Selasa, Desember 16, 2025
Beranda blog Halaman 2

Perbandingan Harga HP POCO Desember 2025: POCO F7 vs F7 Pro

0

POCO F7 dan POCO F7 Pro: Ponsel Upper Mid-Range dengan Spesifikasi Menggiurkan

Ponsel POCO F7 dan POCO F7 Pro menjadi salah satu model yang menarik perhatian konsumen di kelas upper mid-range. Meskipun berada di segmen menengah atas, harga yang ditawarkan masih relatif terjangkau. Kedua ponsel ini hadir dengan spesifikasi yang cukup mumpuni, cocok untuk pengguna yang menginginkan performa tinggi tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.

POCO F7 dilengkapi dengan chipset Snapdragon 8s Gen 4 yang memberikan kinerja yang stabil dan efisien. Layar 1,5K AMOLED dengan kecepatan refresh 120Hz memberikan pengalaman visual yang mulus. Baterai sebesar 5.000mAh juga membuat ponsel ini tahan lama dalam penggunaan sehari-hari. Selain itu, kamera utama berkekuatan 50MP menggunakan sensor Sony IMX882 yang dilengkapi fitur OIS (Optical Image Stabilization) untuk hasil foto yang lebih jernih.

Sementara itu, POCO F7 Pro memiliki peningkatan signifikan. Chipset yang digunakan adalah Snapdragon 8 Gen 3, yang menawarkan kinerja lebih cepat dibandingkan versi sebelumnya. Layar 2K AMOLED 120Hz memberikan resolusi yang lebih tinggi dan pengalaman visual yang lebih memuaskan. Baterai yang disematkan mencapai 6.000mAh, sehingga pengguna tidak perlu khawatir akan kehabisan daya. Kamera utama tetap berkekuatan 50MP dengan OIS, serta sertifikasi IP68 yang menjadikannya tahan terhadap air dan debu.

Daftar Harga HP POCO Terbaru Bulan Desember 2025

Berikut ini adalah daftar harga beberapa model HP POCO terbaru yang bisa menjadi referensi bagi calon pembeli:

  • POCO C85
  • Baterai besar 6.000 mAh
  • Layar 6,9″ yang imersif
  • Kamera ganda AI 50 MP
  • Harga:

    • Rp1.499.000 (RAM 6 GB/128 GB)
    • Rp1.699.000 (RAM 8 GB/256 GB)
  • POCO C75

  • Layar besar 6,88 inci & smooth 120Hz
  • RAM hingga 16GB dengan fitur ekspansi
  • Baterai 5160mAh
  • 50MP dual Kamera AI
  • Harga:

    • Rp1.349.000 (RAM 6 GB/128 GB)
    • Rp1.649.000 (RAM 8 GB/256 GB)
  • POCO C71

  • UNISOC T7250 (12 nm)
  • Baterai 5.200 mAh
  • Android 15
  • Harga:

    • Rp1.049.000 (RAM 4 GB/128 GB)
  • POCO M6

  • Layar FHD+ 90 Hz 6,79″
  • Kamera 108 MP
  • Helio G91-Ultra
  • Harga:

    • Rp 1.699.000 (RAM 8 GB/256 GB)
  • POCO M7

  • Baterai 7.000 mAh
  • Snapdragon 685 4G Mobile Platform
  • IP64
  • Harga:

    • Rp2.199.000 (RAM 8 GB/256 GB)
  • POCO M7 Pro 5G

  • Dimensity 7025-Ultra
  • IP64
  • Kamera 50 MP dengan OIS
  • Harga:

    • Rp2.599.000 (RAM 8 GB/256 GB)
  • POCO X7 5G

  • Layar CrystalRes 1.5K AMOLED
  • IP68
  • Kamera utama 50 MP, OIS
  • Dimensity 7300-Ultra
  • Harga:

    • Rp3.349.000 (RAM 8 GB/256 GB)
    • Rp3.949.000 (RAM 12 GB/512 GB)
  • POCO X7 Pro 5G

  • Layar CrystalRes 1.5K AMOLE
  • IP68
  • Kamera utama 50 MP, OIS
  • Dimensity 8400-Ultra
  • Harga:

    • Rp4.599.000 (RAM 12 GB/512 GB)
  • POCO F7

  • Layar AMOLED 1,5K
  • Kamera utama 50 MP dengan OIS
  • Snapdragon 8s Gen 4
  • Baterai 6.500 mAh
  • Harga:

    • Rp5.699.000 (12 GB/512 GB)
  • POCO F7 Pro

  • Snapdragon 8 Gen 3
  • IP68
  • Baterai 6000 mAh
  • Harga:

    • Rp7.499.000 (RAM 12 GB/512 GB)
  • POCO F7 Ultra

  • Snapdragon 8 Elite
  • IP68
  • Layar AMOLED FIOW 2K 120 Hz
  • Harga:
    • Rp9.799.000 (RAM 12 GB/256 GB)
    • Rp10.799.000 (RAM 16 GB/512 GB)

Harga bisa berubah sewaktu-waktu.

Oppo A5: Smartphone Tahan Air Harga 1 Jutaan yang Laku Keras

0

Desain yang Modern dan Tahan Air

Salah satu keunggulan utama dari Oppo A5 adalah desainnya yang modern dan kokoh. Ponsel ini dilengkapi dengan sertifikasi IP65, yang menunjukkan bahwa perangkat ini tahan terhadap debu dan semprotan air dari segala arah. Fitur ini jarang ditemukan pada smartphone di kelas harga 1 jutaan, sehingga menjadikan Oppo A5 sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang aktif di luar ruangan atau membutuhkan perangkat dengan daya tahan ekstra.

Selain itu, Oppo A5 juga telah lolos uji ketahanan terhadap benturan dan jatuh melalui sertifikasi MIL-STD-810H dan SGS 5-Star Drop Resistance. Dengan bobot sekitar 193 gram dan ketebalan hanya 7,99 mm, ponsel ini tetap nyaman digenggam dan digunakan dalam waktu lama.

Layar Luas dan Cerah

Untuk urusan tampilan, Oppo A5 dibekali layar IPS LCD berukuran 6,67 inci dengan resolusi 720 x 1604 piksel. Layar ini mendukung refresh rate hingga 90Hz dan tingkat kecerahan mencapai 1000 nit, sehingga tetap nyaman digunakan di bawah sinar matahari langsung. Rasio layar ke bodi mencapai 89,9%, memberikan pengalaman visual yang luas dan imersif saat menonton video, bermain game, atau menjelajah media sosial.

Performa Andal untuk Kebutuhan Harian

Di sektor dapur pacu, Oppo A5 ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 6s Gen 1 versi 4G. Chipset ini cukup mumpuni untuk menangani berbagai aktivitas harian seperti browsing, streaming, hingga bermain game ringan. Didukung oleh RAM 8 GB dan pilihan penyimpanan internal 128 GB atau 256 GB, pengguna memiliki ruang yang cukup untuk menyimpan berbagai aplikasi, foto, dan video tanpa khawatir kehabisan memori. Jika masih kurang, tersedia pula slot microSD untuk ekspansi penyimpanan.

Sistem operasi yang digunakan adalah ColorOS berbasis Android 14, yang menawarkan antarmuka yang bersih, intuitif, dan kaya fitur. Fitur-fitur seperti mode gelap, penghemat daya, dan pengelolaan notifikasi yang cerdas turut disematkan untuk meningkatkan kenyamanan pengguna.

Kamera 50 MP dengan Fitur Kreatif

Bagi penggemar fotografi, Oppo A5 menawarkan kamera utama 50 MP Ultra Clear yang mampu menghasilkan foto tajam dan detail, bahkan dalam kondisi pencahayaan minim. Kamera ini didampingi oleh sensor depth 2 MP yang berguna untuk menghasilkan efek bokeh alami pada foto potret. Di bagian depan, terdapat kamera selfie 5 MP yang cukup untuk kebutuhan swafoto dan video call. Oppo juga menyematkan fitur Portrait Mode dan AI Beautification untuk mempercantik hasil jepretan secara otomatis.

Baterai Jumbo dan Pengisian Cepat

Satu lagi keunggulan Oppo A5 yang membuatnya digemari adalah kapasitas baterainya yang besar, yakni 6000 mAh. Dengan kapasitas sebesar ini, pengguna bisa menikmati penggunaan seharian penuh tanpa perlu khawatir kehabisan daya. Bahkan, Oppo mengklaim bahwa baterai ini tetap optimal hingga lima tahun pemakaian. Untuk pengisian ulang, Oppo A5 mendukung teknologi fast charging 45W yang mampu mengisi daya hingga 50% hanya dalam waktu 36 menit.

Harga Terjangkau, Fitur Melimpah

Dengan segala fitur unggulan yang ditawarkan, Oppo A5 hadir dengan harga yang sangat bersahabat. Di beberapa toko daring dan gerai resmi Oppo, varian 8 GB RAM dan 128 GB ROM dibanderol sekitar 1,9 jutaan rupiah. Sementara varian 8 GB RAM dan 256 GB ROM dijual sedikit lebih tinggi, namun tetap berada di bawah angka 3 juta rupiah.

Harga ini menjadikan Oppo A5 sebagai salah satu pilihan terbaik di kelas entry-level, terutama bagi pengguna yang menginginkan smartphone tangguh, tahan air, dan memiliki performa stabil untuk aktivitas sehari-hari. Tak heran jika ponsel ini menjadi salah satu yang paling laris di pasaran sejak peluncurannya pada Juni 2025.

Pilihan Cerdas di Kelas 1 Jutaan

Oppo A5 membuktikan bahwa smartphone murah tidak selalu identik dengan kualitas rendah. Dengan desain yang stylish, ketahanan terhadap air dan debu, layar luas dan cerah, performa yang cukup untuk kebutuhan harian, serta kamera 50 MP yang mumpuni, Oppo A5 menjadi solusi ideal bagi pengguna yang menginginkan ponsel berkualitas tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.

Bagi pelajar, pekerja lapangan, atau siapa pun yang mencari perangkat handal dengan harga terjangkau, Oppo A5 adalah pilihan yang sangat layak dipertimbangkan. Dengan banderol harga hanya 1 jutaan, ponsel ini memberikan nilai lebih yang sulit ditandingi oleh kompetitor di kelasnya. Jika kamu sedang mencari smartphone baru yang tahan banting, tahan air, dan tetap stylish, Oppo A5 bisa jadi jawaban terbaik. Dengan kombinasi fitur unggulan dan harga ekonomis, tak heran jika Oppo A5 menjadi salah satu HP terlaris di Indonesia saat ini.

Gemini 3, Aset Pertahanan Amerika yang Canggih

0

Integrasi AI Generatif Multimodal dalam Operasional Militer AS

Dalam upaya besar menuju modernisasi militer yang didorong oleh kecerdasan buatan, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) telah mengadopsi model AI generatif multimodal terbaru dari Google, yaitu Gemini 3. Dikenal sebagai Gemini for Government dalam lingkungan pemerintah, model ini kini menjadi bagian penting dari platform internal GenAI.mil. Kemampuan analisis teks, gambar, video, dan audio yang canggih dari Gemini 3 menjadi aset strategis bagi operasional militer.

Kepala Strategi Digital di Kantor Menteri Pertahanan, Dr. Evelyn Park, menekankan bahwa kemampuan multimodal Gemini 3 menjadi kunci utama. “Ini bukan hanya tentang meringkas dokumen lagi. Kemampuan untuk mencerna dan menghubungkan data dari berbagai modalitas—membandingkan laporan teks dengan citra satelit dan rekaman pengawasan—memberikan keunggulan informasi yang tidak tertandingi bagi para pembuat keputusan,” ujarnya.

Keunggulan Multimodal dalam Operasi Militer

Fitur utama yang membuat Gemini 3 menjadi pilihan penting adalah kemampuan multimodal-nya. Tidak seperti model AI generasi sebelumnya yang sebagian besar hanya bekerja dengan teks, Gemini dapat:

  • Analisis Citra Satelit: Memproses gambar resolusi tinggi untuk mendeteksi perubahan fasilitas, mengidentifikasi peralatan militer baru, atau melacak pergerakan aset.
  • Transkripsi dan Ringkasan Misi: Meringkas debriefing misi yang direkam dalam format audio atau video, secara otomatis mengekstrak poin-poin penting, risiko, dan area yang menjadi perhatian (Areas of Concern).
  • Integrasi Data Lintas-Format: Menerima input berupa diagram teknis (gambar) dan memberikan keluaran berupa prosedur operasional standar (teks) yang diperbarui.

Kemampuan ini secara fundamental mengubah cara analisis intelijen dilakukan, mempercepat siklus OODA loop (Observe, Orient, Decide, Act) yang krusial di medan perang.

Implementasi dan Standar Keamanan Tinggi

Implementasi Gemini 3 for Government dilakukan melalui Google Cloud, memastikan bahwa semua operasi mematuhi standar keamanan paling ketat Departemen Pertahanan, khususnya Impact Level 5 (IL5).

  • Jaminan Keamanan: Data sensitif militer yang diproses oleh Gemini di dalam lingkungan cloud kedaulatan (sovereign cloud) AS dijamin tidak akan digunakan untuk melatih model AI publik Google. Semua data tetap berada di bawah kendali eksklusif Departemen Pertahanan.
  • Penerapan Awal: Integrasinya berfokus pada aplikasi non-taktis awal, seperti meningkatkan akurasi logistik, mengotomatisasi analisis rantai pasokan, dan membuat pelatihan lebih interaktif melalui pemrosesan manual pelatihan berbasis video.

Dampak pada Kesiapan Tempur Digital

Pemilihan Gemini 3 mencerminkan pengakuan bahwa perang modern adalah perang data. Negara yang dapat memproses dan memahami data heterogen—termasuk sinyal, citra, dan komunikasi—dengan kecepatan dan akurasi tinggi akan memiliki keuntungan signifikan.

“Gemini 3 adalah force multiplier yang kami butuhkan untuk bertransformasi dari sekadar memiliki data, menjadi benar-benar memahami dan menggunakannya untuk bertindak,” kata Jenderal Mark Finley (Ret.) dari Defense Innovation Unit.

Langkah ambisius ini menempatkan Departemen Pertahanan AS pada jalur cepat menuju ekosistem AI terintegrasi di mana model-model canggih dapat beroperasi secara otonom di bawah pengawasan manusia, menandai babak baru dalam perlombaan AI global yang berpusat pada teknologi multimodal.

Profesor UNAIR Ciptakan Aenose, Alat Pendeteksi Kualitas Makanan Seperti Hidung Manusia

0

Inovasi Teknologi Kecerdasan Buatan untuk Deteksi Kesegaran Bahan Pangan

Seorang peneliti ternama di bidang sains dan teknologi, Prof. Suryani Dyah Astuti, Guru Besar Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR), telah menciptakan alat deteksi dini kesegaran bahan pangan berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dinamai Aenose. Alat ini merupakan inovasi terbaru yang dirancang untuk membantu masyarakat dalam memastikan kualitas bahan makanan sebelum dikonsumsi.

Aenose dilengkapi dengan sensor TGS maupun MQ yang dirancang khusus untuk mendeteksi pengawetan bahan pangan. Keunggulan utama dari alat ini adalah kemampuannya dalam mengklasifikasikan tingkat kesegaran daging secara cepat, portabel, dan tanpa merusak bahan. Dengan akurasi hingga 90 persen, Aenose mampu membedakan antara daging yang segar dan tidak segar secara efektif.

Cara kerja Aenose meniru indra penciuman manusia. Alat ini menggunakan sistem sensor larik (sensor array) yang mampu mendeteksi berbagai jenis bau hasil metabolisme daging atau kontaminasi bakteri. Bau tersebut kemudian dikonversi menjadi sinyal listrik dan dianalisis menggunakan komputasi kecerdasan buatan (AI) untuk menentukan status kesegaran daging.

Proses Pengembangan dan Tantangan

Pengembangan Aenose dimulai dari ketertarikan Prof. Suryani terhadap e-nose yang dibuat oleh UGM dan digunakan dalam deteksi dini Covid-19. Ia pun tertarik untuk mengaplikasikan teknologi serupa dalam bidang pangan. Setelah melakukan benchmarking bersama Kuwat Triyana, penemu E-Nose di UGM, Prof. Suryani dan mahasiswa pascasarjana UNAIR mulai mengembangkan sistem tersebut menjadi Aenose.

Meski proses pengembangan berjalan lancar, ia mengakui adanya tantangan, terutama terkait ketersediaan komponen elektronik dan sensor. Sebagian besar komponen masih harus diimpor, sehingga tim harus mencari alternatif komponen lain yang memiliki kualitas setara atau bahkan lebih baik.

Kolaborasi dengan Industri

Untuk mempercepat proses hilirisasi, saat ini pengembangan Aenose bekerja sama dengan mitra industri PT Sarandi Karya Nugraha yang bergerak di bidang alat kesehatan. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat produksi dan distribusi alat ini ke masyarakat luas.

Selain Aenose, Prof. Suryani juga tengah mengembangkan beberapa produk inovatif lainnya. Salah satunya adalah Skinolaser, alat yang bertujuan untuk mempercepat penyembuhan luka pasca operasi. Produk ini kini sedang dalam tahap uji klinik. Selain itu, ia juga mengembangkan laser perikanan untuk budidaya ikan.

Pesan untuk Generasi Muda

Prof. Suryani memberikan pesan penting kepada dosen muda dan mahasiswa untuk berani berinovasi dan konsisten. Menurutnya, penting untuk membuat roadmap penelitian yang jelas dari masalah nyata di sekitar kita. Ia menekankan bahwa proses pengembangan selalu penuh tantangan dan kegagalan, tetapi dari situlah kita belajar dan memperbaiki konsep.

Ia juga menekankan pentingnya membangun dasar teknis yang kuat serta terus memperbarui pengetahuan, terutama mengikuti perkembangan teknologi terkini. Kolaborasi lintas disiplin ilmu dengan industri sangat berharga untuk membuka perspektif baru dan mempercepat proses inovasi.

Prof. Suryani menutup pesannya dengan harapan bagi generasi muda, khususnya Gen Z, yang memiliki banyak wawasan dan ide kreatif. Ia menyarankan agar mereka terus bermimpi, konsisten, dan tetap memiliki rasa ingin tahu serta semangat untuk memberi manfaat. Invensi yang baik bukan hanya inovatif, tetapi juga membawa dampak nyata bagi masyarakat.

OpenAI rilis fitur chat grup 20 anggota, ini cara menggunakannya

0

Fitur Group Chat di ChatGPT Kini Tersedia untuk Pengguna di Seluruh Dunia

OpenAI baru-baru ini meluncurkan fitur terbaru bernama Group Chat di aplikasi ChatGPT. Fitur ini tersedia bagi pengguna di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dan memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dalam kelompok hingga 20 orang. Dengan adanya fitur ini, pengguna dapat membuat ruang percakapan yang mirip dengan grup di aplikasi pesan instan populer.

Untuk mengakses fitur Group Chat, pengguna bisa menemukan ikon “manusia” dengan tanda “plus” di bagian kanan atas tampilan utama ChatGPT. Setelah menekan ikon tersebut, pengguna dapat memulai obrolan dengan mengklik tombol “Start group chat”. Di sini, pengguna juga bisa mengatur foto profil dan nama grup agar lebih mudah dikenali oleh anggota lainnya.

Salah satu keunggulan dari fitur ini adalah kemampuan pengguna untuk mengirimkan tautan (link) ke grup sehingga anggota lain bisa dengan mudah bergabung. Setiap grup memiliki batas maksimal 20 anggota. Jika jumlah anggota melebihi batas tersebut, ChatGPT akan otomatis membuat jendela obrolan grup baru.

Jendela obrolan Group Chat mirip dengan jendela percakapan biasa di ChatGPT. Namun, AI ini hanya akan “memantau” percakapan dan tidak akan mengganggu jika tidak ada permintaan khusus. Pengguna tetap bisa mencolek ChatGPT secara manual untuk meminta jawaban atas pertanyaan atau masukan yang diberikan oleh salah satu anggota grup.

Fitur Group Chat tersedia untuk semua jenis pengguna, baik gratis maupun berbayar. OpenAI menyatakan bahwa data pribadi atau pengaturan gaya chatbot tidak digunakan dalam grup. Hal ini memastikan bahwa obrolan di Group Chat tetap netral dan tidak memihak kepada satu pengguna tertentu.

Apa Itu ChatGPT?

ChatGPT adalah sistem kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh OpenAI untuk berkomunikasi dengan manusia melalui teks. Sistem ini menggunakan model bahasa besar (large language model) yang dilatih untuk memahami dan menghasilkan teks secara alami. Dengan demikian, ChatGPT mampu menjawab pertanyaan, memberikan saran, menulis teks, atau bahkan berdiskusi layaknya manusia.

Keunggulan ChatGPT terletak pada kemampuannya memahami konteks percakapan dan memberikan respons yang relevan. Meskipun tidak memiliki kesadaran atau pemahaman sejati seperti manusia, ChatGPT mampu menyesuaikan gaya bahasa dan memberikan jawaban yang natural, sehingga pengalaman interaksi terasa lebih manusiawi dibanding chatbot tradisional.

Sejarah ChatGPT bermula dari penelitian OpenAI di bidang pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing/NLP). Pada tahun 2018, OpenAI memperkenalkan model GPT (Generative Pre-trained Transformer), yang menjadi fondasi bagi pengembangan versi-versi berikutnya. Model ini dirancang untuk mempelajari pola bahasa dari jumlah data teks yang sangat besar, sehingga mampu menghasilkan teks yang koheren dan alami.

Pada tahun 2019, OpenAI merilis GPT-2, yang memiliki 1,5 miliar parameter dan mampu menulis teks yang lebih panjang serta lebih realistis. Kemudian, pada tahun 2020, GPT-3 hadir dengan 175 miliar parameter, yang jauh lebih besar dan mampu melakukan berbagai tugas bahasa yang sebelumnya sulit bagi komputer.

ChatGPT sendiri mulai dikenal luas pada akhir 2022 ketika OpenAI meluncurkan versi interaktif dari GPT-3.5. Versi ini difokuskan untuk percakapan langsung dengan manusia, sehingga pengguna bisa mengajukan pertanyaan, meminta saran, atau berdiskusi tentang berbagai topik. Sejak saat itu, pengembangan terus berlanjut dengan GPT-4 dan versi lebih baru, yang meningkatkan kemampuan pemahaman konteks, ketepatan jawaban, dan kemampuan menangani instruksi yang kompleks.

Kini, ChatGPT digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, bisnis, hingga hiburan. Keberadaannya menunjukkan bagaimana AI dapat menjadi alat yang membantu manusia dalam mengakses informasi, berkreasi, dan mempermudah pekerjaan sehari-hari, meskipun tetap membutuhkan pengawasan manusia untuk memastikan keakuratan dan etika penggunaannya.

Rekomendasi Powerbank Terbaik 2025 untuk Perangkat Tetap Aktif

0

Peran Powerbank dalam Kehidupan Digital

Di era digital yang semakin berkembang, kebutuhan akan daya baterai yang tahan lama menjadi semakin penting. Berbagai aktivitas harian seperti bekerja, belajar, hingga traveling tidak bisa lepas dari perangkat elektronik seperti smartphone, tablet, dan smartwatch. Di sinilah powerbank berperan sebagai solusi praktis untuk menjaga perangkat tetap aktif kapan pun dan di mana pun.

Powerbank modern kini hadir dengan berbagai fitur canggih seperti fast charging, wireless charging, hingga MagSafe untuk pengguna iPhone. Selain itu, kapasitas besar dan desain ringkas juga menjadi pertimbangan utama bagi konsumen yang ingin memiliki alat bantu yang efisien dan mudah dibawa.

Rekomendasi Powerbank Terbaik 2025

Berikut beberapa pilihan powerbank terbaik yang tersedia di pasar Indonesia:

  1. Anker PowerCore Select 20000 mAh
  2. Kapasitas besar, cocok untuk dua kali pengisian penuh smartphone.
  3. Dilengkapi teknologi PowerIQ dan VoltageBoost.
  4. Dua port USB, ideal untuk pengguna aktif.

  5. Vivan VPB-W13 Magsafe Wireless

  6. Kompatibel dengan iPhone seri terbaru.
  7. Fitur wireless charging dan magnetik grip.
  8. Desain tipis, cocok untuk gaya minimalis.

  9. ACMIC C10PRO 10000 mAh

  10. Fast charging 18W, cocok untuk Android dan iPhone.
  11. Dilengkapi LED indikator dan proteksi suhu.
  12. Harga terjangkau, cocok untuk pelajar dan pekerja.

  13. Xiaomi Mi Power Bank 3 10000 mAh

  14. Desain elegan dan ringan.
  15. Dilengkapi USB-C dan USB-A.
  16. Efisiensi tinggi dan tahan lama.

  17. Hippo Rino 3 Quick Charge

  18. Kapasitas 10000 mAh dengan fitur Quick Charge 3.0.
  19. Cocok untuk pengguna yang sering berpindah lokasi.
  20. Daya tahan tinggi dan harga kompetitif.

Tips Memilih Powerbank yang Tepat

  • Perhatikan kapasitas: Minimal 10.000 mAh untuk penggunaan harian.
  • Cek fitur fast charging: Penting untuk efisiensi waktu.
  • Pilih port yang sesuai: USB-A, USB-C, atau wireless.
  • Pastikan kompatibilitas: Khususnya untuk pengguna iPhone atau Android.
  • Pertimbangkan ukuran dan berat: Ringkas lebih praktis dibawa.

Tren Pasar Powerbank 2025

Menurut data dari berbagai toko elektronik, powerbank dengan fitur fast charging dan kapasitas 10.000–20.000 mAh menjadi yang paling dicari. Merek seperti Anker, Vivan, dan Xiaomi mendominasi pasar karena reputasi kualitas dan inovasi.

Powerbank dengan MagSafe dan wireless charging juga mulai populer di kalangan pengguna iPhone dan gadget premium. Sementara itu, powerbank lokal seperti Hippo dan ACMIC tetap menjadi pilihan ekonomis dengan fitur yang bersaing.

Powerbank bukan lagi sekadar cadangan daya, melainkan bagian penting dari gaya hidup digital. Dengan pilihan merek seperti Anker, Vivan, Xiaomi, ACMIC, dan Hippo, pengguna bisa menyesuaikan kebutuhan daya dengan fitur yang relevan. Tren 2025 menunjukkan bahwa kapasitas besar, fast charging, dan desain ringkas menjadi kriteria utama dalam memilih powerbank terbaik.

Google Gemini 3 Dipilih Pentagon untuk Teknologi AI Militer

0

Langkah Strategis Departemen Pertahanan AS dalam Mengadopsi Kecerdasan Buatan Generatif

Dalam upaya untuk memperkuat posisi di tengah persaingan global yang semakin ketat, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) telah meluncurkan platform kecerdasan buatan (AI) generatif internal pertamanya, GenAI.mil. Platform ini menjadi langkah penting dalam menghadapi tantangan digital yang semakin kompleks. Sebagai model AI terdepan, Departemen tersebut memilih Gemini for Government dari Google Cloud.

Peluncuran GenAI.mil merupakan bagian dari strategi besar dalam menerapkan AI secara lebih luas. Tujuan utamanya adalah menjangkau sekitar 3 juta personel militer dan pegawai sipil, sehingga setiap individu dapat memanfaatkan teknologi canggih ini dalam tugas sehari-hari. Inisiatif ini juga menjadi implementasi dari arahan yang dikeluarkan oleh Presiden Donald Trump pada Juli 2025.

Era AI-First Dimulai

Menteri Pertahanan Pete Hegseth menyatakan bahwa GenAI.mil akan memberikan akses kepada setiap prajurit Amerika terhadap model AI terkuat di dunia. Meskipun ada narasi tentang peningkatan kekuatan tempur, pada tahap awal, fokusnya lebih pada efisiensi administratif dan produktivitas. Penggunaan AI tidak hanya untuk operasi militer tetapi juga untuk tugas-tugas non-militer seperti pengelolaan dokumen dan perencanaan proyek.

Fokus Awal: Efisiensi Bukan Medan Perang

Penggunaan awal Gemini for Government terutama berfokus pada tugas-tugas yang tidak bersifat rahasia atau unclassified. Contohnya termasuk:

  • Meringkas dokumen kebijakan yang panjang.
  • Membuat daftar kepatuhan proyek dan checklist.
  • Melakukan penilaian risiko untuk perencanaan operasional.
  • Mengekstrak istilah-istilah penting dari kontrak yang rumit.

CEO Google Public Sector, Karen Dahut, menyebutkan bahwa dengan adanya platform ini, personel dapat mengakses AI yang sama dengan yang digunakan oleh bisnis. Fokus utamanya adalah mengubah budaya kerja menjadi “AI-first,” di mana AI bertindak sebagai pengganda kekuatan untuk tugas sehari-hari.

Keamanan dan Kedaulatan Data

Keamanan data menjadi prioritas utama dalam penerapan platform ini. Gemini for Government disebarkan pada Impact Level 5 (IL5), yang berarti platform ini diizinkan untuk memproses Controlled Unclassified Information (CUI). Google menjamin dua hal penting:

  • Data yang diproses di platform GenAI.mil tidak akan pernah digunakan untuk melatih model Gemini publik Google.
  • Platform ini berjalan di lingkungan sovereign cloud yang aman dan didefinisikan oleh perangkat lunak.

Selain itu, Gemini for Government diposisikan sebagai “agen cerdas” yang menggunakan Retrieval-Augmented Generation (RAG) dan dihubungkan dengan Google Search untuk memastikan keakuratan keluaran dan mengurangi risiko halusinasi AI.

Balapan Global untuk Dominasi AI

Keputusan untuk mengadopsi Gemini adalah pengakuan bahwa “tidak ada hadiah untuk tempat kedua dalam perlombaan global untuk dominasi AI.” Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perang untuk Penelitian dan Rekayasa, Emil Michael.

GenAI.mil bertujuan untuk menjadi dasar bagi revolusi AI Amerika, meletakkan dasar untuk alur kerja agen cerdas—proses AI otonom yang dapat mengambil keputusan dan tindakan dengan sedikit intervensi manusia—yang akan mendominasi medan perang digital di tahun-tahun mendatang. Meskipun saat ini Gemini for Government adalah penawaran AI pertama, Departemen Pertahanan telah mengindikasikan bahwa model AI lain akan ditambahkan di masa depan.

Leonardo DiCaprio Akui Potensi Alat, Tapi Ragukan Kemampuan AI Ciptakan Karya Seni

0

Perpustakaan Data di Jantung Server

Di tengah ketenangan server yang tersembunyi, terdapat perpustakaan tak kasat mata. Bukan berupa buku atau rak buku, melainkan kumpulan triliunan data yang dikumpulkan selama bertahun-tahun penelitian, penulisan, dan eksperimen manusia. Di hadapan perpustakaan virtual ini, kecerdasan buatan (AI) hanya membutuhkan waktu sesaat untuk mengakses informasi yang telah tersimpan.

Ketika tombol “Jalankan” diklik, AI tidak membaca seperti manusia; ia menelan. Ia menyedot dan mengompres hasil kerja keras seorang sejarawan yang menghabiskan dua puluh tahun di ruang arsip yang penuh debu, atau seorang ilmuwan yang menghabiskan satu dekade di laboratorium. AI tidak menciptakan; ia merangkum. Proses ini bukan sekadar efisiensi, tetapi merupakan pergeseran besar dalam dunia kreatif—sebuah cermin digital yang kini mampu memantulkan dan memformulasikan kebijaksanaan yang diciptakan manusia selama bertahun-tahun, dalam bentuk ringkasan dingin, instan, dan tanpa emosi.

Seni Tanpa Perjuangan dan Emosi Manusia

Perdebatan tentang peran dan batas Kecerdasan Buatan (AI) dalam industri kreatif semakin hangat. Kali ini, aktor pemenang Academy Award, Leonardo DiCaprio, menyampaikan pendirian skeptisnya terhadap penggunaan AI dalam seni. Ia menyoroti hilangnya elemen penting yang dianggap tidak tergantikan dalam sebuah karya seni.

Dalam wawancara dengan The Hollywood Reporter, DiCaprio mengakui potensi AI sebagai alat bantu, tetapi dengan tegas menolak gagasan bahwa output AI dapat diklasifikasikan sebagai seni sejati. Baginya, inti dari seni adalah tentang emosi, perjuangan, dan keunikan pengalaman manusia. Dalam pandangannya, ketika sebuah karya tidak melalui proses penciptaan oleh tangan dan hati manusia, maka karya tersebut kehilangan esensinya.

“Tidak ada kemanusiaan di dalamnya (AI),” ujarnya. Ia percaya bahwa meskipun AI bisa menjadi alat canggih, hasil keluarannya tidak memiliki ‘jiwa’ atau pengalaman mendalam yang melatarbelakangi penciptaan.

Sampah Internet atau Alat Peningkatan?

DiCaprio mengakui potensi AI, khususnya sebagai alat bantu yang dapat membantu para pembuat film dan seniman. Namun, ia juga menyampaikan kekhawatiran serius terhadap hasil keluaran AI yang sering kali tidak terarah dan berlebihan. Ia melihat AI sebagai sarana yang bisa meningkatkan proses pembuatan film, tetapi pada saat yang sama khawatir bahwa karya-karya yang dihasilkan AI sering kali hanya akan larut dan menjadi bagian dari kebisingan digital yang tidak bernilai.

“AI bisa menjadi ‘Alat Peningkatan’ bagi para pembuat film, tetapi seringkali larut menjadi ‘Sampah Internet’,” katanya. Pernyataan ini memperkuat perdebatan yang sedang berlangsung di industri hiburan mengenai batas antara alat canggih dan pencipta sejati. Pandangannya menekankan bahwa nilai kemanusiaan dan keunikan pengalaman pribadi harus dipertahankan, terutama di era di mana dominasi teknologi mengancam untuk menghilangkan ‘jiwa’ dalam seni.

Satu Komando AI: Perintah Trump Batasi Regulasi Negara Bagian untuk Kebijakan Nasional Terpadu

0

Langkah Sentralisasi Regulasi Kecerdasan Buatan di Amerika Serikat

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengambil langkah penting dengan menandatangani perintah eksekutif yang bertujuan untuk membatasi regulasi Kecerdasan Buatan (AI) di tingkat negara bagian. Tujuan utamanya adalah mendorong adopsi kebijakan nasional yang terpadu dan lebih efisien. Keputusan ini dilakukan karena pemerintah federal merasa khawatir dengan lanskap hukum yang terfragmentasi dan tidak konsisten antar negara bagian.

Kekhawatiran tersebut muncul karena adanya ketidaksesuaian dalam regulasi AI yang dinilai menghambat inovasi dan kecepatan pengembangan teknologi. Hal ini berpotensi membuat Amerika Serikat tertinggal dari negara-negara lain, terutama Tiongkok, yang saat ini menjadi pesaing utama dalam bidang teknologi.

Langkah sentralisasi ini dianggap sebagai strategi jangka panjang untuk menciptakan kerangka hukum yang lebih baik, mempercepat proses inovasi, serta menjaga dominasi teknologi AI Amerika di dunia internasional. David Sacks, penasihat Trump di bidang AI, menyampaikan bahwa model AI bisa dibuat di satu negara bagian, dilatih di negara bagian lain, dan diterapkan secara nasional.

Pemerintah federal ingin menghindari situasi di mana setiap negara bagian memiliki aturan yang berbeda, sehingga menciptakan kekacauan dalam pengaturan industri AI. Menurut Sacks, saat ini sudah ada lebih dari 100 undang-undang terkait AI yang berlaku di tingkat negara bagian, ditambah lebih dari 1.000 langkah regulasi lainnya yang sedang dalam proses.

“Kita akan berakhir dengan 50 model AI yang berbeda untuk 50 negara bagian yang berbeda, kekacauan regulasi yang lebih buruk daripada di Eropa,” tulis Sacks di akun media sosialnya.

Trump akan menggunakan dana federal dan kontrak pemerintah untuk memastikan bahwa semua negara bagian selaras dengan kebijakan nasional. Selain alasan daya saing global, Gedung Putih juga menyuarakan kekhawatiran ideologis terkait regulasi AI di tingkat negara bagian.

Pemerintah federal menuduh beberapa negara bagian yang dipimpin Partai Demokrat memberlakukan batasan yang dianggap terlalu progresif atau “woke” terhadap pengembang AI. Batasan-batasan seperti persyaratan ketat untuk mencegah “diskriminasi algoritmik” terhadap kelompok-kelompok tertentu dinilai oleh Gedung Putih dapat menghambat inovasi dan mempersulit pengembangan teknologi.

“Campur tangan ideologis semacam inilah yang menyebabkan kita memiliki ‘George Washington berkulit hitam’,” tulis Sacks. Ia merujuk pada kasus sebelumnya, di mana generator gambar Gemini milik Google cenderung menghasilkan gambar tokoh sejarah dengan mengubah ras untuk memaksimalkan keragaman.

Trump dan perusahaan teknologi AS memiliki harapan besar terhadap AI sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi di masa depan. Namun, kritikus telah memperingatkan bahwa investasi besar-besaran di sektor AI didasarkan pada proyeksi keuntungan yang tidak pasti, sehingga berpotensi memicu gelembung pasar.

Selain itu, ada juga kekhawatiran tentang reaksi negatif publik, karena ekspansi cepat pusat data yang membutuhkan banyak energi untuk menjalankan sistem AI telah mendorong kenaikan harga listrik di beberapa negara bagian. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun AI memiliki potensi besar, pengembangannya juga membawa tantangan baru yang harus dihadapi.

iPhone 15 rilis 2023, masih layak dibeli?

0

iPhone 15 Masih Layak Dibeli di Tahun 2025?

iPhone 15, yang dirilis pada tahun 2023 lalu, masih menarik perhatian konsumen di Indonesia meski telah berlalu beberapa tahun. Meskipun ada banyak model baru yang muncul setiap tahun, iPhone 15 dan varian Plus-nya tetap menjadi pilihan yang layak dipertimbangkan oleh pengguna di tahun 2025. Hal ini didasarkan pada beberapa faktor seperti dukungan pembaruan sistem jangka panjang, performa chipset yang kuat, serta penurunan harga yang signifikan.

Keunggulan iPhone 15 yang Masih Relevan

Salah satu alasan utama mengapa iPhone 15 masih diminati adalah karena dukungan pembaruan iOS jangka panjang. Apple terkenal memberikan pembaruan sistem operasi selama beberapa tahun untuk perangkat mereka, termasuk iPhone 15. Hal ini memastikan bahwa pengguna tetap bisa menikmati fitur terbaru dan keamanan terkini tanpa harus beralih ke model baru.

Selain itu, chipset A16 Bionic yang digunakan dalam iPhone 15 juga memberikan kinerja yang cukup baik untuk kebutuhan sehari-hari. Chipset ini dilengkapi dengan CPU hexa-core dan GPU 5-core, yang mampu menjalankan aplikasi dan multitasking dengan lancar. RAM sebesar 6GB juga memperkuat kemampuan perangkat dalam mengelola berbagai tugas tanpa mengalami penurunan kinerja.

Harga yang Menurun, Membuat iPhone 15 Lebih Terjangkau

Harga iPhone 15 di pasar Indonesia kini lebih murah dibandingkan saat pertama kali dirilis. Misalnya, varian 128GB dijual sekitar Rp 11,2 juta, sedangkan varian 256GB seharga Rp 13,7 juta. Harga ini jauh lebih rendah dari harga awal yang mencapai lebih dari Rp 16 juta. Bahkan, untuk varian iPhone 15 Plus, harga 128GB mencapai sekitar Rp 13,5 juta, sementara 256GB sekitar Rp 16 juta. Penurunan harga ini membuat iPhone 15 lebih terjangkau bagi calon pembeli yang ingin mendapatkan perangkat premium tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.

Spesifikasi Lengkap iPhone 15

iPhone 15 memiliki desain yang modern dengan bodi aluminium dan kaca belakang yang tahan air hingga kedalaman 6 meter. Layarnya berukuran 6,1 inci dengan resolusi 1179 x 2556 piksel (461 ppi) dan refresh rate 60Hz. Layar ini dilindungi oleh Ceramic Shield yang memberikan perlindungan maksimal terhadap benturan.

Dalam hal kamera, iPhone 15 dilengkapi kamera ganda di bagian belakang, yaitu kamera utama 48MP dan kamera ultrawide 12MP. Kamera ini mampu merekam video 4K@60fps dan memiliki mode Cinematic serta HDR. Sementara itu, kamera depan 12MP cocok untuk selfie dan video call.

Baterai Li-Ion 3349mAh pada iPhone 15 mendukung pengisian cepat 20W, sehingga pengguna dapat mengisi daya hingga 50% hanya dalam waktu 30 menit. Perangkat ini juga kompatibel dengan MagSafe dan Qi untuk pengisian nirkabel.

Pilihan Warna dan Fitur Tambahan

iPhone 15 tersedia dalam beberapa pilihan warna, antara lain hitam, biru, hijau, kuning, dan pink. Meskipun tidak memiliki jack 3.5mm, perangkat ini dilengkapi speaker stereo yang memberikan pengalaman audio yang lebih baik.

Dalam hal konektivitas, iPhone 15 mendukung 5G, Wi-Fi 6, Bluetooth 5.3, NFC, GPS lengkap, serta port USB-C 2.0 dengan DisplayPort. Ini memastikan pengguna tetap bisa terhubung dengan mudah ke berbagai perangkat dan jaringan.

Kesimpulan

Meskipun dirilis beberapa tahun silam, iPhone 15 masih layak dipertimbangkan sebagai pilihan smartphone di tahun 2025. Dengan dukungan pembaruan sistem jangka panjang, performa yang cukup baik, dan harga yang semakin terjangkau, iPhone 15 tetap menjadi salah satu pilihan yang menarik bagi pengguna yang mencari perangkat premium dengan nilai investasi yang baik.