Mendorong Santri Eksplorasi Dunia Perfilman dengan Teknologi Kecerdasan Buatan
Menteri Kebudayaan mengajak para santri untuk memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam mengeksplorasi dunia perfilman. Salah satu alat yang disarankan adalah kecerdasan buatan (AI), yang dianggap sebagai sarana penting dalam proses produksi film. AI, menurutnya, akan menjadi alat bantu yang sangat berperan di masa depan, bahkan mungkin bisa membuat film sendiri.
Meski teknologi berkembang pesat, ia menekankan bahwa keterampilan artistik tetap menjadi faktor utama dalam menciptakan karya film yang berkualitas. Dalam sebuah acara Sanfest di Darunnajah, Jakarta, Fadli menyampaikan bahwa AI tidak hanya sekadar alat, tetapi juga instrumen penting yang dapat mendukung berbagai tahapan pembuatan film.
Selain itu, ia mengajak santri untuk mengangkat cerita-cerita khas masyarakat Indonesia dari berbagai daerah sebagai sumber ide. Cerita kepahlawanan yang mampu membangkitkan rasa nasionalisme, kisah kehidupan anak-anak, dan dinamika kehidupan sehari-hari di pondok pesantren memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi skenario film yang beragam.
Menurut Fadli, banyak cerita dari masa lalu yang belum terwakili dalam film-film saat ini. Ia berharap film Indonesia lebih berwarna dan tidak hanya didominasi oleh genre tertentu. “Film kita perlu lebih beragam agar bisa menarik perhatian penonton,” ujarnya.
Fadli juga menyoroti perkembangan ekosistem perfilman nasional. Banyak film Indonesia yang masuk festival internasional, serta meningkatnya jumlah penonton yang kembali memadati bioskop menunjukkan bahwa industri ini terus tumbuh. Momentum ini harus dimanfaatkan oleh sineas untuk menampilkan karya terbaik mereka, sekaligus menghidupkan kebudayaan nasional di panggung dunia.
Ia berharap, program Santri Film Festival 2025 yang digelar oleh Kementerian Kebudayaan bisa menjadi wadah bagi lahirnya talenta baru dari kalangan santri. Dengan kesempatan tersebut, para santri memiliki peluang untuk meraih prestasi baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.
Peran Teknologi dalam Pengembangan Film
Penggunaan AI dalam industri film tidak hanya membantu proses produksi, tetapi juga memberikan inovasi baru dalam pengambilan gambar, editing, dan penceritaan. Teknologi ini memungkinkan penggarapan film yang lebih efisien dan kreatif, tanpa mengurangi nilai seni yang ada.
Selain itu, AI juga bisa digunakan untuk menganalisis data penonton dan tren film, sehingga memungkinkan produser dan sutradara membuat film yang lebih sesuai dengan selera pasar. Dengan demikian, film Indonesia bisa lebih kompetitif di pasar global.
Mengangkat Budaya Lokal dalam Film
Fadli menekankan pentingnya mengangkat budaya lokal dalam film. Berbagai kisah unik dari berbagai daerah bisa menjadi inspirasi bagi para sineas. Dengan mengangkat cerita-cerita lokal, film Indonesia bisa lebih kaya akan nuansa budaya dan karakteristik masing-masing wilayah.
Cerita tentang kehidupan santri, misalnya, memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi film yang menarik dan bermakna. Selain itu, cerita-cerita dakwah atau kisah-kisah tokoh pahlawan bisa menjadi sumber inspirasi yang kaya dan relevan dengan masyarakat.
Tantangan dan Peluang di Industri Film
Meskipun industri film Indonesia sedang berkembang, masih ada tantangan yang harus dihadapi. Misalnya, keterbatasan dana, kurangnya infrastruktur produksi, dan persaingan dengan film luar negeri. Namun, Fadli optimis bahwa dengan dukungan pemerintah dan partisipasi aktif dari kalangan santri, tantangan ini bisa diatasi.
Program seperti Santri Film Festival 2025 diharapkan bisa menjadi jalan untuk menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat internasional. Selain itu, program ini juga bisa menjadi ajang untuk membangun jaringan antara santri dan industri perfilman.
Dengan kolaborasi yang kuat dan semangat kreativitas, film Indonesia bisa semakin dikenal di dunia, sekaligus menjaga identitas budaya yang khas.
