Sabtu, Desember 6, 2025
BerandaUncategorizedIsu Kenaikan Harga AI Meningkat, Pendapatan Nvidia Tetap Melonjak

Isu Kenaikan Harga AI Meningkat, Pendapatan Nvidia Tetap Melonjak

Pendapatan Nvidia Naik Drastis, Tapi Isu “AI Bubble” Tetap Menghantui

Pendapatan produsen Graphics Processing Unit (GPU) terkemuka, Nvidia, tercatat mengalami peningkatan yang signifikan dalam laporan keuangan kuartal III tahun fiskal 2026. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun isu “AI bubble” atau gelembung kecerdasan buatan sedang menjadi perhatian global, perusahaan seperti Nvidia tetap mampu bertahan dan bahkan berkembang pesat.

Dalam laporan tersebut, pendapatan Nvidia meningkat sebesar 62 persen year-on-year (YoY) menjadi 57 miliar dolar AS. Angka ini jauh lebih tinggi dari angka pada kuartal yang sama di tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh permintaan chip AI yang sangat tinggi, khususnya dari segmen data center yang merupakan salah satu divisi utama Nvidia. Pendapatan dari segmen ini meningkat hingga 66 persen YoY, mencapai 51,2 miliar dolar AS.

CEO Nvidia, Jensen Huang, menyampaikan pandangannya mengenai isu “AI bubble”. Ia menegaskan bahwa dari sudut pandang perusahaan, situasi saat ini justru menunjukkan pertumbuhan nyata. Huang juga menyebut bahwa penjualan chip AI Blackwell sangat tinggi dan GPU untuk cloud terjual habis. Ia bahkan menyatakan bahwa “Kami unggul di setiap fase AI.”

Meski demikian, tidak semua pihak yakin bahwa tren AI akan terus berlangsung tanpa hambatan. Beberapa analis membandingkan situasi saat ini dengan fenomena dot-com pada akhir tahun 1990-an, di mana banyak investor memberi dukungan besar kepada startup teknologi yang belum memiliki model bisnis yang jelas. Fenomena ini akhirnya berujung pada kebangkrutan banyak perusahaan teknologi.

Beberapa ahli ekonomi mengkhawatirkan bahwa isu “AI bubble” tidak hanya melibatkan perusahaan besar seperti Nvidia, tetapi juga berpotensi mengancam seluruh ekosistem teknologi. Simon French, kepala ekonom Panmure Liberum, menjelaskan bahwa masalah utamanya adalah perusahaan-perusahaan AI lain yang belum bisa menghasilkan keuntungan. Menurutnya, kekhawatiran ini lebih terfokus pada area yang lebih luas dari ekosistem teknologi.

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa investasi AI di kalangan perusahaan tertentu bersifat sirkular. Contohnya, Nvidia berinvestasi pada perusahaan seperti OpenAI, Anthropic, dan xAI, sementara perusahaan-perusahaan tersebut juga membeli chip Nvidia dalam jumlah besar. Hal ini menciptakan lingkaran kecil yang dapat memicu “AI bubble”.

Eileen Burbidge, investor teknologi sekaligus mitra pendiri Passion Capital, menyebut fenomena ini sebagai pola “berputar-putar” antara sekitar 10 hingga 20 perusahaan AI besar. Pola ini memicu pertanyaan apakah permintaan AI benar-benar organik atau hanya berlangsung karena saling mendukung investasi satu sama lain.

Meski pendapatan Nvidia terus meningkat, kekhawatiran tentang pecahnya “AI bubble” tetap menghantui dunia teknologi. Banyak pihak masih mempertanyakan apakah tren AI yang saat ini sedang booming akan bertahan atau justru akan runtuh seperti gelembung yang terlalu besar. Dengan situasi yang begitu dinamis, masa depan industri AI masih penuh ketidakpastian.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular