan pengaturannya yang meningkat.

Akan tetapi, satu hal yang jelas adalah bahwa lingkungan kerja di masa mendatang kemungkinan besar akan berbeda dari saat ini, dan kita semua perlu mulai merenungkan tentang makna sesungguhnya dari kata “bekerja”.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

New Post

Most Popular