Jumat, Desember 5, 2025
BerandabusinessLaba Bersih Eraja Drop di Kuartal I 2025, Dampak Larangan Jual iPhone...

Laba Bersih Eraja Drop di Kuartal I 2025, Dampak Larangan Jual iPhone 16


JAKARTA, ZONA GADGET

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) melaporkan penurunan keuntungan bersih di Kuartal I tahun 2025. Salah satu faktor yang berkontribusi adalah kesulitan dalam menjual iPhone 16 di Indonesia beberapa bulan terakhir ini.

Patrick Adhiatmaja selaku Direktur Erajaya menyebutkan bahwa di awal tahun ini, tepatnya pada kuartal pertama, perusahaan menghadapi pengurangan keuntungan bersih sebanyak 22,6% dibanding periode yang sama tahun lalu, dengan angka turun dari Rp 274 miliar di Kuartal I-2024 hingga mencapai Rp 212 miliar di Kuartal I-2025.

Pengurangan keuntungan bersih ini dipicu oleh pendapatan kotor (net sales) yang berkurang pula sebesar 4,6% secara year-on-year, yaitu dari angkaRp 16,65 triliun di Kuarter I-2024 menjadi Rp 15,88 triliun di Kuarter I-2025.

“Pendapatan bersih Erajaya pada Triwulan Pertama tahun 2025 dibandingkan dengan tahun 2024 menunjukkan penurunan mendekati 5 persen. Sementara itu, laba operasionalnya berkurang lebih dalam, yaitu sebesar 18 persen. Laba kotor pun mengalami sedikit penurunan hanya sekitar 2,3 persen. Sedangkan untuk laba bersih secara keseluruhan jatuh sebesar 22 persen,” ungkapnya ketika menyampaikan laporan kepada publik, Selasa (10/6/2025).

Patrick menyatakan bahwa penurunan performa perusahaan selama tiga bulan awal tahun 2025 ini dikarenakan larangan menjual iPhone 16 di Indonesia yang terjadi beberapa saat lalu.

Berikut adalah penyebab larangan menjual iPhone 16 di Indonesia: Apple, sebagai pembuat iPhone 16, belum mencapai standar Tingkat Kandungan dalam Negeri (TKDN) serta komitmennya untuk berinvestasi di negara ini.

Meskipun iPhone 16 sudah secara resmi diluncurkan pada tanggal 20 September 2024, tetapi akan baru tersedia di Indonesia pada 11 April 2025 sebab tahapannya waktu itu agak memakan waktu yang lama.

Erajaya sudah mulai mengimpor produk iPhone 16 pada minggu terakhir bulan Maret tahun 2025 atau di akhir Kuartal I, yang membuat mereka perlu menunda peluncurannya hingga ke Bulan April atau awal dari Kuartal II.

Maka biaya modal akan tercatat sebagai pengeluaran di Kuartal I, sementara pendapatan dari penjualan iPhone 16 baru akan direkam pada buku catatan Kuartal II.

“Untuk Erajaya sendiri hal tersebut sebenarnya sedikit banyak dipengaruhi juga dengan tidak adanya atau belum adanya iPhone 16,” ucapnya.

Pada periode yang sama, perusahaan juga mengurangi belanja moda (capital expenditure) sebesar 8,7 persen dari Rp 173 miliar di Kuartal I 2024 menjadi Rp 158 miliar di Kuartal I 2025.

“Ini karena kami juga sedikit mengerem pembukaan toko-toko baru di tengah latar belakang kondisi perekonomian baik lokal maupun global, jadi kami sedikit mengerem di situ,” ungkapnya.

Kendati demikian, dia optimistis kinerja yang turun ini tidak akan berlarut-larut ke kuartal-kuartal selanjutnya. Mengingat penyebab penurunan penjualan pada kuartal pertama sudah terselesaikan.

Selain itu, bisnis retail Erajaya juga meningkat pesat dengan angka kontribusi 71,6 persen atau lebih tinggi dari kontribusi bisnis distribusi yang sebesar 28,4 persen pada Kuartal I 2025. Hal ini menandakan transformasi bisnis dan investasi di sektor retail akan mulai terasa ke kinerja perseroan.

“Kami cukup berbesar hati terhadap angka-angka ini. Karena tadi belum ada iPhone 16 dan sebenarnya angka-angkanya is actually not too bad. Apalagi kalau kita lihat di komposisi dari penjualan distribusi dan penjualan retail,” tuturnya.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular