Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedGoogle Mode AI, Ancaman Berbahaya bagi Industri Media Digital?

Google Mode AI, Ancaman Berbahaya bagi Industri Media Digital?

Google Mode AI: Pengubah Tatanan Pencarian Informasi

Google, salah satu mesin pencari terbesar di dunia, kembali menghadirkan inovasi yang menghebohkan. Pada akhir pekan lalu, saya menemukan opsi baru bernama “Mode AI” di pojok kiri halaman utama situs pencarian tersebut. Ini adalah fitur yang sebelumnya sudah diperkenalkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan India. Kini, Indonesia juga menjadi bagian dari pengujian fitur ini.

Fitur ini dirancang untuk memberikan jawaban langsung tanpa perlu mengunjungi situs web sumber. Dengan adanya Mode AI, pengguna bisa mendapatkan informasi secara instan hanya dengan melakukan pencarian. Hal ini memang menawarkan kepraktisan, namun bagi industri media digital, fitur ini justru menjadi ancaman besar.

Dalam sebuah forum yang diselenggarakan oleh WAN-IFRA, Barry Adams, CEO dari Polemic Digital, Irlandia, menyampaikan bahwa Google AI Overview telah menyebabkan penurunan lalu lintas hingga 50 persen ke berbagai situs media digital. Ini membuat banyak penerbit mengalami kerugian signifikan, terutama dalam hal pendapatan iklan dan langganan.

Barry menyoroti bahwa masyarakat kini lebih cenderung mencari informasi melalui model bahasa besar (Large Language Models) daripada mengunjungi situs media. Hal ini semakin diperparah dengan adanya Google Mode AI yang menggabungkan kemampuan LLMs dengan mesin pencari. Akibatnya, banyak pengguna tidak lagi mengklik tautan ke situs asli.

Penske Media, pemilik beberapa majalah ternama seperti Rolling Stone, Billboard, dan Variety, telah menggugat Google di pengadilan federal Washington, D.C. Mereka menuduh bahwa Google menggunakan artikel mereka dalam AI Overviews tanpa izin, serta mengurangi lalu lintas ke situs mereka. Penurunan trafik ini berdampak pada pendapatan afiliasi yang turun lebih dari sepertiga dari puncaknya pada akhir 2024.

Asosiasi penerbit seperti News/Media Alliance juga merasa khawatir dengan situasi ini. Berbeda dengan OpenAI yang telah menandatangani perjanjian lisensi dengan media besar seperti News Corp dan Financial Times, Google tampaknya enggan mengambil langkah serupa. Dengan pangsa pasar pencarian hampir 90 persen di AS, Google memiliki pengaruh besar dalam industri ini.

Menurut Barry, adopsi oleh pengguna terhadap Google Mode AI terus meningkat. Awalnya hanya 1,25 persen di AS, India, dan Inggris, kini angka ini diperkirakan akan meningkat. Di Indonesia, meskipun belum ada data resmi, pengguna mulai mengenal dan menggunakan fitur ini.

Saya mencoba sendiri fitur Google Mode AI. Hasilnya cukup memuaskan. Setiap pencarian dijawab dengan jawaban yang akurat dan sesuai dengan harapan. Fitur ini juga tidak menggunakan Gemini, sehingga jawaban yang diberikan berbeda ketika ditanya hal yang sama. Yang sedikit melegakan adalah, Google Mode AI mencantumkan sumber dari jawaban yang diberikan. Ada tiga media yang disematkan agar pengguna bisa berkunjung ke sumber utama.

Namun, pertanyaannya adalah apakah masyarakat akan mengklik sumber tersebut jika jawabannya sudah tersedia di laman Mode AI? Ini menjadi pertanyaan besar bagi para penerbit media. Meski fitur ini memberikan kepraktisan, dampaknya terhadap industri media tetap menjadi isu yang perlu diperhatikan.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular