Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedSurvei: Warga AS Takut Kehilangan Pekerjaan Akibat AI

Survei: Warga AS Takut Kehilangan Pekerjaan Akibat AI

Kekhawatiran Masyarakat Amerika Serikat terhadap Perkembangan Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi topik yang menarik perhatian masyarakat luas di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat. Dalam jajak pendapat terbaru yang dilakukan oleh Reuters/Ipsos secara daring selama enam hari dan berakhir pada Senin (18/8/2025), sebanyak 71% responden menyatakan kekhawatiran bahwa AI akan menggantikan terlalu banyak pekerja secara permanen. Meskipun angka pengangguran nasional pada Juli hanya mencapai 4,2%, kekhawatiran ini tetap meningkat.

Perkembangan AI mulai mendominasi percakapan publik pada akhir 2022 ketika OpenAI meluncurkan ChatGPT. Aplikasi ini tumbuh dengan pesat dan menjadi salah satu aplikasi yang paling cepat berkembang dalam sejarah. Diikuti oleh raksasa teknologi seperti Meta, Google, dan Microsoft, yang kemudian merilis produk serupa, memicu gelombang baru persaingan dan investasi dalam bidang AI.

Namun, perkembangan ini juga membawa tantangan. Sebanyak 77% responden khawatir AI dapat digunakan untuk menciptakan kekacauan politik, khususnya karena maraknya video manipulatif yang terlihat nyata. Contohnya adalah video AI yang diunggah oleh Presiden Donald Trump beberapa bulan lalu, yang menampilkan mantan Presiden Barack Obama ditangkap—peristiwa yang tidak pernah terjadi.

Aspek militer juga menjadi sumber kecemasan. Survei menunjukkan bahwa 48% warga AS menolak penggunaan AI untuk menentukan target serangan militer, sementara hanya 24% yang mendukung, dan sisanya masih ragu. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki keraguan terhadap penggunaan teknologi canggih dalam konteks militer.

Di sisi lain, euforia terhadap AI juga memicu arus investasi baru. Misalnya, Foxconn dan SoftBank berencana membangun pabrik peralatan pusat data di Ohio. Namun, dominasi teknologi ini juga menggeser prioritas kebijakan keamanan nasional, terutama dalam konteks persaingan strategis antara AS dan Tiongkok.

Isu energi juga menjadi perhatian utama. Sekitar 61% responden merasa resah terhadap konsumsi listrik yang besar untuk mendukung teknologi yang berkembang pesat. Menanggapi hal ini, Google baru-baru ini menandatangani kesepakatan dengan dua perusahaan utilitas listrik AS untuk mengurangi penggunaan daya pusat datanya ketika permintaan listrik meningkat.

AI juga menuai kritik atas berbagai penyalahgunaannya. Mulai dari bot yang bisa bercakap romantis dengan anak-anak, menyebarkan informasi medis palsu, hingga digunakan sebagai alat untuk membenarkan argumen rasis. Sebanyak dua pertiga responden mengaku takut manusia akan meninggalkan relasi sosial demi “pasangan” AI.

Pandangan masyarakat tentang pendidikan juga terbelah. Sebanyak 36% percaya AI akan membantu, sedangkan 40% menilai sebaliknya, dan sisanya masih ragu. Jajak pendapat ini melibatkan 4.446 orang dewasa dari seluruh AS secara daring dengan margin kesalahan sekitar dua poin persentase.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular