ZONA GADGET
, JAKARTA — Emiten ritel produk elektronik PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) telah mencatatkan kinerja laba lesu pada awal 2025. Faktor penyebab lesunya laba ERAA adalah iPhone 16 yang telat masuk ke Indonesia.
Berdasarkan laporan keuangan, ERAA telah membukukan laba bersih sebesar Rp203,25 miliar per kuartal I/2025, ambles 20,37% secara tahunan (
year on year
(yoy) dibandingkan dengan laba bersih di kuartal I/2024 yang mencapaiRp203,25 miliar.
Penurunan laba bersih ERAA sesuai dengan pengurangan pendapatan bersih sebesar 4,6% year-on-year di kuarter I/2025 yang mencapai Rp15,88 triliun, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yakni kuarter I/2024 senilai Rp16,64 triliun.
Penjualan tertinggi ERAA di semester pertama tahun 2025 didominasi oleh segmen bisnis ponsel dan tablet dengan pendapatan mencapai Rp29,17 triliun. Diikuti oleh lini produk operator senilai Rp513,99 miliar.
Pendapatan dari bagian bisnis komputer dan perlengkapan elektronik lainnya yang dimiliki ERRA pada triwulan pertama tahun 2025 adalah Rp1,13 triliun. Pendapatan dari bidang aksesori serta berbagai layanan lainnya meraih angkaRp3,72 triliun. Setelah dikurangi dengan penghapusan sebanyak Rp18,65 triliun.
Direktur Erajaya Swasembada Patrick Adhiatmadja mengatakan kinerja sektor ritel pada tahun ini memang sedang lesu, dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang melemah serta tantangan perekonomian global.
Akan tetapi, kinerja laba
ERAA
Di awal tahun 2025, kondisi ini lebih disebabkan oleh ketidakhadiran iPhone 16 di pasar Indonesia untuk kuartal pertama tahun 2025.
“Influenced oleh absennya iPhone 16 hingga saat ini, sehingga peringkat ‘net sell’ untuk kuartal I tahun 2025 menunjukkan penurunan, dengan operasional laba bersih berkurang serta keuntungan bruto juga tergerus,” ungkap Patrick di hadapan publik pada hari Selasa, tanggal 10 Juni 2025.
iPhone 16 masih belum tersedia di Indonesia di awal tahun 2025 karena kurangnya sertifikasi TKDN yang diperlukan bagi perusahaan pembuat iPhone yaitu Apple agar dapat meluncurkan versi terbaru mereka ke pasar lokal. Penjualan resmi model tersebut baru dimulai di tanah air sekitar bulan April 2025.
“Di masa mendatang, kami bersyukur karena telah tersedia iPhone 16,” ungkap Patrick.
Meski begitu, pada 2025 Erajaya Swasembada memang tengah berhati-hati dalam menggenjot bisnisnya. Kucuran dana belanja modal (capital expenditure/capex) pun menyusut pada awal 2025 menjadi Rp158 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp173 miliar.
“Kita juga membangun rangkaian ritel dengan pendekatan yang hati-hati. Banyak melakukan analisis terlebih dahulu sebelum membuat keputusan untuk membuka gerai baru. Seandainya bisa dinyatakan, tahun ini adalah langkah awal menuju 2026, dimana kondisi ekonomi diprediksi akan membaik pada tahun tersebut,” ungkap Patrick.
Deputi Direktur Utama Erajaya Swasembada Hasan Aula menyampaikan bahwa daya beli konsumen agak menurun di awal tahun 2025. Namun demikian, situasi diprediksikan bakal membaik seiring berjalannya waktu.
“Harapannya adalah pada kuartal pertama tahun 2025, performa akan berada di bawah akibat kurangnya peluncuran iPhone baru. Namun, mulai bulan April 2025 kita telah memiliki [iPhone 16], sehingga diperkirakan peningkatan pertumbuhan,” ujar Hasan.
Disclaimer
Berita ini bukan ditujukan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Seluruh keputusan investasi terserah pada pembaca. ZONA GADGET tidak berkewajiban atas setiap kerugian ataupun untung yang dialami akibat keputusan investasi oleh para pembaca.

