Perusahaan Teknologi Raksasa Merekrut Peneliti Muda dengan Gaji Fantastis
Meta, perusahaan teknologi besar yang didirikan oleh Mark Zuckerberg, baru saja melakukan rekrutmen yang mengejutkan dunia. Perusahaan ini memberikan dana sebesar 250 juta dollar AS atau sekitar Rp 4 triliun kepada Matt Deitke, seorang ilmuwan komputer muda berusia 24 tahun asal Amerika Serikat, untuk bergabung sebagai peneliti di bidang kecerdasan buatan (AI). Angka yang sangat besar ini menjadikan Deitke salah satu peneliti AI dengan bayaran tertinggi di dunia saat ini.
Yang menarik, Deitke tidak langsung setuju untuk bergabung dengan Meta. Awalnya, perusahaan menawarkan kompensasi senilai 125 juta dollar AS atau sekitar Rp 2 triliun untuk kontrak kerja selama empat tahun. Namun, tawaran tersebut dinilai terlalu rendah oleh Deitke. Akhirnya, Zuckerberg sendiri turun tangan dan bertemu langsung dengan Deitke. Setelah negosiasi, Meta meningkatkan tawaran menjadi dua kali lipat, yaitu 250 juta dollar AS untuk empat tahun.
Paket kompensasi yang diberikan Meta tidak hanya berupa gaji biasa. Jumlah total Rp 4 triliun mencakup berbagai elemen seperti gaji pokok, bonus tunai, saham perusahaan, hingga insentif tambahan lainnya. Dalam waktu satu tahun pertama, Deitke bisa menerima hingga Rp 1,6 triliun.
Banyak orang membandingkan penghasilan Deitke dengan tokoh-tokoh sejarah. Neil Armstrong, astronot pertama yang mendarat di Bulan, hanya dibayar sekitar 27.000 dollar AS per tahun. Jika disesuaikan dengan inflasi, angka tersebut setara dengan 244.000 dollar AS per tahun. Dengan pendapatan yang bisa Deitke dapatkan dalam satu atau dua hari kerja, jumlah ini terlihat sangat jauh berbeda.
Robert Oppenheimer, yang memimpin Proyek Manhattan, dibayar 10.000 dollar AS per tahun pada 1943. Jika dihitung dengan nilai saat ini, angka tersebut setara dengan sekitar 190.000 dollar AS. Dengan demikian, Deitke akan menerima penghasilan lebih dari 300 kali lipat dari apa yang diperoleh Oppenheimer saat mengembangkan bom atom.
Siapa Matt Deitke?
Matt Deitke adalah peneliti muda yang sebelumnya menempuh program doktoral di University of Washington. Ia dikenal luas di komunitas AI karena kepiawaiannya mengembangkan sistem AI multimodal, teknologi yang mampu memahami gambar, suara, dan teks secara bersamaan.
Sebelum direkrut Meta, Deitke bekerja di Allen Institute for Artificial Intelligence (AI2) dan menjadi pemimpin proyek Molmo, chatbot AI yang bisa memproses berbagai jenis input data. Selain itu, ia juga ikut mendirikan startup Vercept, yang fokus membuat agen AI otomatis. Dengan sekitar 10 karyawan, Vercept berhasil mengumpulkan 16,5 juta dollar AS dari para investor, termasuk mantan CEO Google, Eric Schmidt.
Deitke pernah menerima penghargaan “Outstanding Paper” di konferensi NeurIPS 2022, salah satu forum ilmiah AI paling prestisius di dunia. Penghargaan ini hanya diberikan kepada segelintir peneliti dari puluhan ribu yang mengirimkan karya.
Karya inovatifnya ada di bidang dataset 3D, lingkungan AI yang diwujudkan, dan model multimodal.
Perang Talenta AI yang Kian Memanas
Perekrutan Deitke dilakukan dalam konteks persaingan ketat antar perusahaan teknologi untuk merebut talenta terbaik di bidang AI. Meta, OpenAI, Google, hingga Anthropic saling berebut peneliti terbaik untuk mengembangkan AI supercanggih atau superintelligence, yaitu kecerdasan buatan yang bisa berpikir setara atau lebih pintar dari manusia.
Mark Zuckerberg secara terbuka menyatakan bahwa Meta siap membayar mahal demi membangun tim AI terbaik di dunia. Dalam laporan keuangan terbarunya, Meta mengungkap rencana menaikkan anggaran infrastruktur hingga 72 miliar dollar AS pada tahun 2025, naik 30 miliar dollar AS dari tahun sebelumnya.
“Kalau kita mau investasi ratusan miliar dollar untuk server dan teknologi AI, tentu masuk akal untuk juga merekrut 50 hingga 70 peneliti top dunia, apa pun harganya,” kata Zuckerberg dalam pernyataan kepada investor.
Selain Deitke, Meta juga berhasil membujuk Ruoming Pang, mantan kepala tim AI Apple, dengan kompensasi lebih dari 200 juta dollar AS. Total, Meta disebut telah mengeluarkan lebih dari 1 miliar dollar AS hanya untuk membentuk AI elitenya.

