ZONAGADGET, JAKARTA – Perusahaan penyedia solusi teknologi untuk industri event, Alata Digital, meluncurkan inisiatif terbarunya dalam membangun ekosistem event berbasis kecerdasan buatan (AI).
Langkah ini untuk menjawab tantangan industri yang membutuhkan efisiensi operasional, pengalaman pelanggan yang personal, experiential marketing, hingga pengambilan keputusan berbasis data real-time.
“Kami melihat bahwa adopsi AI bukan sekadar tren teknologi, tetapi peluang bisnis yang sangat relevan bagi masa depan industri event,” kata Managing Director PT. Alata Digital Promosindo, Ferdy Tamboen, Rabu (23/7).
Dalam ekosistem barunya, Alata Digital menghadirkan berbagai solusi berbasis AI dan machine learning, seperti Chatbot interaktif untuk registrasi dan layanan peserta.
Sistem rekomendasi konten sesuai preferensi pengunjung dan predictive crowd control dengan analisis machine learning untuk memproyeksikan kepadatan venue.
“AI dapat mempercepat proses dan memberikan solusi yang lebih cepat serta akurat di berbagai sektor seperti di industri event. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada kesiapan SDM dalam menerapkan implementasinya,” ujarnya.
Berdasarkan riset internal Alata Digital, lebih dari 65% penyelenggara event di Indonesia menyatakan minat tinggi terhadap solusi otomatisasi seperti face recognition check-in, gamification, dan juga real-time reporting berbasis AI dan IoT.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, Alata Digital menghadirkan platform terintegrasi yang tidak hanya melayani sektor MICE (korpotat, konferensi, pameran), tetapi juga hiburan, pemerintahan, dan pendidikan.
Perusahaan ini juga membuka kolaborasi dengan pengembang teknologi lokal dan pelaku industri kreatif untuk mempercepat transformasi digital di industri event.
Salah satu terobosan utama Alata Digital adalah digitalisasi crowd control berbasis AI, IoT, dan dashboard real-time.
Dengan mengintegrasikan AI dengan sistem CCTV, penyelenggara bisa memantau jumlah pengunjung secara real-time, mendeteksi demografi (usia dan jenis kelamin), juga memprediksi kepadatan pengunjung untuk acara mendatang.
“Data ini membantu dalam pengambilan keputusan cepat terkait keamanan, manajemen kerumunan, hingga strategi harga tiket,” tambah Ferdy.
“Kami berkomitmen mendorong industri event menjadi lebih inklusif, adaptif, dan berbasis data,” pungkasnya. (esy/jpnn)
