Jumat, Desember 5, 2025
Berandaartificial intelligenceWanita ini Ajukan Cerai ke Suami karena Masalah dengan ChatGPT

Wanita ini Ajukan Cerai ke Suami karena Masalah dengan ChatGPT


Zona Gadget

Seorang istri berasal dari negeri Yunani memilih untuk mengajukan gugatan perceraian kepada suami terkait pembacaan ramalan oleh ChatGPT yang menunjukkan sang suami telah berbuat sembunyi-sembunyi dengan wanita lain.

Ya, prediksi ini tidak berasal dari seorang “peramal” profesional atau orang yang terlibat dalam bidang itu, tetapi merupakan hasil tanggapan
chatbot
AI ChatGPT.

Platform berbasis kecerdasan buatan milik OpenAI itu bahkan dapat “memprediksi” sesuatu hanya dengan melihat gambar pola ampas kopi di bagian bawah cangkir yang dikirim oleh pasangan tersebut.

Menurut laporan
Greek City Times
, sepasang suami istri itu memintakan ChatGPT untuk menerapkan tasseografi berdasarkan gambar yang mereka kirimi.

Tasseografi adalah seni tradisional yang dipercaya dapat memprediksi takdir atau masa depan individu dengan menganalisis pola hasil ampas kopi atau dedaunan teh yang tersisa di bagian bawah cangkir.

Sungguh terlihat seperti lelucon ketika meminta ‘AI’ untuk meramalkan nasib orang berdasarkan foto ampas kopi saja. Bahkan sang suami menganggap tindakan tersebut hanyalah semata-mata sebagai bentuk keiseng-isengan mereka.

Akan tetapi, respons istrinya malah kebalikan dari itu. Dia justru mengambil prediksi tersebut dengan sangat sungguh-sungguh.

Wanita itu pun percaya pada respons yang diberikan ChatGPT dan merasakan bahwa kontennya sangat mencerminkan keadaan sebenarnya dari keluarganya.

Dalam bagian “pembacaan” tersebut, ChatGPT menyatakan menemukan petunjuk bahwa sang suami mungkin diam-diam mempunyai “fantasi” tentang kemungkinan berselingkuh dengan wanita lain.

Berdasarkan laporannya, respon dari ramalan ChatGPT malah menghasilkan prediksi tambahan yang cukup rinci, yaitu inisial seorang wanita yang dipercaya mungkin menjadi selingkuhan suaminya.

Dengan melihat sisa-sisa ampas kopi dalam cangkirnya, ChatGPT mengatakan bahwa inisial nama wanita itu dimulai dengan huruf “E”, dan dia telah ditakdirkan untuk bermain-main dengan sang suami.

ChatGPT juga menganalisis tanda-tanda yang terdapat dalam cangkir wanita tersebut dan menyampaikan respons tambahan yang seolah-olah menguatkan prediksi yang dibuatnya.

Chatbot tersebut mengkonfirmasi bahwa affair antara sang suami dan wanita bernama samaran “E” memang telah nyata terjadi.

Sebaliknya dari mengonfirmasi keakuratan “prediksinya” dengan suaminya, perempuan itu malah secara langsung menyetujui jawaban yang diberikan oleh ChatGPT.

Dia tampak seperti mempercayai tanpa syarat apa pun yang dikatakan oleh AI.

Segera setelah membacanya, si perempuan itu pun dengan cepat mengambil tindakan yang ekstrem berdasarkan prediksi tersebut.

Ia bahkan meminta suaminya untuk segera pergi meninggalkan rumah dan mengumumkan keputusan perceraian ini kepada anak-anaknya.

Selang tiga hari kemudian, sang suami mengaku mendapatkan surat berisi gugatan cerai dari sang istri yang dikirimkan oleh pihak pengadilan.

Sulit dibuktikan di pengadilan

Dikutip
KompasTekno
dari laman
Tech Radar
, jika dilihat secara hukum, kasus ini disebut sulit untuk dijadikan preseden atau acuan saat dipersidangkan di pengadilan.

Pasalnya, belum ada aturan resmi yang menetapkan bahwa “hasil ramalan” dari
chatbot
AI bisa dijadikan sebagai bukti sah di meja hijau nantinya.

Selain itu, teknik tasseografi yang meramal dari susunan pola, simbol, dan pusaran dari ampas kopi di dalam cangkir juga tidak bisa disamakan dengan model pelatihan yang diberikan ke platform
chatbot
AI.

Lebih jauh lagi, tasseografi adalah suatu seni yang telah eksis dan dilakukan selama ribuan tahun lamanya di berbagai daerah seperti Turki, Cina, dan sekitarnya.

Disebutkan
Tech Radar,
ChatGPT sendiri bahkan belum pernah dilatih untuk menganalisis ampas kopi atau memprediksi masa depan layaknya praktik dalam tasseografi.

Chatbot
Ini hanyalah proses menebak dan memeriksa pola atau ikon pada gambar kemudian mencocokkannya dengan informasi tambahan lainnya sebelum dikemas menjadi cerita yang meyakinkan.

Singkatnya, ChatGPT dijuluki “cerdik” saat membuat narasi atau “keliru” karena kerap menyajikan respons tak beralasan sementara AI ini tampak meyakinkan bahwa informasinya akurat dan terverifikasi.

Adapun klaim “halu” ini memang benar terjadi.

OpenAI sendiri sudah melakukan riset dan mengungkap bahwa model-model kecerdasan buatannya, seperti o3 dan o4-mini memiliki potensi untuk menghasilkan informasi palsu tang tidak akurat alias halusinasi.

Rangkuman riset ini dapat dibaca di link berikut
ini
:

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular