ZONA GADGET
– Mungkin Anda sudah menonton videonya di mana ban atau roda mobil produksi BYD terlihat ragu-ragu untuk masuk ke dalam lubang yang ditutupi kaca ketika sedang bergerak.
Akhirnya, kaca tipis pada demonstrasi video tersebut masih terlihat utuh. Sepertinya ada sesuatu seperti indra pengelihatan yang memberikan informasi kepada kakikaki sehingga roda dapat diangkat dan tak menindih tutup lubang berupa kaca itu sendiri.

Atau dalam scene lain, roda naik sebentar sebelum menjejakkan diri pada batu atau tonjolan di jalanan bergelombangan. Gerakan tersebut terjadi begitu cepat ketika kendaraan sedang melaju kencang.
Akhirnya, badan mobil tetap stabil sampai gelas berisi air di dalam kokpit tidak bergoyah. Seolah-olah mobil itu sama sekali tidak menimbulkan getaran.
Berikut adalah penjelasan sederhana tentang sistem suspensi luar biasa milik BYD. Sistem ini mencakup total enam jenis teknologi dan disebut sebagai DiSUS.
Yaitu DiSus-C, DiSUS-A, DiSus-P, DiSus-X, DiSus-M, dan DiSus-Z
Berikut ini adalah ilustrasi yang barusan Anda baca mengenai DiSus-Z Intelligent Electromagnetic Body Control System atau dengan kata lain seperti dijelaskan berikut.
Guncangan pada mobil bisa terjadi ke berbagai arah. Salah satunya guncangan vertikal atas bawah.
Maka dibuatlah kontrol bodi vertikal untuk meredam guncangan tersebut dan dilabel DiSus oleh BYD.
Pada DiSus-Z (dipakai pada Yangwang U7), BYD mengaplikasi teknologi suspensi pertama di dunia yang sepenuhnya elektrik.
Bisa jadi tampak sederhana. Namun bila dianalisis lebih lanjut, disinilah terletak kehebatannya.
Sistem membuat bodi kendaraan seolah-olah melayang di atas keempat roda, mampu mengelola energi vertikal secara dua arah.
Ketika sedang berjalan, sistem suspensi pada sepeda motor mentransformasikan energi listrik secara langsung menjadi kekuatan mekanik dan dengan aktif menciptakan pergerakan vertikal guna menyeimbangkan hambatan yang berasal dari permukaan jalanan.
Ini efektif melepaskan hubungan antara bagian atas kendaraan dan sasis bawah, memberikan pengalaman berkendara yang halus dan stabil seperti mengambang.
Gambarannya, atlet beladiri saja bisa tenang berdiri angkat satu kaki di atas atap saat mobil melaju.
“Dari sisi sensor, kami secara independen mengembangkan sensor eksklusif bernama Mochi, yang dirancang khusus untuk DiSus-Z,” ujar Mr. Wang Jianwei Javy, Head of Product BYD Asia Pacific dalam presentasinya di hadapan sejumlah media di sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, NTB (21/5).
“Beberapa mungkin bertanya, kenapa kita harus membuat sensor sendiri? Sebab teknologi sensor kontrol vertikal yang ada di pasaran belum bisa menjangkau tingkat kecepatan dan ketepatan yang dibutuhkan oleh DiSus-Z,” jelasnya.
“Oleh karena itu, kami menciptakan sensor Mochi yang merupakan sensor pertama yang menerapkan teknologi 3D Hall Effect canggih untuk kontrol vertikal kendaraan,” sambungnya lagi.
Teknologi sensor ini banyak dipakai di kedirgantaraan dan medis.
Mengukur perpindahan dengan mendeteksi perubahan medan magnet. Memakai sensitivitas yang luar biasa, waktu respons ultra cepat dan tanpa kontak.
Kelajuan pengenalan dari sensor tersebut adalah sekitar 50 mikrosekon, menjadikannya yang paling cepat di antara perusahaan lainnya.
Ini mengartikan bahwa sensor mampu mendeteksi status mobil hingga 4.000 kali pada setiap detik singkat mata tertutup, atau 20 kali lebih pesat dari yang umumnya diterapkan di bidang ini.
Dalam hal ketepatan pengenalan, kita sudah meraih keakuratan sebesar 10 mikrometer, yang merupakan standar paling tepat dalam bidang ini. Mau tahu berapa itu 10 mikrometer?
Untuk membandingkan, satu helai rambut manusia berdiameter kira-kira 100 mikrometer, yang hampir menjadi batas bagi mata telanjang untuk melihat.
“Ukuran sel darah merah kira-kira 20 mikrometer, yang berarti bahwa ketelitian sensor kita kurang dari separuh ukuran sel darah merah,” jelas Wang Jianwei Javy.
Secara singkat, sensor Mochi pada intinya merupakan sebuah mikroskop yang digunakan untuk pengamatan vertikal.
TIGA HAL YANG MENONJOL
Terdapat tiga aspek penting dalam DiSus-Z. Yang pertama ialah kecepatannya.
Sistem ini menunjukkan penyesuaian yang ekstrem dalam kecepatan, merespons hanya dalam waktu 5 milidetik, menjadikannya yang paling cepat di seluruh dunia.
Misalnya saja mobil menabrak polisi yang sedang tertidur dengan kecepatan 30 km/jam, umumnya diperlukan waktu kira-kira 60 milidetik untuk bereaksi.
Dalam sistem suspensi aktif konvensional, tingkat penyetelannya hanya mencapai kira-kira 0,5 kali pada interval tersebut.
Namun, DiSus-Z dapat melaksanakan 12 adaptasi cepat dalam periode tersebut, sebanding dengan refleks manusia.
Hal ini menjadikan perjalanannya nyaris tanpa terasa dan halus.
Pada kehidupan sehari-hari, kendaraan bermotor kerap menemui beragam hambatan seperti reruntuhan atau jalanan yang memiliki ketidaksamaan tinggi.
Hambatan tiba-tiba ini dapat merusak roda jika tidak segera diatasi.
Dengan frekuensi penyesuaian 500 kali per detik ditambah fungsi prediktif canggih, DiSus-Z membuat mobil besar punya kelincahan dan responsivitas bagai mobil kecil yang gesit.
Poin kedua adalah ketepatan yang luar biasa.
Menggunakan keahlian adaptasi yang luar biasa dan ketepatan mencapai hanya 1 milimeter, hal ini menjadikan produk tersebut sebagai patokan teratas global.
Tingkat kontrol yang sangat presisi ini memungkinkan kendaraan untuk melakukan aksi-aksi mengesankan, seperti manuver kompleks layaknya tarian robot dengan gampang.
Dengan respons instan terhadap setiap gerakan, DiSus-Z membuat pemakai merasakan pengalaman yang belum pernah ada sebelumnya.
SEGEDE TENAGA LCGC
Hal ketiga yang utama dari DiSus-Z adalah stabilitas.
Sistem ini mampu menghasilkan daya puncak hingga 50 kW, yang merupakan tingkat tertinggi secara global dalam teknologi kontrol tubuh vertikal.
Apa arti 50 kW dalam istilah praktis?
Jika dikonversi ke daya dorong, ini setara dengan dorongan vertikal sebesar 70 tenaga kuda, sebanding dengan total output tenaga dari sebuah kendaraan LCGC (Low Cost Green Car).

