Zona Gadget.CO.ID, JAKARTA – Sebagai salah satu pemroses sulfur di tanah air, Petrokimia Gresik menegaskan komitmennya terhadap penguatan hilirisasi guna menyokong mandiri industri kimia lokal serta perkembangan sektor pertanian domestik. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo ketika ia tampil sebagai pembicara utama pada acara konferensi internasional Argus Fertilizer Asia Conference 2025 yang digelar di Bali beberapa hari yang lalu.
Dwi Satrijo mengatakan bahwa kebutuhan sulfur di Indonesia semakin naik. Kenaikan ini seiring dengan pertambahan jumlah.
demand
Ini sesuai dengan perkembangan sektor pertanian, perluasan industri logam dan mineral, serta ketergantungan yang kuat pada impor disebabkan oleh ketersediaan sulfur dalam negeri yang terbatas.
“Di antara banyak bahan baku, sulfur tampak sebagai komponen yang kecil secara visual namun dampaknya sangat besar terhadap keberlangsungan proses produksi bagi Petrokimia Gresik,” ujar Dwi Satriyo melalui keterngan, Sabtu (26/5/2025).
Sulfur berperan sebagai bahan utama dalam bidang produksi pupuk. Dalam proses pengolahan, sulfur dikonversi menjadi asam sulfat, yang mana ini adalah elemen penting bagi pembuatan asam fosfat. Asam fosfat tersebut kemudian bertindak sebagai fondasi untuk menciptakan pupuk fosfat seperti NPK Phonska, pupuk fosfat biasa, sulfat kalium, serta sulfat ammonium—semua jenis pupuk ini sangat dibutuhkan oleh sektor pertanian.
“Sekilanya untuk asam sulfat, Petrokimia Gresik mempunyai unit produksi yang berkapasitas 1,8 juta ton setiap tahunnya. Kapasitas tersebut menjadikan Petrokimia Gresik sebagai salah satu dari pembuat asam sulfat terkemuka di tanah air,” ungkap Dwi Satriyo.
Penjelasan diberikan bahwa sulfur merupakan zat hara makro penting yang amat dibutuhkan oleh tanaman agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Defisiensi sulfur dapat mengakibatkan timbulnya gejala kekuningan pada dedaunan muda, hambatan dalam proses pertumbuhan, serta penundaan masa pematangan.
Fungsi primer sulfur pada tumbuhan adalah untuk memperkuat pembentukan klorofil yang berkontribusi terhadap proses fotosintesis; Sulfur juga membantu dalam penyusunan protein serta enzim, elemen esensial bagi metabolisme tanaman.
“Dengan peran vital tersebut, ketersediaan sulfur dalam tanah perlu dijaga, baik melalui pemupukan yang tepat maupun pengelolaan lahan yang baik,'” tandas Dwi Satriyo.
Hilirisasi sulfur tak sekadar menguntungkan perkembangan sektor pertanian di tanah air, tetapi juga memperkuat otonomi industri kimia dalam negeri. Petrokimia Gresik menjadikan sulfur ini sebagai sumber utama untuk produksi gips dan gips terpurifikasi, yang mana kedua produk tersebut mendukung kelancaran industri semen.
Sulfur diproses oleh Petrokimia Gresik guna memperkuat pengembangan zat kimia berdaya jual tinggi yakni Methyl Ester Sulfonate (MES). Zat ini difungsikan sebagai surfactant ramah lingkungan bagi sektor migas dan pembersih pencuci. Selain itu, sulfur juga merupakan komponen utama dari Dissodium Sulphate yang diterapkan pada bidang industri kertas, tekstil, dan bubur kertas.
“Petrokimia Gresik bertekad memastikan kelangsungan penanganan sulfur. Sikap ini mencerminkan komitmen sebenar Petrokimia Gresik dalam menggapai perkembangan pertanian di Indonesia serta otonomi industri lokal,” katanya.

