Jumat, Desember 5, 2025
Berandaartificial intelligenceDeretan Pandangan Abdul Mu'ti Tentang Kode AI yang Akan Dimasukkan ke Kurikulum...

Deretan Pandangan Abdul Mu’ti Tentang Kode AI yang Akan Dimasukkan ke Kurikulum Sekolah


KEMENTERIAN Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyatakan mata pelajaran kecerdasan buatan atau
artificial intelligence
(AI) dan koding akan menjadi bagian dari kurikulum sekolah mulai tahun ajaran 2025/2026. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah
Abdul Mu’ti
menuturkan
AI
Dan pemrograman tidak termasuk sebagai mata pelajaran wajib tetapi sebagai mata pelajaran pilihan.


“Rencana pelajaran AI dan pemrograman tersebut telah menyelesaikan rancangan akademisnya serta pencapaian belajarnya. Saat ini, tim sedang memproses pengesahan aturan oleh Menteri,” jelas Abdul Mu’ti saat berbincang pada acaraperingatanHariPendidikanNasionalbersamaGoogledanYouTubedi KantorKemendikdasmen,JakartaPusat,Rabu,7Mei2025.


Sebelumnya, Mu’ti menjelaskan bahwa rancangan peraturan menteri tentang pelatihan kecerdasan buatan dan pemrograman saat ini masih dalam tahap penyusunan ulang bersama Kementerian Hukum serta beberapa kementerian yang berwenang. Ia meyakini bahwa pendidikan di kedua bidang itu sangat vital, sehingga seharusnya dimulai semenjak tingkat Sekolah Dasar.


“Tentu saja menguasai teknologi sangatlah penting, dan sebenarnya wajib dilakukan, namun pemakaiannya perlu dioptimalkan untuk berbagai aktivitas yang positif serta memberikan manfaat kepada semua kalangan masyarakat,” ujar Mu’ti saat jumpa pers di Jakarta pada tanggal 2 Februari kemarin.


Dia mengatakan bahwa proposal tersebut sudah mendapatkan dukungan lengkap dari Kemkomdigi dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang penggunaan internet secara bijaksana. Dengan demikian, kedua departemen setuju bekerja sama demi menciptakan sekelompok orang yang dapat menggunakan kemajuan teknologi dengan cara-cara yang bermanfaat.


Berikut adalah pernyataan dari Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengenai mata pelajaran pemrograman komputer dan kecerdasan buatan, yang akan ditambahkan sebagai pilihan untuk siswa kelas 5 SD sampai SMA di semester mendatang.



Aturan Mengenai Kurikulum Pemrograman dan AI di Tingkat Penyusunan Ulang Sejalan



Abdul Mu’ti menyebutkan bahwa kurikulum untuk kecerdasan buatan dan pemrograman akan segera diimplementasikan setelah adanya Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah ( Permendikdasmen ). Ia menjelaskan bahwa aturan terkait dengan kurikulum coding dan AI saat ini sedang diproses oleh Departemen Hukum.


“Koding dan
artificial Intelligence
Sudah selesai, pencapaian belajar pun telah lengkap, dan proses kajian umumpun sudah berakhir. Sekarang kita hanya perlu menantikan rilis regulasi oleh Menteri yang akan datang sesudah adanya penyusunan ulang dari Kementerian Hukum,” ungkapnya ketika ditemui seusai acara Denpasar Education Festival di Denpasar, Bali pada hari Kamis, tanggal 8 Mei 2025, demikian dilaporkan.
Antara
.


Sekretaris Umum PP Muhammadiyah menyebutkan bahwa usai menjalani tahapan harmonisasi oleh Kementerian Hukum, pendidikan mengenai pemrograman dan kecerdasan buatan bakal mulai diimplementasikan dalam kurikulum tahun ajaran 2025/2026.



Penggunaan AI dalam Pendidikan Diiringi Kesalehan Digital



Dalam kesempatan itu, Mu’ti menyebutkan penggunaan AI di sektor pendidikan tidak hanya mengembangkan kemampuan digital, tetapi juga perlu dibarengi dengan kesalehan digital.


“Istilahnya kita mengajarkan mereka dengan kemampuan digital sekaligus juga kesalehan digital agar teknologi ini tidak disalahgunakan, tetapi digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat,” tuturnya.


Mu’ti merespons kedatangan tokoh filantrofi dan juga pencipta Microsoft, Bill Gates, yang mendukung penerapan AI dalam bidang pendidikan di Indonesia. Ia menyatakan bahwa dirinya belum memahami sepenuhnya percakapan antara Bill Gates dengan Presiden Prabowo Subianto pada hari Rabu, tanggal 7 Mei 2025, di Jakarta.


Namun Mu’ti ingin AI dapat digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab. “Memang (kita) ingin penggunaan AI ini bisa luas, tetapi tentu harus kita sertai dengan tidak sekadar kemampuan penggunaannya, tetapi juga bagaimana mereka menggunakan dengan bertanggung jawab,” kata dia.


Dia pun mengungkapkan bahwa kesempatan kerjasama dengan pihak ketiga seperti Google sangat luas terbuka guna mendukung pembinaan staf pengajar di Indonesia. Terlebih lagi, telah terselenggara sejumlah pelatihan untuk guru-guru di berbagai lokasi, termasuk Semarang dan Jakarta belum lama ini.



Manfaat dan Kekurangan Teknologi AI di Bidang Pendidikan



Mu’ti berpendapat bahwa AI memiliki peluang besar untuk memperkuat proses pendidikan. Akan tetapi, ia juga mementingkan perlunya penerapan AI yang terencana dengan baik serta sejalan dengan teknik pengajaran alternatif.


Menurut Mu’ti, kecerdasan buatan (AI) dapat menjadi pendekatan yang menarik di bidang pendidikan. Ia memberikan contoh tentang seorang guru bahasa Inggris yang menggunakan teknologi tersebut agar proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.


“Di luar sifatnya sebagai suatu metode yang menggoda, manfaat dari AI terletak pada kemampuan untuk menyediakan pelayanan pendidikan yang lebih cepat berkat proses percepatannya. Hal ini memungkinkan siswa mendapatkan akses informasi daripada hanya membaca buku,” katanya saat berkunjung ke Kantor Kemendikdasmen, Rabu.


Namun begitu, Abdul Mu’ti juga menekankan bahwa AI memiliki beberapa kerentanan yang harus dicermati akibat akses dan kelancaran pemakainya. “Ada dua kekurangan utamanya. Pertama, data atau info yang didapat mungkin tidak sepenuhnya tepat, maka dari itu pemanfaatan AI masih perlu dibimbing oleh para pendidik,” ungkapnya.


Selain risiko disinformasi, Mu’ti juga menyoroti potensi ketergantungan pada teknologi yang dapat melemahkan pembelajaran aktif. Untuk itu, siswa tetap perlu didorong membaca buku, baik cetak maupun digital, serta mengikuti pembelajaran kontekstual, seperti permainan atau pengenalan benda-benda sekitar untuk memahami konsep matematika.


“Barusan disebutkan terdapat permainan yang memadukan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, atau cara mengajarkan matematika melalui pengenalan beragam objek di lingkungan siswa, lalu menjelaskan hubungannya dengan konsep-konsep, formula, atau teori dalam matematika,” jelasnya.



Defara Dhanya

,

Hanin Marwah

,mempunyai peran dalam penyusunan artikel ini.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular