Penggunaan Model AI di Majalah Vogue: Perkembangan Teknologi atau Ancaman bagi Standar Kecantikan?
Majalah Vogue edisi Agustus 2025 kembali menjadi sorotan setelah menampilkan model yang dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Meski inovasi ini menunjukkan kemajuan dalam dunia teknologi, banyak pihak mulai mempertanyakan dampaknya terhadap nasib para model manusia dan standar kecantikan di masa depan.
Model berambut pirang yang tampil dalam kampanye merek Guess sempat viral karena dihiasi tulisan “produced by Seraphinne Valora on AI”. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut turut serta dalam pengembangan model digital yang digunakan untuk iklan. Namun, hal ini juga memicu berbagai pro dan kontra di kalangan publik.
Bagaimana Proses Membuat Model AI?
Pendiri Seraphinne Valora, Valentina Gonzalez dan Andreea Petrescu, menceritakan bahwa mereka diminta oleh co-founder Guess, Paul Marciano, untuk menciptakan model AI sebagai bagian dari kampanye musim panas. Mereka membuat sekitar 10 model draf, lalu memilih satu model berambut coklat dan satu berambut pirang yang kemudian dikembangkan lebih lanjut.
Gonzalez menjelaskan bahwa proses pembuatan model AI tidak semudah yang dibayangkan. Bahkan, waktu pengerjaannya bisa mencapai sebulan dari ide hingga hasil akhir. Dalam proses ini, perusahaan mempekerjakan lima orang karyawan yang bekerja secara intensif untuk menghasilkan model yang sesuai dengan harapan klien.
Untuk kampanye ini, mereka juga mempekerjakan model asli yang difoto di studio sambil memakai busana Guess. Tujuannya adalah untuk melihat bagaimana pakaian akan terlihat ketika dipakai model AI nantinya. “Kami perlu melihat pose-pose apa yang paling cocok untuk produknya,” ujar Gonzalez.
Keuntungan dan Tantangan Menggunakan AI
Dalam beberapa kasus, penggunaan AI dapat memangkas biaya kampanye hingga sekitar 70 persen dan mempersingkat durasi pengerjaan hingga beberapa hari. Ini memberikan opsi baru bagi merek-merek besar seperti Guess dan Mango yang ingin mempercepat proses produksi tanpa mengorbankan kualitas.
Namun, tidak semua pihak merasa senang dengan penggunaan AI. Salah satunya adalah Felicity Hayward, seorang model plus-size. Ia menyebut penggunaan model AI sebagai cara yang “malas dan murah” dalam industri fesyen. Menurutnya, ada kemungkinan model-model yang telah berusaha keras untuk masuk ke dunia fesyen akan tergantikan oleh AI.
Kekhawatiran tentang Standar Kecantikan
Masalah utama yang muncul adalah bagaimana model AI memengaruhi standar kecantikan. Pada tahun 2024, Dove mengadakan kampanye yang menyoroti bias pada AI. Dalam iklan tersebut, gambar perempuan tercantik di dunia dihasilkan oleh pembuat gambar AI, dan hasilnya justru menampilkan sosok yang kurus, berkulit putih, berambut pirang, dan bermata biru—cukup mirip dengan model dalam kampanye Guess.
Felicity Hayward khawatir bahwa paparan gambar-gambar sempurna dari AI dapat mengganggu kesehatan mental masyarakat, terutama generasi muda. Hal ini juga berpotensi memengaruhi cara mereka melihat diri sendiri dan meningkatkan risiko gangguan makan.
CEO organisasi amal tentang gangguan makan, Vanessa Longley, menegaskan bahwa paparan gambar tubuh yang tidak realistis dapat memengaruhi persepsi individu terhadap tubuh mereka sendiri. “Ini bisa meningkatkan citra tubuh yang buruk dan berdampak pada kesehatan mental,” katanya.
Perkembangan Teknologi yang Tak Terhindarkan
Meskipun ada kekhawatiran, sejumlah ahli percaya bahwa teknologi AI adalah bagian dari evolusi industri mode. Matthew Drinkwater, kepala inovasi di Fashion Innovation Agency, mengatakan bahwa kekhawatiran terhadap model AI lebih mencerminkan ketakutan terhadap perubahan daripada teknologi itu sendiri.
“Fashion tidak pernah tentang mempertahankan status quo. Fashion berkembang melalui disrupsi,” ujarnya.
Sementara itu, banyak pihak tetap mempertanyakan apakah inovasi ini benar-benar membawa manfaat bagi industri atau justru merugikan para model manusia. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, termasuk bagaimana standar kecantikan akan berubah di tengah maraknya penggunaan AI.

