ZONAGADGET– Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan bahwa saat ini pemerintah fokus dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Fokus pengembangan AI yang saat ini dijalankan oleh pemerintah masih berkaitan dengan program prioritas presiden.
Dikutip dari situs berita ANTARA dan keterangan pers dalam situs resmi Komdigi, Meutya mengatakan bahwa pengembangan AI berhubungan dengan program prioritas presiden.
“Pemerintah memilih prioritas untuk pengembangan AI yang terkait dengan program prioritas presiden,” kata Meutya di kompleks Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (7/7).
Meutya menjelaskan bahwa pengembangan AI diprioritaskan untuk mendukung program pemerintah berkaitan dengan ketahanan pangan.
“Ada beberapa yang sedang kita lakukan pendampingan di Sragen, Klaten, dan Sukabumi yang terkait dengan perikanan dan smart framing,” jelas Meutya.
Kemkomdigi diketahui tengah berupaya memohon perizinan kepada Kementerian Sekretariat Negara untuk merilis Peta Jalan (Roadmap) AI sebagai pedoman pengembangan AI di Indonesia.
Peta Jalan Nasional AI diketahui melibatkan 39 kementerian atau lembaga terkait yang terdiri dari instansi, akademisi, sektor swasta, dan juga masyarakat sipil sebagai pedoman resmi pembangunan ekosistem AI di Indonesia.
“Saat ini pemerintah juga sedang menyusun white paper peta jalan AI sebagai dokumen rujukan dalam membentuk ekosistem dan tata kelola AI yang etis, bertanggung jawab, dan efektif,” papar Meutya dalam Asia Economic Summit di Jakarta pada Kamis (26/6).
Sebelumnya Meutya diketahui menerima kunjungan dari President Director & CEO Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Vikram Sinha di Kantor Kemkomdigi pada Rabu (2/7).
Kemkomdigi bekerja sama dengan IOH dalam peluncuran Indosat AI Experience Center di Jayapura, Papua, pada Mei lalu.
Operator seluler IOH berhasil membuat platform Sahabat AI yang ramah terhadap pengguna sehingga mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Meutya mengapresiasi IOH dalam pertemuan tersebut yang telah berkontribusi secara nyata terhadap pembangunan ekosistem AI dengan konsep inklusif dan berdaulat di Indonesia.
Ia meyakini bahwa kolaborasi aktif antara akademisi, pemerintah, dan dunia usaha adalah kunci dalam mewujudkan pengembangan AI yang merata dan bertanggung jawab.
Menurutnya tata kelola AI harus menjadi dasar dari setiap langkah strategis bersama, demi membangun kepercayaan, memberdayakan, dan menciptakan peluang.
“AI adalah cerminan (dari) nilai dan posisi kemanusiaan, agar menjadi alat transformasi berkelanjutan, penggunaannya harus mengutamakan etika, transparansi, dan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat,” pungkas Meutya (*)

