Pengembangan Kecerdasan Buatan di Malaysia Memperkuat Kedaulatan Digital
Malaysia kini semakin mendekati tujuan untuk memiliki kecerdasan buatan (AI) yang mandiri dan berdaulat. Hal ini terwujud melalui pembangunan fasilitas pusat data AI di Kulai, Johor, yang merupakan hasil dari kolaborasi antara perusahaan listrik nasional YTL Power International dengan perusahaan global produsen GPU, Nvidia. Fasilitas ini dibangun dalam waktu 22 bulan dan telah menjadi salah satu proyek strategis dalam upaya negara tersebut mengembangkan infrastruktur digital.
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyampaikan apresiasi atas pencapaian yang diraih dalam waktu singkat. Proyek ini didukung oleh investasi sebesar RM10 miliar atau setara dengan Rp39,7 triliun. Dalam pertemuan bersama pendiri dan CEO Nvidia, Jensen Huang, serta Direktur Pelaksana YTL Power, Datuk Seri Yeoh Seok Hong, Anwar menegaskan bahwa Malaysia berkomitmen untuk menjadi negara paling depan dalam bidang AI pada tahun 2030.
Pembangunan pusat data AI ini juga dilengkapi dengan infrastruktur yang canggih. Data center yang berlokasi di YTL Green Data Centre Park memiliki kapasitas 600MW. Infrastruktur ini ditenagai oleh GPU NVL72 Grace Blackwell (GB 200) yang menggunakan pendingin cairan. Selain itu, data center ini juga didukung oleh model bahasa besar (LLM) lokal bernama Ilmu, yang diperkenalkan pada Agustus lalu.
Investasi Besar untuk Mendorong Pertumbuhan AI
Selain proyek pusat data, pemerintah Malaysia juga telah menyiapkan anggaran yang cukup besar untuk mendukung pengembangan AI. Dalam anggaran 2026, pemerintah mengalokasikan RM5,9 miliar (sekitar Rp23,38 triliun) untuk sektor AI. Anggaran ini menunjukkan komitmen serius dalam memposisikan Malaysia sebagai pusat inovasi AI di kawasan Asia Pasifik.
Tengku Zafrul Abdul Aziz, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, menyatakan bahwa investasi besar ini akan memperkuat posisi Malaysia sebagai pusat utama inovasi dan keunggulan pusat data. Ia menilai bahwa langkah-langkah yang diambil saat ini akan memberikan dampak positif jangka panjang bagi ekonomi digital negara.
Upaya Serius dalam Pengembangan AI
Sejak pembentukan Kantor AI Nasional di bawah Kementerian Digital pada Desember tahun lalu, Malaysia telah menjalankan berbagai inisiatif untuk mempercepat perkembangan AI. Pemerintah terus berupaya mempromosikan investasi strategis dalam infrastruktur AI dan memastikan bahwa negara dapat memimpin transformasi digital.
Yeoh Seok Hong, Direktur Pelaksana YTL Power, menekankan pentingnya pengembangan cloud berdaulat untuk memenuhi kebutuhan layanan AI pemerintah dan masyarakat. Ia menyambut baik peluncuran YTL AI Cloud dan model bahasa besar Ilmu, yang dikembangkan secara lokal. Menurutnya, Malaysia akan menjadi salah satu negara pertama di kawasan ini yang dapat memanfaatkan kapabilitas AI berdaulat secara penuh.
Ia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintahan Anwar dalam mengembangkan AI di negara tersebut. Yeoh menilai bahwa wawasan pemerintah dalam menetapkan kerangka kebijakan telah memungkinkan kemajuan pesat dalam infrastruktur AI.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Meski sudah mencapai beberapa titik kemajuan, tantangan tetap ada. Keamanan data, regulasi, dan ketersediaan sumber daya manusia yang memadai adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan. Namun, dengan investasi yang signifikan dan komitmen pemerintah, Malaysia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin di bidang AI di kawasan Asia Tenggara.
Proyek ini tidak hanya akan meningkatkan kapasitas teknologi negara, tetapi juga akan memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang luas. Dengan adanya pusat data AI yang mandiri, Malaysia bisa lebih leluasa dalam mengembangkan solusi digital yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan global.

