Meningkatnya Ancaman Penipuan Berbasis Kecerdasan Buatan di Industri Jasa Keuangan
Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, khususnya dalam bidang kecerdasan buatan (AI), muncul ancaman baru yang bisa mengancam keamanan masyarakat, terutama di industri jasa keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan peringatan dan himbauan kepada masyarakat untuk lebih waspada terhadap modus penipuan yang menggunakan AI sebagai alat utama.
Salah satu pihak yang menyoroti isu ini adalah Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi. Ia menjelaskan bahwa masyarakat perlu memperhatikan cara-cara pencegahan agar tidak menjadi korban penipuan yang semakin canggih.
Pentingnya Verifikasi Informasi
Friderica menekankan pentingnya verifikasi informasi ketika menerima permintaan yang tidak biasa, terutama yang meminta uang atau informasi pribadi. Ia menyarankan masyarakat untuk melakukan konfirmasi melalui saluran komunikasi lain yang berbeda dari sumber awal.
“Verifikasi terlebih dahulu dengan orang tersebut melalui saluran komunikasi yang lain,” katanya. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa permintaan tersebut benar-benar berasal dari pihak yang sah.
Menjaga Kerahasiaan Informasi Pribadi
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menjaga kerahasiaan informasi pribadi. Friderica menyampaikan bahwa tidak boleh memberikan data keuangan atau pribadi kepada siapa pun jika identitasnya tidak dapat diverifikasi secara pasti.
Ia juga menyarankan untuk selalu waspada terhadap video atau suara yang terlihat atau terdengar tidak biasa, meskipun datang dari seseorang yang dikenal. Hal ini karena teknologi AI bisa digunakan untuk menciptakan simulasi suara atau wajah yang sangat mirip dengan aslinya.
Teknologi AI dan Potensi Penyalahgunaannya
Friderica menjelaskan bahwa kemajuan teknologi AI memiliki potensi besar untuk disalahgunakan. Salah satu contohnya adalah teknik voice cloning, di mana pelaku bisa merekam dan meniru suara seseorang, seperti teman, keluarga, atau rekan kerja. Dengan suara yang telah dipelajari, penipu dapat melakukan percakapan seolah-olah mereka adalah orang yang dikenal oleh korban.
Tidak hanya itu, teknologi AI juga memungkinkan pembuatan deepfake, yaitu video palsu yang meniru wajah dan ekspresi seseorang secara akurat. Video ini bisa digunakan untuk meyakinkan korban bahwa mereka sedang berkomunikasi dengan orang yang mereka kenal, sehingga membuat korban merasa lebih percaya dan mudah tertipu.
Tips Pencegahan Penipuan AI
Untuk mencegah penipuan yang menggunakan AI, masyarakat dapat mengikuti beberapa langkah berikut:
- Jangan langsung merespons permintaan yang tidak biasa, terutama yang meminta informasi pribadi atau uang.
- Lakukan verifikasi melalui saluran komunikasi yang berbeda untuk memastikan keabsahan informasi.
- Hindari memberikan data sensitif kepada pihak yang tidak dapat diverifikasi.
- Waspadai video atau suara yang terlihat atau terdengar tidak normal, bahkan jika berasal dari orang yang dikenal.
- Ketahui cara kerja teknologi AI dan bagaimana bisa digunakan untuk menipu.
Dengan kesadaran yang tinggi dan tindakan pencegahan yang tepat, masyarakat dapat melindungi diri dari ancaman penipuan yang menggunakan teknologi AI. OJK terus berupaya untuk memberikan edukasi dan perlindungan bagi masyarakat dalam menghadapi tantangan di era digital ini.

