Jumat, Desember 5, 2025
Berandaartificial intelligenceOrtu Pintar: Bimbing Anak Memanfaatkan Kecerdasan Buatan dengan Tepat

Ortu Pintar: Bimbing Anak Memanfaatkan Kecerdasan Buatan dengan Tepat


ZONA GADGET

Pada zaman serba digital saat ini, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi bagian integral dalam rutinitas harian masyarakat umumnya dan juga anak-anak secara khusus. Pastikan untuk mengawasi serta membantu mereka dalam menggunakan teknologi dengan bijaksana. Lalu, apa saja langkah-langkah yang bisa dilakukan?

Kecerdasan buatan semacam ChatGPT mulai banyak dimanfaatkan oleh para pelajar. Salah satu penggunaannya adalah untuk mengumpulkan pekerjaan rumah mereka. Kondisi ini menciptakan ketidaknyamanan di kalangan orangtua yang khawatir anak-anaknya akan menjadi bergantung pada praktik plagiarisme serta enggan untuk berfokus dalam proses belajar.

Menurut psikolog Setyani Alfinuha MPsi, rasa cemas itu harus ditanggapi secara cerdas. “Anak-anak kita merupakan penduduk asli digital. Mereka berkembang di tengah-tengah teknologi, dan AI menjadi sebagian dari lingkungannya. Malahan, ini adalah kesempatan baik bagi AI digunakan sebagai sarana pembelajaran yang berguna,” katanya.

Dia menggarisbawahi bahwa penerapan kecerdasan buatan dapat meluaskan pengetahuan serta mendorong rasa ingin tahunya sang anak. Akan tetapi, manfaat tersebut baru akan terwujud apabila pemakaiannya dikendalikan dengan tepat.

“Kecemasan muncul ketika AI dipakai untuk meniadakan kemampuan berfikir manusia, bukannya membantu,” jelas psikolog dari Insania Indonesia tersebut.

Setyani lebih memilih saran untuk mengambil pendekatan yang didasarkan pada bimbingan dan pembelajaran daripada larangan lengkap. “Larangan malah dapat membikin anak semakin ingin tahu dan mencoba AI secara diam-diam,” imbuhnya. Sebaiknya atur batasan terkait durasi, ragam pekerjaan, serta situasi di mana mereka boleh menggunakan teknologi tersebut.

Sebagai contoh, anak dapat menggali informasi melalui AI terkait definisi suatu konsep, mendapatkan ide-ide baru, atau meraih pemahaman atas materi pembelajaran yang kompleks. Namun demikian, penggunaannya ini tidak boleh diterapkan pada penulisan ulang jawaban soal ujian maupun tugas-tugas sekolah lainnya secara langsung. Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut, sebaiknya orangtua berperan sebagai pendamping dalam hal penguasaan literasi digital di lingkungan keluarga mereka.

“Dampingi anak ketika mereka memulai pemahaman tentang kecerdasan buatan. Diskusikan dengan mereka pandangan terkait respons AI, dorong mereka untuk berpikir kritis dan melakukan perdebatan,” ungkap Setyani.

Sebagai contoh nyata yang dapat diimplementasikan, kata dia selanjutnya, yaitu dengan menyampaikan perumpamaan yang sederhana dan mudah dimengerti oleh anak-anak. Dia menjelaskan, “Bisa dikatakan kepada anak bahwa AI mirip seperti sebuah kalkulator. Ini membantu namun Anda masih harus mengetahui bagaimana cara berhitung. AI tidak boleh menjadi gantian bagi pikiran Anda,” jelasnya.

Dengan menggunakan metode yang bersifat diskursif demikian, anak-anak dapat menyadari bahwa kemampuan berpikir perlu terus diasah. Hal ini sangat vital guna meningkatkan kecerdasan kritis mereka, imajinasi serta rasa bertanggung jawab dalam menuntut ilmu. Setyani menegaskan bahwa jalannya pembelajaran idealnya tak sekadar tertumpu pada output akhir.

“Ajari anak-anak bahwa pemahaman itu lebih utama dibandingkan hanya menuntaskan tugas. Itulah proses yang akan membentuk keterampilan berfikir mereka,” tambahnya.

Nilai-nilai integritas serta etika dalam proses pembelajaran harus diupayakan dengan konsistensi. Bagaimana caranya? Lewat tindakan teladan, mengadakan dialog terbuka seputar manfaat dari bersikap jujur, dan memberikan apresiasi untuk upaya yang dilakukan siswa, tidak hanya pada akhir hasilnya.

“Apabila seorang anak merasa dihargai atas usaha dalam proses belajarnya, bukannya sekadar hasil akhirnya, maka mereka akan menjadi lebih terdorong untuk belajar dengan komprehensif dan tidak melakukan kecurangan,” jelas Setyani.

Dengan arahan yang sesuai, kecerdasan buatan dapat berperan sebagai teman belajar yang mengasyikkan sekaligus mendidik. Yang terpenting ialah pengawasan langsung dari orangtua, daripada pembatasan ketat yang malah tidak efektif.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular