Pekerjaan yang Terancam Digantikan oleh Kecerdasan Buatan
Seiring dengan kemajuan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), banyak pekerjaan yang saat ini dianggap aman mulai terancam. Menurut laporan berbagai lembaga riset, sekitar 60 persen pekerjaan akan mengalami dampak signifikan akibat otomatisasi dan penerapan sistem cerdas. Tidak hanya itu, prediksi dari beberapa bank investasi seperti Goldman Sachs menyebutkan bahwa hingga 50 persen pekerjaan global bisa terotomatisasi pada 2045.
Larry Fink, CEO BlackRock, menyatakan bahwa pergeseran dalam struktur pekerjaan sudah terlihat. Ia memperkirakan bahwa restrukturisasi pekerjaan kantoran akan terjadi pada 2035. Sementara itu, Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, memperingatkan bahwa AI akan segera mengambil alih tugas-tugas rutin dalam waktu 15 tahun mendatang.
Daftar Pekerjaan yang Rentan Digantikan AI
Banyak pekerjaan yang memiliki tugas berulang, berbasis data, dan administratif menjadi target utama otomatisasi. Berikut adalah beberapa bidang pekerjaan yang paling rentan:
1. Administrasi dan Layanan Pelanggan
Riset Institute for Public Policy Research (2024) menunjukkan bahwa sekitar 60 persen pekerjaan administratif dapat diotomatisasi. Ini termasuk entri data, penjadwalan, dan layanan pelanggan. Larry Fink mencontohkan bagaimana BlackRock menggunakan AI untuk efisiensi operasional, sehingga mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas.
2. Akuntansi dan Analisis Data Dasar
Bidang akuntansi, pembukuan, dan analisis data dasar juga masuk dalam daftar pekerjaan yang rentan. Platform seperti Bloomberg sudah mampu mengolah angka dan menghasilkan laporan lebih cepat daripada manusia. JPMorgan memprediksi 20 persen posisi analis berisiko otomatisasi pada 2030.
3. Profesi Hukum Tingkat Dasar
Pekerjaan seperti paralegal, riset kontrak, dan penyusunan dokumen hukum juga terancam. Studi Stanford (2025) menyebutkan bahwa AI legal assistant seperti Harvey atau CoCounsel sudah mampu menganalisis dokumen hukum dengan akurasi 90 persen. Namun, strategi hukum tingkat tinggi masih membutuhkan intervensi manusia.
4. Media dan Industri Kreatif
Desain grafis, copywriting, dan jurnalisme dasar menghadapi disrupsi dari perangkat seperti DALL-E dan platform turunan GPT. AI generatif seperti DALL-E dan ChatGPT sudah dapat membuat konten visual maupun teks dalam hitungan detik. Laporan Pew Research Center (2024) menyebut 30 persen pekerjaan media bisa terotomatisasi pada 2035.
5. Teknologi dan Pemrograman Dasar
Meski terdengar kontradiktif, pekerjaan di bidang teknologi juga tidak sepenuhnya aman. World Economic Forum (2025) memprediksi 40 persen tugas pemrograman dapat diotomatisasi pada 2040. Meski begitu, riset, inovasi, dan pengembangan teknologi baru diperkirakan tetap dikendalikan manusia dalam jangka panjang.
Profesi yang Masih Bertahan
Sebaliknya, pekerjaan yang mengandalkan empati dan interaksi manusia—seperti perawat, terapis, guru pendidikan dasar, hingga pemimpin organisasi—diperkirakan lebih sulit tergantikan. Studi The Lancet (2023) memperkirakan 25 persen tugas administratif medis bisa hilang pada 2035, namun perawatan pasien tetap membutuhkan sentuhan manusia.
Di bidang pendidikan, laporan OECD (2024) menyebut hanya 10 persen tugas mengajar dapat diotomatisasi hingga 2040. Profesi yang mengandalkan kepemimpinan, kecerdasan emosional, dan kemampuan menginspirasi tim juga dipandang akan tetap berpusat pada manusia.

