ZONAGADGET— Dalam upaya ambisius membangun divisi kecerdasan buatan supercanggih, Meta Platforms Inc. dilaporkan merekrut dua peneliti terkemuka dari Apple Inc., yakni Mark Lee dan Tom Gunter. Langkah ini menjadi bagian dari strategi agresif Meta dalam memburu talenta terbaik untuk mempercepat pengembangan sistem kecerdasan buatan (AI) yang diyakini kelak akan melampaui kecerdasan manusia.
Menurut laporan Bloomberg News yang dikutip Reuters, Senin (21/7/2025), Mark Lee telah resmi meninggalkan Apple dan bergabung dengan Meta, sementara Tom Gunter dikabarkan akan menyusul dalam waktu dekat. Keduanya akan memperkuat tim Superintelligence Labs, unit khusus bentukan Meta untuk riset dan pengembangan AI tingkat lanjut.
Sebagaimana diketahui, Meta saat ini tengah bersaing ketat dengan raksasa teknologi lain seperti Google, Microsoft, dan Amazon dalam menciptakan AI generatif tingkat tinggi. Untuk itu, perusahaan pimpinan Mark Zuckerberg tersebut rela menggelontorkan dana besar dan menawarkan paket kompensasi bernilai jutaan dolar AS demi menarik para pakar terbaik di bidang ini.
“Zuckerberg telah memimpin langsung perekrutan talenta secara agresif dalam beberapa pekan terakhir untuk membentuk divisi yang dinamakan Superintelligence Labs,” tulis Bloomberg dalam laporannya. Langkah ini menegaskan keseriusan sang CEO dalam menjadikan Meta sebagai pemimpin di lanskap AI global.
Lebih lanjut, Bloomberg melaporkan bahwa baik Lee maupun Gunter sebelumnya bekerja sama erat dengan Ruoming Pang, sosok yang belum lama ini juga hengkang dari Apple ke Meta. Pang sendiri merupakan kepala tim Foundation Models di Apple dan dikenal sebagai tokoh kunci dalam pengembangan fitur AI canggih di perusahaan tersebut.
Laporan yang sama mengungkap bahwa kepindahan Pang ke Meta dikaitkan dengan paket kompensasi bernilai jutaan dolar AS. Hal ini mencerminkan betapa sengitnya persaingan antarperusahaan teknologi dalam merebutkan SDM unggulan di bidang AI.
Meskipun demikian, baik pihak Meta maupun Apple menolak memberikan komentar langsung terkait laporan tersebut. Juru bicara Meta menyatakan tidak bersedia menanggapi, sedangkan Apple belum memberikan respons atas permintaan klarifikasi dari Reuters.
Dalam pernyataan terpisah sebelumnya, Zuckerberg menegaskan bahwa Meta akan menginvestasikan ratusan miliar dolar AS untuk membangun pusat data AI berskala masif di berbagai wilayah. Hal ini sejalan dengan ambisi jangka panjang perusahaan untuk menciptakan kecerdasan buatan yang bisa disebut sebagai “superintelligence”.
Langkah Meta menggaet para ahli dari Apple ini dinilai sebagai bagian dari strategi lebih luas untuk membangun keunggulan teknologi secara menyeluruh. “Perusahaan teknologi kini bukan hanya bersaing dalam produk, tetapi juga dalam merekrut otak-otak terbaik yang akan menentukan arah AI di masa depan,” ujar seorang analis teknologi dari Stanford kepada Reuters.
Dengan makin banyaknya eksodus talenta dari Apple menuju Meta, muncul pertanyaan besar mengenai kemampuan Apple mempertahankan kepemimpinan di ranah inovasi AI. Sementara itu, Meta tampaknya tak ragu mengubah peta kekuatan teknologi global demi mempercepat kelahiran kecerdasan super yang revolusioner.
***

