Pengguna ChatGPT Lebih Sering Menggunakan AI untuk Curhat dan Bertanya
Dalam penggunaan sehari-hari, banyak orang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk berbagai keperluan. Namun, menurut riset terbaru yang dilakukan oleh OpenAI bersama sejumlah ilmuwan, mayoritas pengguna chatbot milik mereka, yaitu ChatGPT, justru menggunakan alat ini untuk hal-hal sederhana seperti curhat dan bertanya.
Riset ini mengungkap bahwa hampir separuh dari pesan yang diketik pengguna masuk kategori “Asking”, yakni meminta informasi, panduan, atau saran. Hal ini menunjukkan bahwa ChatGPT lebih sering dianggap sebagai penasihat digital daripada sekadar alat otomatisasi pekerjaan. Di bawah kategori “Asking”, sebanyak 40 persen percakapan pengguna termasuk dalam kategori “Doing”. Kategori ini mencakup permintaan untuk menyelesaikan tugas tertentu, seperti menulis draf, membuat rencana, atau bahkan menulis kode.
Sementara itu, kategori “Expressing” hanya menyumbang sekitar 11 persen dari total percakapan. Percakapan dalam kategori ini umumnya digunakan sebagai ruang refleksi pribadi, eksplorasi ide, hingga hiburan.
Topik Terpopuler yang Dibicarakan Pengguna
Selain kategori percakapan, OpenAI juga mengungkap topik utama yang sering dibahas oleh pengguna ChatGPT. Topik paling populer adalah “Practical Guidance”, yang memiliki porsi sekitar 28,8 persen. Topik ini mencakup percakapan di mana pengguna meminta saran, tutorial, atau edukasi kepada chatbot.
Di bawah Practical Guidance, ada dua topik lain yang cukup diminati, yaitu “Seeking Information” (mencari informasi) dengan porsi 24,4 persen dan “Writing” (menulis) dengan porsi 23,9 persen. Selanjutnya, ada topik Multimedia (7,3 persen), Self-Expression (5,3 persen), Other/Unknown (5,2 persen), dan Technical Help (5,1 persen) yang juga menjadi bagian dari percakapan antara pengguna dan ChatGPT.
Tidak hanya itu, OpenAI juga menemukan bahwa hanya sekitar 30 persen penggunaan ChatGPT saat ini berkaitan dengan dunia kerja. Sisanya, yaitu 70 persen, digunakan untuk keperluan non-kerja atau kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa ChatGPT digunakan sebagai alat multifungsi, baik untuk membantu pekerjaan maupun meningkatkan produktivitas di kantor, sekaligus berguna dalam kehidupan pribadi pengguna.
Metode Penelitian yang Digunakan OpenAI
Studi ini dilakukan oleh tim riset ekonomi OpenAI bersama beberapa ahli dari Harvard, seperti David Deming, Aaron Chatterji, dan Thomas Cunningham. Analisis dilakukan terhadap 1,5 juta percakapan dari pengguna ChatGPT selama tiga tahun terakhir. Untuk menjaga privasi, OpenAI menggunakan metode privacy-preserving, yang tidak melibatkan pembacaan isi pesan secara langsung.
Alat otomatis digunakan untuk menganalisis pola penggunaan dari 1,5 juta percakapan tersebut. Sistem ini mampu mengklasifikasikan percakapan berdasarkan jenis permintaan pengguna, seperti Asking, Doing, atau Expressing. Tujuan dari riset ini bukan untuk memata-matai pengguna, tetapi lebih pada pemahaman tren penggunaan ChatGPT dan bagaimana pola tersebut berubah seiring waktu.
OpenAI juga menyebutkan bahwa riset ini merupakan salah satu yang paling komprehensif mengenai penggunaan AI di level konsumen saat ini. Dengan jumlah pengguna aktif mingguan yang mencapai 700 juta, riset ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana AI digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

