Keterlibatan Masyarakat dalam Pengembangan Kecerdasan Artifisial Nasional
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Boni Pudjianto, menyampaikan bahwa masyarakat memiliki kesempatan untuk memberikan saran terhadap Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional. Dokumen ini akan menjadi pedoman utama dalam penerapan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia.
“Kita memiliki batu pijakan yang jelas mengenai arah pengembangan AI di masa depan, karena kebutuhan sektor-sektor tertentu sangat tinggi,” ujar Boni dalam acara Graduation Laskar AI di Jakarta pada Kamis, 14 Agustus 2025.
Selain Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional, Komdigi juga telah menyiapkan Konsep Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial. Kedua dokumen tersebut dapat diakses secara terbuka melalui pranala yang disediakan. Masyarakat juga dapat memberikan masukan melalui email. Dalam pranala tersebut tersedia file yang bisa diunduh sebagai templat untuk mengisi saran.
Boni menjelaskan bahwa hampir semua bidang telah mulai mengadopsi AI dalam kebutuhan sehari-hari, meski masih ada aspek-aspek lain yang belum sepenuhnya terjamah oleh teknologi ini. Namun, ia menekankan bahwa peta jalan ini hanya berlaku selama lima tahun karena perubahan teknologi yang sangat cepat. “Setiap hitungan menit, bahkan dalam sekejap mata, sudah ada perubahan dan inovasi baru,” katanya.
Proses Penyusunan Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional
Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional dibuat oleh 443 orang yang terdiri dari berbagai latar belakang, seperti praktisi di pemerintahan, akademisi, industri, komunitas masyarakat, dan media. Dalam penyusunan dokumen ini, empat fokus utama telah ditetapkan sesuai panduan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Empat fokus tersebut antara lain:
- Memperkuat pelibatan berbagai pihak: Melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam proses pengembangan dan penerapan AI.
- Pengembangan inovasi: Mendorong inovasi teknologi AI agar lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan nasional.
- Meningkatkan kapabilitas dan kapasitas teknologi, riset, dan inovasi: Memastikan bahwa sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung AI terus berkembang.
- Mitigasi risiko: Mengidentifikasi dan mengurangi potensi risiko yang muncul dari penerapan AI, termasuk isu etika dan privasi data.
Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan AI
Partisipasi masyarakat dalam penyusunan Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa kebijakan dan regulasi AI mencerminkan kebutuhan dan harapan masyarakat. Dengan adanya mekanisme umpan balik, masyarakat dapat memberikan masukan yang bermanfaat dalam menentukan arah pengembangan AI di Indonesia.
Dalam konteks yang lebih luas, partisipasi aktif masyarakat juga menjadi bagian dari upaya membangun sistem AI yang inklusif dan transparan. Hal ini sangat penting mengingat AI akan terus berkembang dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga layanan publik.
Dengan demikian, kebijakan AI yang dibangun dengan partisipasi masyarakat akan lebih responsif terhadap tantangan dan kebutuhan yang ada. Ini juga menjadi langkah strategis dalam memastikan bahwa teknologi AI tidak hanya digunakan untuk keuntungan ekonomi, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

