Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Industri Pinjaman Daring
Industri pinjaman daring (pindar) kini semakin memadukan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses penilaian kredit. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa industri ini mulai menerapkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam sistem credit scoring. Penggunaan AI ini melibatkan machine learning yang mampu mempelajari karakteristik dan pola perilaku pengguna secara dinamis.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga PVML OJK, Agusman, menjelaskan bahwa pemanfaatan AI memberikan berbagai manfaat. Proses penilaian kredit menjadi lebih efisien dan akurat, serta dapat meningkatkan kualitas analisis risiko dan memperluas akses pendanaan yang berkelanjutan. Namun, ia menekankan pentingnya menjaga akurasi dan transparansi algoritma yang digunakan serta menghindari bias dalam pengambilan keputusan.
Selain itu, Agusman juga menegaskan perlunya menjaga keamanan data nasabah dan mematuhi prinsip kehati-hatian serta ketentuan yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk memastikan kepercayaan masyarakat terhadap layanan pinjaman daring tetap terjaga.
Pertumbuhan Industri Pindar
Dalam laporan OJK per Agustus 2025, total outstanding pembiayaan industri pindar mencapai Rp87,61 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 21,62% secara tahunan (year-on-year). Jika dibandingkan dengan Juli 2025, outstanding pembiayaan tumbuh sebesar 3,48% dari Rp84,66 triliun.
Tingkat wanprestasi (TWP90) industri pindar pada bulan tersebut tercatat stabil di level 2,60%. Ini menunjukkan bahwa risiko keterlambatan pembayaran masih dalam kondisi terkendali.
Persyaratan Modal dan Kewajiban Penyelenggara
Sebagai informasi tambahan, OJK mencatat bahwa ada 9 dari 96 penyelenggara pindar yang belum memenuhi ketentuan modal sebesar Rp12,5 miliar. Selain itu, 9 penyelenggara lainnya juga belum memenuhi kewajiban ekuitas minimum sebesar Rp12,5 miliar. Semua penyelenggara ini telah menyampaikan action plan kepada OJK.
OJK terus melakukan langkah-langkah yang diperlukan berdasarkan progress action plan untuk memenuhi kewajiban ekuitas minimum. Langkah ini termasuk injeksi modal dari pemegang saham maupun strategi investor yang kredibel. Opsi pengembalian izin usaha juga dipertimbangkan sebagai alternatif jika tidak ada solusi yang memadai.
Tantangan dan Harapan Masa Depan
Meski terdapat tantangan dalam memenuhi persyaratan modal dan ekuitas, OJK tetap optimis bahwa industri pindar akan terus berkembang dengan dukungan teknologi dan regulasi yang tepat. Pemanfaatan AI diharapkan bisa menjadi salah satu faktor utama dalam memperkuat stabilitas dan keandalan layanan pinjaman daring.
Pengawasan yang ketat serta inovasi teknologi akan menjadi kunci bagi perkembangan industri ini. Dengan demikian, masyarakat dapat memanfaatkan layanan keuangan yang lebih cepat, aman, dan andal.

