iPhone Produksi di India? Apple Resmi Berpindah dari China ke Pasar AS Untuk Menghindari Tarif Trump
Zona GadgetApple mengumumkan akan memindahkan sebagian besar produksi iPhone dan perangkat lainnya yang ditujukan untuk pasar Amerika Serikat dari China ke India dan Vietnam.
Tindakan ini dilakukan akibat keprihatinan terkait dengan biaya tambahan tinggi yang dipasang oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk produk-produk impor dari Cina.
Menurut laporan BBC News pada tanggal 2 Mei 2025, CEO Apple, Tim Cook, menyatakan bahwa kebanyakan iPhone yang akan dijual di Amerika Serikat dalam beberapa bulan berikutnya akan diproduksi di India. Sementara itu, Vietnam akan menjadi lokasi utama untuk memproduksi produk-produk lain seperti iPad, Apple Watch, Mac, serta AirPods.
“Kami memperkirakan mayoritas iPhone yang dijual di AS akan berasal dari India,” kata Tim Cook dalam panggilan bersama para investor pada hari Kamis.
“Sementara itu, Vietnam akan menjadi pusat manufaktur utama untuk hampir semua produk iPad, Mac, Apple Watch, dan AirPods yang dijual di AS,” tambahnya.
China Tetap Sebagai Dasar Produksi GLOBAL
Walaupun Apple telah memindahkan sebagian proses produksinya, Tim Cook menyatakan tegas bahwa China masih menjadi sentra produksi utama bagi pangsa pasarnya secara global selain di Amerika Serikat.
Negara itu tetap memiliki peranan signifikan di dalam jaringan pasokan Apple, khususnya untuk ekspor produk mereka.
Apple Terdampak Oleh Tarif Amerika Serikat
Pengambilan keputusan oleh Apple tidak terlepas dari aturan tariff yang diberlakukan presiden Trump, hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi sebesar hingga $900 juta dalam satu kuartal kali ini.
Walaupun pemerintah Amerika Serikat pada akhirnya mengkecualikan sejumlah besar produk elektronik penting seperti telepon seluler dan komputer dari bea tambahan, kebimbangan tetap ada.
“Tentu saja tak ada yang mengetahui dengan jelas tentang lokasi dan waktu penerapan tarif ini,” ungkap Andy Jassy, CEO Amazon.
Saham Apple turun sesaat setelah Trump menyatakan niatnya untuk menerapkan bea masuk balik terhadap produk-produk yang diimpor.
Pemerintah Amerika Serikat telah lama mendesak Apple agar meningkatkan produksinya di dalam negeri, tetapi perusahaan tersebut memilih pendekatan keragaman global sebagai cara mengurangi risiko.
Investasi Substansial di Amerika Serikat Terus Berlangsung
Walaupun memindahkan produksinya dari China, Apple masih menegaskan tekadnya untuk berinvestasi di tanah air.
Tim Cook menyatakan bahwa Apple berencana menanamkan investasi sebesar $500 miliar di beberapa negara bagian Amerika Serikat selama empat tahun mendatang.
Tindakan tersebut dianggap sebagai usaha untuk mengatasi tekanan politik domestik sambil tetap menjaga efektivitas jaringan pasokan internasional.
Tanggapan dari Para Pakar
Patrick Moorhead, CEO dari firma analisis teknologi Moor Insights & Strategy, menggambarkan tindakan Apple ini sebagai pergantian signifikan.
“Perubahan ini sungguh terlihat dibandingkan dengan apa yang [Cook] sebut beberapa tahun silam saat dia mengatakan bahwa cuma China mampu memproduksi iPhone,” katanya.
“Banyak peningkatan masih perlu dicapai oleh Apple, namun ini adalah permulaan yang cukup positif,” tambah Moorhead.
Amazon juga Mengadaptasi Taktiknya
Apple bukanlah satu-satunya raksasa teknologi yang merasakan imbas dari aturan perdagangan terbaru. Amazon pun turut mengambil langkah signifikan dalam rangka memperkokoh jaringan pasokannya.
Pada laporannya tentang finansial, Amazon mengungkapkan bahwa pendapatan pada kuarter pertama tahun 2025 meningkat 9% hingga mencapai $155,7 miliar, dan laba bersih-nya pun meroket lebih dari 60% sampai mendekati angka $17 miliar.
Andy Jassy menyebutkan bahwa Amazon bekerja untuk menjaga keragaman para penjual supaya bisa bertahan melawan goncangan dalam perdagangan internasional.
“Mereka sering dapat menghadapi situasi sulit dengan lebih baik dibandingkan orang lain,” ujar Jassy.
Saya yakin ini bisa terulang kembali.
Penjualan Tetap Baik Meski Ada Gangguan
Walaupun terdapat ketidaktentuan karena adanya tarif, baik Apple maupun Amazon tetap melaporkan hasil finansial yang menguntungkan.
Apple menyatakan peningkatan pendapatan sebesar 5% di triwulan pertama tahun ini mencapai $95,4 miliar, membuktikan bahwa pelanggan masih berkelanjutan dalam pembelian barang-barang berteknologi walaupun adanya kemungkinan kenaikan tarif.
Tindakan Apple dalam mengalihkan produksinya dari China ke India dan Vietnam mencerminkan bagaimana bisnis multinasional menanggapi pergantian dinamis dalam skema perdagangan dunia.
Menghadapi ketidaktentuan tariff serta tekanan dari pemerintah Amerika Serikat, pendekatan keragaman dalam tempat produksi menjadi penting agar bisa mempertahankan kestabilan usaha.
(Zona Gadget/Sri Anggun Oktaviana)

