Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedIFLS 2025 Digelar Bulan Depan, Bahas Strategi Pendidikan Rangkul AI

IFLS 2025 Digelar Bulan Depan, Bahas Strategi Pendidikan Rangkul AI

Ajang Indonesia Future of Learning Summit (IFLS), yang sebelumnya sudah tiga kali dilaksanakan, kembali digelar dengan memfokuskan pembahasan pada kecerdasan buatan (AI) dalam sektor pendidikan.

Pameran pendidikan yang dihelat oleh PT Reformasi Generasi Indonesia (REFO) ini akan diselenggarakan pada Sabtu (23/8) pukul 08.00–17.00 WIB, di Episode Gading Serpong Hotel.

IFLS 2025, dengan mengajak lebih dari 300 pemangku kepentingan pendidikan dari seluruh Indonesia, mengusung tema “AI-ducated: Unlocking The Future with AI Skills and Beyond.” Ini mencerminkan era baru saat menjadi terdidik berarti memahami kekuatan dan dampak AI, mampu beradaptasi dengan percaya diri, serta bijak dalam memanfaatkan AI untuk kebaikan umat manusia.

Hal ini sejalan dengan visi pendiri PT REFO, Pepita Gunawan, untuk menghadirkan konten pendidikan yang berkualitas, kontekstual, dan mudah diakses.

“Menjadi AI-ducated berarti memahami kapan dan untuk apa kita menggunakan AI. Tentunya dengan tujuan baik dan memperkaya kehidupan manusia,” ujar Pepita Gunawan.

Ia juga menegaskan bahwa merangkul AI bukan sekadar mengikuti tren, tetapi merupakan bentuk tanggung jawab.

“Kita tak bisa memprediksi masa depan, tapi bisa mempersiapkan generasi untuk memimpinnya lewat pendidikan yang berpihak pada kemanusiaan,” tambahnya.

Menurutnya, IFLS 2025 bukan sekadar konferensi, melainkan juga sebuah ruang untuk berbagi pengetahuan, berdialog terbuka, dan merumuskan visi bersama demi terciptanya sistem pendidikan Indonesia yang adaptif, inklusif, dan berkelanjutan.

Mengutip pepatah Afrika ‘it takes a village to raise a child’, Pepita menekankan bahwa membesarkan generasi penerus merupakan tanggung jawab bersama. Membutuhkan kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Melalui IFLS 2025 ini saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkontribusi membangun masa depan pendidikan Indonesia. IFLS 2045 bukan event biasa, ini adalah sebuah pergerakan, ikhtiar kolektif untuk membangun bangsa,” kata Pepita.

Sesi-sesi dalam IFLS 2025

Event ini memiliki beberapa sesi dengan fokusnya masing-masing. Berikut rinciannya:

• Where is School in the Key Skills vs AI Saga?

Sesi ini mengungkap wawasan dari pemimpin sekolah visioner tentang menyeimbangkan AI dengan pengembangan keterampilan masa depan, serta menetapkan batasan jelas bagi siswa, guru, dan orang tua.

• Ter-AI-ducated: AI to Support Mastery of Key Skills

Dengan format demo slam , sesi ini menampilkan dua pendidik yang menggunakan AI untuk mendukung pengembangan dan penguasaan keterampilan kunci siswa.

• Finding the Balance at Home

Sesi ini berbicara soal refleksi jujur orang tua tentang tantangan membesarkan anak di era digital dan AI, dilengkapi strategi praktis dari sisi psikologis untuk membentuk kebiasaan teknologi yang sehat di rumah.

• The Most Important Skills for The Future

Sesi berbasis data ini mengungkap keterampilan masa depan yang kritis tetapi kerap diabaikan oleh institusi pendidikan, serta menyoroti keterampilan lama yang kini mulai kehilangan relevansinya.

• AI and Beyond

Tema ini mengeksplorasi manfaat AI dalam dunia pendidikan dan menyoroti nilai-nilai yang lebih dalam serta tujuan jangka panjang di balik penggunaannya, mendorong adopsi AI dengan niat baik, empati, dan klaritas.

Pembicara-pembicara dalam IFLS 2025

Sementara itu, para pembicara dengan berbagai latar belakang dan kepakaran akan hadir di event ini. Berikut daftarnya:

• Dr. Iwan Syahril (Global Advisory Council, Teach for All).

Diakui oleh UNESCO, UNICEF, dan World Bank, Iwan adalah pemimpin transformasi pendidikan yang menekankan pentingnya human agency dan kepemimpinan berempati dalam era AI.

• Okki Sutanto

Penulis dan pembicara dengan latar psikologi yang menyoroti isu kemanusiaan, teknologi, dan pendidikan. Okki menekankan pentingnya membangun ketahanan psikososial anak di tengah digitalisasi, serta menjaga empati dan kemampuan berpikir kritis.

• Claire Simms (Assistant Principal-Innovation and Technology, St. Joseph’s Institution International Elementary School Singapore)

Ia merupakan pemimpin pendidikan asal Inggris dengan lebih dari 25 tahun pengalaman di Asia. Dikenal atas pendekatannya yang membumi dan berpusat pada siswa. Di SJI International, Claire memimpin integrasi AI berbasis nilai untuk memberdayakan guru dan siswa.

 

• Haoken Huoermaiti, Ed. D. (IBEN Consultant & SVTL, International Baccalaureate, IB Diploma Program Coordinator, Sinarmas World Academy)

Pendidik International Baccalaureate (IB) berpengalaman ini juga merupakan advisor bagi sekolah-sekolah IB terkemuka di Asia-Pasifik. Haoken juga aktif sebagai konsultan, pemimpin program, dan penguji IB.

Sebagai pencetus program Desain dan Teknologi, Haoken menerapkan integrasi STEM dan AI dalam pembelajaran. Sebagai ayah dari penerima beasiswa Harvard, Haoken menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah dan keluarga dalam membentuk karakter dan ketahanan siswa.

• Abdullah, S.Pd., M.T., (School Principal, SMAN 1 Glagah, Banyuwangi)

Dia merupakan pendidik inovatif dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, dikenal atas kepemimpinannya dalam integrasi teknologi di sekolah negeri. Lulusan IKIP Surabaya dan ITS ini telah menerima berbagai penghargaan atas kontribusinya dalam pendidikan.

• Mindy Slaughter (Elementary Learning Innovation and Technology Coach, Jakarta Intercultural School)

Pendidik dan Pemimpin Lokakarya IB dengan pengalaman lebih dari 15 tahun ini dikenal atas perannya dalam mendorong integrasi AI yang bertanggung jawab.

Di JIS, Mindy memanfaatkan AI untuk pembelajaran diferensiatif dan umpan balik real-time.

• Hanna Christina Sondakh (Learning Innovation & Technology Coach, Jakarta Intercultural School Elementary)

Pendidik STEAM dan pelatih teknologi ini berpengalaman dalam merancang pembelajaran berbasis inkuiri yang terintegrasi AI dan pemikiran desain. Hanna aktif mengeksplorasi pemanfaatan teknologi seperti Flint AI untuk mendemokratisasi akses pendidikan.

• Yuliana, M.Pd. (Director of IPEKA International Schools)

Pendidik dan pemimpin kurikulum berbasis iman ini berpengalaman lebih dari 20 tahun di pendidikan Kristen. Yuliana kini berfokus pada pengembangan profesional guru dan kepala sekolah.

• Lee Ting Jian (Head of School, Jakarta Nanyang School)

Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, Ting Jian memimpin transformasi JNY melalui integrasi teknologi, literasi AI, dan fokus pada kesejahteraan serta pembelajaran masa depan.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular