Perubahan Masa Depan dalam Pembuatan Konten Video
Dulu, membuat video yang menarik membutuhkan banyak persiapan seperti studio, lampu dengan daya tinggi, dan juga kain hijau atau green screen. Kini, era teknologi kecerdasan buatan (AI) mulai mengubah cara kerja para kreator konten. Green screen yang selama ini digunakan mulai tergantikan oleh kemampuan AI yang lebih canggih dan efisien.
Bayangkan saja, latar belakang video yang biasanya harus disiapkan secara khusus bisa langsung dihapus dan diganti menggunakan software berbasis AI. Hasilnya jauh lebih rapi, alami, dan tidak membingungkan. Bagi kreator konten, ini seperti pisau bermata dua: memudahkan proses produksi sekaligus meningkatkan persaingan di dunia kreatif.
Teknologi AI Bisa Menggantikan Fungsi Green Screen?
Kemajuan teknologi AI saat ini sudah mampu menyaingi bahkan melebihi fungsi dari green screen. Dengan bantuan berbagai tools seperti Wan-Animate, Runway Aleph, Nano Banana, hingga fitur color grading otomatis, kreator bisa langsung mengedit latar belakang tanpa perlu repot-repot syuting di studio. Tidak ada lagi masalah kain hijau yang kusut, pencahayaan yang tidak merata, atau bayangan yang mengganggu hasil editan. Cukup unggah video, klik fitur penghapus latar belakang, dan hasilnya akan mulus seolah-olah syuting di lokasi asli.
Kreator Konten Indonesia Siap-Siap Tergeser?
Di Indonesia, banyak kreator masih mengandalkan metode lama dengan green screen. Mulai dari YouTuber, streamer, hingga kreator TikTok. Padahal, tren global sudah beralih ke editing berbasis AI. Masalahnya, tidak semua kreator lokal siap beradaptasi. Selain kendala biaya untuk akses tools AI premium, ada juga keterbatasan pemahaman tentang teknologi baru. Akibatnya, kualitas konten bisa kalah saing dengan kreator luar negeri yang sudah menggunakan AI secara penuh.
Tidak heran jika muncul candaan bahwa “kreator Indonesia hanya bisa menangis di pinggir jalan” jika tidak cepat belajar teknologi baru ini.
Kelebihan AI Dibanding Green Screen
- Lebih Praktis: Tidak perlu setting studio rumit, cukup rekam video di mana saja.
- Hasil Natural: AI bisa menyesuaikan pencahayaan dan warna latar dengan subjek utama.
- Hemat Biaya: Tidak perlu membeli kain hijau lebar, lampu mahal, atau menyewa studio.
- Kreativitas Tanpa Batas: Latar belakang bisa langsung diganti sesuai imajinasi, bahkan membuat dunia 3D atau animasi yang sulit dibuat manual.
Tantangan Buat Kreator Lokal
Meskipun AI menawarkan banyak kemudahan, tetap ada tantangan besar bagi kreator Indonesia. Pertama, biaya berlangganan tools AI masih tergolong mahal bagi sebagian orang. Kedua, diperlukan perangkat yang cukup kuat agar proses editing berjalan lancar.
Selain itu, ada juga tantangan etika. Jika semua orang bisa membuat video realistis dengan latar yang “bohong-bohongan”, bagaimana publik bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu?
Apakah Green Screen Akan Punah?
Jawabannya, belum tentu. Green screen masih memiliki tempat di industri besar, seperti film Hollywood yang membutuhkan kualitas maksimal untuk efek visual. Namun, untuk level kreator konten harian, jelas AI menjadi pilihan yang lebih cepat, murah, dan praktis.
Mungkin beberapa tahun ke depan, green screen hanya akan digunakan di proyek film skala besar. Sementara untuk konten YouTube, TikTok, atau Instagram, hampir semuanya bisa dikerjakan melalui AI.
Kesimpulan
Teknologi selalu berkembang, dan AI kini berhasil membuat green screen “tiarap”. Bagi kreator konten Indonesia, ini saatnya beradaptasi. Jangan sampai ketinggalan tren, apalagi hanya bisa gigit jari melihat kreator luar negeri semakin canggih.
Kabar baiknya, banyak tools AI yang sudah mulai menyediakan versi gratis atau murah. Jadi, bukan mustahil kreator lokal bisa tetap bersaing jika mau belajar dan mencoba.
Pada akhirnya, AI bukan hanya soal menggantikan green screen, tapi juga membuka peluang baru untuk membuat konten yang lebih kreatif, cepat, dan terjangkau. Tinggal memilih: ingin tetap nyaman dengan cara lama, atau siap melompat ke masa depan bersama teknologi AI?

