Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedNvidia Investasi Rp1.661 Triliun, OpenAI Kurangi Ketergantungan pada Microsoft

Nvidia Investasi Rp1.661 Triliun, OpenAI Kurangi Ketergantungan pada Microsoft

Perusahaan Teknologi Besar Berinvestasi dalam Pusat Data dan Kemitraan Strategis

Nvidia, salah satu perusahaan teknologi terkemuka di dunia, telah mengumumkan rencana investasi besar dalam bentuk dana sebesar US$100 miliar atau sekitar Rp1.661 triliun untuk mendukung pengembangan infrastruktur kecerdasan buatan (AI) di OpenAI. Investasi ini merupakan bagian dari kerja sama strategis antara kedua perusahaan dalam membangun pusat data skala besar yang akan digunakan untuk melatih dan mengoperasikan model AI terbaru.

Dalam nota kesepahaman yang ditandatangani, kedua pihak sepakat menggunakan infrastruktur bertenaga 10 gigawatt dengan sistem Nvidia sebagai dasar pengembangan generasi berikutnya dari infrastruktur AI OpenAI. Kesepakatan ini diharapkan dapat membantu OpenAI mengurangi ketergantungan pada Microsoft, yang selama ini menjadi investor utama sekaligus penyedia layanan komputasi awan.

Pada Januari lalu, Microsoft mengumumkan perubahan dalam kemitraannya, yang memungkinkan OpenAI membangun infrastruktur tambahan bersama mitra lain. Sejak saat itu, OpenAI menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak dalam proyek pusat data AI, termasuk proyek Stargate. Nvidia menyebut bahwa kesepakatan ini akan melengkapi kerja sama OpenAI yang sudah ada bersama Microsoft, Oracle, dan SoftBank.

OpenAI menyatakan bahwa mereka akan bekerja sama dengan Nvidia sebagai mitra strategis dalam memperluas kapasitas pabrik AI. Namun, hingga saat ini belum jelas apakah bentuk investasi Nvidia akan berupa chip, kredit layanan cloud, dana tunai, atau kombinasi lainnya.

Selain itu, pada 18 September, Nvidia juga mengumumkan rencana investasi sebesar US$5 miliar atau sekitar Rp83 triliun di Intel. Langkah ini memberi angin segar bagi Intel yang sedang berjuang bangkit setelah bertahun-tahun upaya restrukturisasi belum membuahkan hasil. Kabar tersebut langsung memicu kenaikan saham Intel hingga 23%, dengan Nvidia diperkirakan akan menguasai sekitar 4% kepemilikan saham setelah penerbitan saham baru.

Intel, yang pernah menjadi raksasa utama industri semikonduktor, kini dipimpin oleh CEO baru Lip-Bu Tan sejak Maret lalu. Penunjukan tersebut sempat menuai kritik dari mantan Presiden AS Donald Trump karena isu kedekatan dengan China. Kondisi itu memicu pertemuan darurat di Washington yang berujung pada kesepakatan tidak biasa yakni pemerintah AS mengambil alih 10% saham Intel.

CEO Nvidia Jensen Huang menegaskan bahwa pemerintahan Trump tidak terlibat dalam kesepakatan dengan Intel, meskipun kemungkinan besar akan mendukung langkah tersebut. Huang bahkan terlihat bersama Trump dan sejumlah pemimpin bisnis lain saat kunjungan kenegaraan di Inggris pekan lalu.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Nvidia dan Intel berencana mengembangkan chip untuk PC dan pusat data secara bersama-sama, meskipun tidak mencakup bisnis manufaktur chip Intel (foundry) untuk Nvidia. Namun, unit foundry Intel akan tetap memasok prosesor pusat (CPU) dan teknologi kemasan canggih bagi produk kolaborasi tersebut.

Menurut analis, agar bisnis foundry Intel bisa bertahan, perusahaan perlu mengamankan pelanggan besar seperti Nvidia, Apple, Qualcomm, atau Broadcom. “Ini bisa jadi langkah awal menuju akuisisi atau bahkan pemecahan Intel oleh perusahaan chip AS lain. Namun, bisa juga Intel tetap bertahan dalam skala lebih kecil dari kejayaannya dulu,” kata Nancy Tengler, CEO Laffer Tengler Investments, yang juga pemegang saham Nvidia.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular