Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedTurnamen Sepak Bola Robot Tanpa Intervensi Manusia

Turnamen Sepak Bola Robot Tanpa Intervensi Manusia

Pertandingan Sepak Bola Robot AI di Tengah Inovasi Teknologi

Pertama kali dalam sejarah, China menggelar pertandingan sepak bola antar robot 3 versus 3 yang sepenuhnya dikendalikan oleh kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Turnamen yang diberi nama ROBO League ini berlangsung di Beijing pada Sabtu (28/6/2025) lalu. Acara ini menjadi pertandingan uji coba perdana untuk World Humanoid Robot Sport Games 2025, ajang kompetisi olahraga internasional khusus robot humanoid.

Dalam pertandingan tersebut, tim THU Robotics dari Tsinghua University dan Tim Mountain Sea dari China Agricultural University saling bertanding. Hasil akhirnya dimenangkan oleh tim THU Robotics dengan skor total 5-3. Pertandingan ini menunjukkan perkembangan pesat dalam penggunaan teknologi AI untuk memainkan olahraga seperti sepak bola.

Penggunaan Teknologi AI yang Penuh Otonom

Yang membuat turnamen ini menarik adalah seluruh robot tersebut sepenuhnya dikontrol oleh teknologi AI tanpa adanya intervensi manusia sedikit pun. Direktur Eksekutif Panitia Penyelenggara dan Wakil General Manager dari Shangyicheng (Beijing) Technology and Culture Group, Dou Jing, menjelaskan bahwa kompetisi sepak bola robot AI ini merupakan yang pertama di China dan sepenuhnya berjalan secara otonom.

Menurut Dou Jing, kompetisi ini adalah wujud kombinasi antara inovasi teknologi dan aplikasi industri. Dalam praktiknya, semua robot bergerak dan bermain di bawah kendali sistem AI. Ini menjadi jendela penting untuk membawa robot ke kehidupan publik dan skenario dunia nyata.

Meskipun inovasinya cukup menjanjikan, panitia penyelenggara mengakui bahwa teknologi yang digunakan oleh perangkat humanoid masih memiliki keterbatasan. Salah satu kendala terbesar yang dialami oleh robot AI adalah saat menghadapi rintangan bergerak di lapangan. Menurut mereka, para robot masih sering saling bertabrakan.

Untuk mengatasi hal ini, tim penyelenggara memutuskan menerapkan sistem aturan yang lebih longgar. Tabrakan yang terjadi karena keterbatasan robot tidak akan dihitung sebagai pelanggaran. Perbedaan inilah yang menjadi ciri khas dalam kompetisi sepak bola robot AI, karena mampu menyeimbangkan daya saing, daya tarik penonton, dan kelayakan rekayasa di tengah kondisi teknologi yang masih berkembang.

Kemampuan Robot AI yang Masih Dasar

Penilaian terkait kurangnya kemampuan robot AI dalam pertandingan sepak bola ini juga diungkap oleh Cheng Hao, pendiri Booster Robotics sekaligus pemasok robot resmi ajang sepak bola ROBO League. Menurut Hao, kemampuan robot AI dinilai masih berada di level dasar atau setara dengan performa anak-anak usia lima sampai enam tahun yang dalam satu kali pertandingan bisa memperoleh satu sampai dua poin.

Namun, Hao tetap menganggap bahwa perkembangan teknologi robot AI tersebut termasuk cepat. Sebab, hanya dalam kurun waktu satu tahun, kemampuannya diklaim sudah meningkat drastis. Dulu, pertandingan robot berjalan lambat, masih membutuhkan asisten keselamatan manusia, dan robot mudah rusak saat terjatuh. Kini, mereka sudah bisa berjalan secara otonom dan mencapai kecepatan satu meter per detik, bahkan bisa berdiri sendiri setelah terjatuh.

Dua Kemajuan Teknologi Besar dalam Kompetisi

Hao juga menjelaskan bahwa turnamen sepak bola antar-robot AI tahun ini sekaligus menandai dua kemajuan teknologi besar di dunia robotika. Pertama, semua robot akhirnya bisa digerakkan sepenuhnya oleh AI tanpa bantuan manusia. Kedua, sistem penalti dan wasit yang telah disesuaikan diterapkan dalam pertandingan. Sistem ini menghapus aturan untuk tabrakan tak disengaja yang terjadi akibat keterbatasan kemampuan robot.

Dengan menerapkan dua sistem tersebut, pertandingan dapat berlangsung lebih lancar dan minim gangguan. Selain itu, alur serta intensitas permainannya juga diklaim lebih meningkat.

Rencana Lanjutan Kompetisi Robot Lain

Sebagai langkah lanjutan, panitia penyelenggara turnamen ini mengungkapkan rencana lanjutan yaitu dengan menggelar kompetisi robot lain, seperti maraton robot humanoid dan liga bertema “Mech League”. Di masa mendatang, mereka berencana untuk mengembangkan serangkaian IP kompetisi robotika, termasuk lomba lari setengah maraton robot humanoid dan Mech League.

Menurut Bian Yuansong, dari Shangyicheng (Beijing) Science and Technology Culture Group, dengan dibuatnya lanjutan kompetisi antar-robot ini, diharapkan bisa mempercepat penerapan teknologi robot humanoid dan memperluas cakupan adopsinya di dunia nyata.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular