Jumat, Desember 5, 2025
BerandaBeritaGrab: Transformasi Membutuhkan Data, Bukan Hanya Intuisi

Grab: Transformasi Membutuhkan Data, Bukan Hanya Intuisi


Zona Gadget

– Sektor bisnis saat ini menghadapi tantangan yang sangat besar.

Kemunduran ekonomi dunia, perubahan-perubahan di pasar, serta peningkatan teknologi memaksa para pebisnis harus dengan cepat bersesuaian dan menerapkan strategi-strategi terbaru.

Ini dibahas dalam, Grab Business Forum 2025 di Hotel Fairmont, Jakarta pada awal Mei 2025.

Forum kali ini berfokus pada tema “Menggapai Lebih Jauh: Menjelajahi Perubahan, Mendorong Pertumbuhan”, dengan keikutsertaan sekitar 1.400 orang dari lebih dari 800 badan usaha.

Acara ini dimulai dengan sambutan dari Deputi Bidang Pengembangan Iklim dan Penanaman Modal di Kementerian Investasi dan Hilirisasi Republik Indonesia, Dr. Riyatno, bersama dengan ekonom terkemuka dan mantan Menteri Keuangan RI periode 2013-2014, Chatib Basri.

Director of Grab For Business Roy Nugroho mengatakan, Grab menyediakan platform menyederhanakan kebutuhan operasional perusahaan.

Melinda Savitri dari Jabatan Pemasaran Negara Grab Indonesia menyatakan bahwa merek bisa menggunakan ekosistem Grab serta OVO untuk meningkatkan pengenalan produk melalui strategi pemasaran yang disinkronisasikan dengan baik.

GrabAds membolehkan merek mencapai ratusan juta pemakai dengan akurat lewat beberapa titik kontak yang ada.

Kepala Produk Geo Grab, Pradepp Varadaraja, menjelaskan tentang peranan Grab Maps yang telah diperkuat dengan teknologi kecerdasan buatan.

Fitur unggulannya, auto-validation, mampu mengidentifikasi dan mengecek keabsahan jalur perjalanan dengan cara otomatis serta dalam waktu nyata.

Didiek Hartantyo selaku Managing Director PT KAI, Salman Subakat sebagai CEO PT Paragon, serta Rian Kaslan dari Direksi BNI memaparkan strategi perusahaan dalam menangani tantangan era digital yang kian pesat.

Laporan IMF dalam World Economic Outlook 2025 mencatat, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat menjadi 2,8 persen dari proyeksi sebelumnya 3,3 persen.

Ketidakhastian ini disebabkan oleh ketidakstabilan dalam kebijakan serta tensi geopolitik yang meningkat.

Meski terdampak, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan.

BPS mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 sebesar 4,87 persen.

Dr. Riyatno menyebutkan bahwa investasi merupakan faktor penggerak utama pertumbuhan ekonomi yang menduduki peringkat kedua tahun lalu dengan angka sekitar 29,15 persen.

Ia menekankan potensi besar sektor ekonomi digital dan data center.

“Menurut proyeksi tahun ini, sektor ekonomi digital di Indonesia diyakini akan tumbuh hingga mencapai angka 130 miliar dolar AS, yang setara dengan 44% dari perkiraan total ekonomi digital kawasan Asia Tenggara. Untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang optimal, kami menekankan pentingnya kerjasama model triple helix; yaitu adanya koordinasi efektif antara pihak pemerintahan, perusahaan swasta, serta institusi pendidikan tinggi,” jelasnya melalui siaran resmi tersebut seperti dilansir oleh Zona Gadget pada hari Senin, tanggal 19 Mei 2025.

Chatib Basri menggarisbawahi bahwa ketidakpastian tak dapat dicegah dalam sistem ekonomi global.

Dia membandingkan kekuatan dengan pembalap MotoGP Marc Marquez yang masih mampu bangkit meskipun terjatuh sebanyak 27 kali dalam satu musim.

“Berani di bidang bisnis dan ekonomi tak sekadar berarti siap menghadapi resiko, melainkan juga tentang bagaimana tetap stabil dan sigap saat masa depan belum tentu. Hal ini baru dapat diraih apabila kita sudah biasanya gagal, akan tetapi dengan aman,” katanya.

Dia menyebutkan pula bahwa Indonesia menghadapi paparan luar negeri yang cukup terbatas jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Dengan rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang rendah serta ketergantungan pada pasaran Amerika Serikat hanya berkisar 2,5%, dianggap bahwa Indonesia memiliki stabilitas yang lebih baik.

“Dalam situasi di mana dunia tampak tidak stabil, terkadang apa yang dibutuhkan bukanlah sebuah negara ideal, melainkan suatu negara yang lebih superior daripada pilihan lain,” tambahnya.

Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, menggarisbawahi kesesuaian dari eksplorasi berani serta penyusunan taktik terbaru.

“Di tengah lingkungan pasar yang kian dinamis, sikap optimistis masih sangat penting. Menjalankan bisnis di masa kini tidak lagi tentang menantikan kejelasan, melainkan bagaimana dengan cepat mentransformasi diri melalui penggunaan data dan teknologi. Acara Grab Business Forum diciptakan sebagai platform bagi kita semua untuk merancang kerja sama antar sektor, mengembangkan strategi yang fleksibel, serta membentuk ekosistem bisnis yang kuat dan dapat berkembang secara berkesinambungan,” ungkapnya.

Roy Nugroho menyatakan bahwa rasa berani untuk mengambil risiko perlu diiringi dengan dukungan dari sebuah platform yang handal supaya produktivitas serta efisiensi dalam perusahaan bisa dipertahankan.

“Grab For Business serta layanan B2B lainnya seperti GrabAds dan GrabMaps mempermudah aktivitas harian, termasuk transportasi, logistik, kuliner, barang keperluan dasar, hingga manajemen biaya dengan dukungan analisis berdasarkan data,” katanya.

Dengan menggunakan teknologi serta kecerdasan buatan (AI), Grab memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan pengendalian dan keterbukaannya sehingga bisa tetap bersaing.

“Melalui teknologi yang dikembangkan dan diadopsinya bersama dengan kecerdasan buatan (AI), Grab mendukung perusahaan dalam meningkatkan pengendalian, keransakaan, dan fleksibilitas guna tetap berkompetisi,” jelas Roy.

(*)

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular