ZONA GADGET – Menghadapi tekanan hukum serta pergantian tren digital, kedudukan Google sebagai raja mesin pencari di seluruh dunia mulai tergoyahkan. Korporasi teknologi yang berasal dari Mountain View saat ini harus menangani ancaman signifikan datang dari segala arah, termasuk tuntutan antimonopoli, penurunan tingkat ketertarikan pengguna, sampai persaingan ketat dengan platform berbasis kecerdasan buatan (AI) semacam Perplexity.
Tuntutan hukum terhadap Google masih berlanjut di beberapa negara. Banyak orang menyebutkan bahwa perusahaan tersebut menerapkan praktik monopoli yang tidak adil bagi persaingan pasar. Sementara itu, para pengguna pun mulai merasakan bahwa fitur penelusuran Google menjadi lebih rumit dengan banyaknya iklan, sehingga mempengaruhi kualitas hasil pencarian mereka secara efektif.
Namun, tekanan terbesar justru datang dari perubahan perilaku pengguna internet. Generasi muda, yang kini lebih akrab dengan TikTok dan chatbot AI, perlahan meninggalkan mesin pencari tradisional. Mereka lebih suka informasi cepat dan interaktif, bukan sekadar daftar tautan.
Situasi Google semakin pelik ketika Apple dan Samsung, dua raksasa industri perangkat, mulai menjajaki alternatif lain. Reuters melaporkan bahwa Apple tengah mempertimbangkan untuk menyematkan mesin pencari berbasis AI di browser Safari mereka, yang bisa menjadi ancaman langsung terhadap posisi Google sebagai mesin pencari default di perangkat Apple.
Pada saat yang sama, Samsung kelihatan lebih agresif. Berdasarkan laporan Bloomberg, Samsung telah memasuki fase akhir investasi signifikan pada startup bidang AI bernama Perplexity. Selain menjadi pemodal, Samsung juga bermaksud menyatukan teknologi Perplexity kedalam produk-produk mereka mulai dari browser sampai dengan asisten digital Bixby.
Langkah ini menjadi tanda jelas bahwa Samsung ingin mengurangi ketergantungan pada Google. Bila rencana ini terealisasi, kemungkinan besar kita akan melihat kehadiran Perplexity di seri Galaxy S26 yang dijadwalkan meluncur awal 2026.
Perplexity tidak bisa diremehkan. Perusahaan sedang berusaha mendapatkan investasi senilai 500 juta dolar AS dan memiliki penilaian pasar yang luar biasa hingga 14 miliar dolar. Apabila kolaborasi dengan Samsung terealisasikan, hal itu dapat menjadikannya sebagai kemitraan paling signifikan bagi mereka dalam industri perangkat seluler, melebihi kesepakatan sebelumnya dengan Motorola.
Menariknya, Apple dikabarkan berminat menjadikan Perplexity sebagai pilihan mesin pencari serta menggantikan ChatGPT. Dalam kesaksian yang diberikan dalam sidang antimonopol antara lain tentang Google, Eddy Cue dari Apple menunjukkan ketertarikannya pada performa Perplexity.
“Kami sangat terkesan dengan apa yang dilakukan Perplexity,” ujar Cue. “Karena itu, kami mulai berdiskusi dengan mereka.”
Langkah Apple dan Samsung ini mencerminkan pergeseran besar dalam lanskap pencarian digital dari dominasi satu pemain, menjadi medan kompetisi yang lebih terbuka, dengan teknologi AI sebagai senjata.
Untuk Google, hal ini bukan hanya masalah bisnis tetapi juga pengujian identitasnya. Bisakah mereka menyesuaikan diri dan menjaga posisi sebagai pemimpin dalam search engine, atau malah akan tertinggal akibat arus inovasi yang telah mereka dorong sendiri?

