Jumat, Desember 5, 2025
BerandagoogleGen Z Lebih Suka Pakai Aplikasi Ketimbang "Googling", Begini Alasannya

Gen Z Lebih Suka Pakai Aplikasi Ketimbang “Googling”, Begini Alasannya


ZONA GADGET

“Gugling” telah menjadi frasa biasa digunakan saat seseorang menjelajahi dunia maya. Kebanyakan orang, termasuk di Indonesia, cenderung menggunakan layanan pencarian Google untuk keperluan ini.

Namun, popularitas istilah itu mulai terkikis khususnya di kalangan generasi Z, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1997 – 2012. Musababnya, gen Z cenderung melakukan penelusuran lewat media sosial, seperti TikTok atau Instagram dan kata “googling” menjadi tidak relevan.

Istilah Googling sendiri dipercaya muncul pertama kali lewat serial televisi Amerika Serikat “Buffy the Vampire Slayer” pada tahun 2002. Saat itu, istilah Googling dipakai sebagai candaan, tetapi kemudian berevolusi menjadi sebuah budaya.

Google juga diperistilahkan menjadi sebuah verba dalam Kamus Inggris-Oxford pada tahun 2006 sebab terkait erat dengan segala jenis penelusuran daring.

Setelah dua dekade lebih sejak debut, istilah itu kini memudar karena preferensi generasi muda atas pencarian di internet yang berubah.

Penelitian dari Bernstein Research mengindikasikan bahwa sebesar 45% responden generasi Z lebih condong menggunakan TikTok atau Instagram sebagai sumber pencarian rekomendasi daripada Google.

Tindakan tersebut justru bertolak belakang dengan kebiasaan generasi sebelum Gen Z yang lebih banyak menggunakan Google.

Hanya sekitar 35 persen generasi milenial (kelahiran 1981-1996), 20 persen gen X (kelahiran 1965-1980) kurang dari 10 persen Baby Boomer (kelahiran 1946-1964) yang memakai media sosial untuk mencari sesuatu secara
online
.

Bernstein Research memaparkan bahwa pergeseran tren itu disebabkan karena gen Z lekat dengan internet yang kian berkembang. Bagi gen Z, mencari sesuatu lewat media sosial terasa lebih alami dan intuitif.

Menurut Mark Shmulik dari Bernstein Research dalam wawancara dengan Business Insider, “Saya rasa jika saat ini Anda menghapus kata kerja tersebut, hal itu disebabkan oleh kemajuan teknologi serta perubahan perilaku konsumen.”

Dengan berjalannya waktu, proporsi generasi Z yang menjelajahi media sosial pun naik hingga mendekati 52% di tahun 2023. Menurut data dari perusahaan penelitian pasar GWI Core pada 2016, angkanya hanya sebesar 40% pada tahun tersebut, demikian dilaporkan.
KompasTekno
dari
Firstpost
, Selasa (3/6/2025).

Berikut beberapa topik yang diinvestigasi generasi Gen Z melalui platform-media sosial terkait dengan merk atau brand adalah sebagai berikut:
brand
), barang, sampai dengan beragam jasa.


Google mengandalkan kecerdasan buatan untuk menarik generasi Z

Tren pergeseran cara anak muda dalam menelusur sesuatu di internet juga diamini oleh Google. Menurut Senior Vice President Google, Prabhakar Raghavan, nyaris 40 persen anak muda beralih ke TikTok atau Instagram untuk mencari rekomendasi tempat makan, ketimbang memakai Google Maps atau Search.

Menanggapi tren itu, Google memilih investasi ke teknologi baru yang dinilai bakal relevan dengan anak muda. Misalnya lewat fitur berbasis augmented reality “multi-search” yang memungkinkan pengguna menelusur lewat kueri teks dan gambar sekaligus.

Ada pula fitur “Ask Photos” berbasis AI Gemini di Google Photos yang bisa menampilkan foto atau video pengguna berdasarkan perintah. Misalnya foto saat di lokasi atau melakukan aktivitas tertentu dan lain sebagainya.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular