Desain Tipis yang Menakjubkan: Kunci Keberhasilan iPhone Air
iPhone Air, model paling tipis dari Apple dengan ketebalan hanya 5,6mm, baru saja dirilis sebagai bagian dari lini iPhone 17. Video teardown iFixit yang mengungkap isi perangkat ini menarik banyak perhatian karena memberikan wawasan mendalam tentang cara Apple menciptakan desain ultra-tipis tanpa mengorbankan fungsi atau daya tahan. Teknologi inovatif dan penggunaan komponen yang cerdas menjadi kunci utama dalam membuat iPhone Air tetap kokoh meskipun sangat tipis.
Plateau Kamera dan Logic Board yang Cerdas
Salah satu elemen penting dalam desain iPhone Air adalah plateau kamera belakang yang menonjol sedikit. Di dalam plateau ini, sebagian besar logic board dipindahkan untuk memberi ruang lebih bagi baterai yang lebih besar. Baterai berkapasitas 12,26 Wh, yang sama persis dengan yang digunakan di MagSafe Battery Pack khusus iPhone Air, mampu bertahan sepanjang hari meski kapasitasnya lebih rendah dibanding model sebelumnya. Optimasi software membantu memperpanjang daya tahan baterai.
Logic board iPhone Air juga menjadi bukti inovasi Apple. Chip modem C1X 5G, chip jaringan N1, dan prosesor A19 Pro semuanya dirancang sendiri oleh Apple. Hal ini mengurangi ketergantungan pada pemasok eksternal seperti Qualcomm. Posisi board yang strategis di plateau juga melindungi komponen dari tekanan bengkok, menjaga kekuatan perangkat.
Inovasi Tambahan: Printer 3D dan Desain Presisi
Apple menggunakan printer 3D untuk mencetak port USB-C yang pas dengan sasis titanium alloy. Desain ini memberikan presisi maksimal dan memastikan bahwa semua komponen terpasang dengan sempurna. Hasilnya, iPhone Air tidak hanya tipis tapi juga ringan, dengan baterai menyumbang 28% dari berat total. Sasis titanium dan kaca belakang juga turut berkontribusi pada bobot yang ringan.
Ketahanan dan Kekurangan: Tes Bengkok yang Membuktikan Kekuatan
Meski dirancang tahan bengkok berkat rangka titanium, iFixit melakukan tes dengan membongkar dan membengkokkan rangka kosong. Hasilnya mengejutkan: tanpa isi, rangka mudah melengkung di titik-titik lemah yang sengaja dibuat Apple untuk isolasi sinyal seluler. Namun, saat lengkap dengan baterai, logic board, dan speaker, ponsel ini tahan tekanan luar biasa. Ini kontras dengan video-video viral yang coba tekuk iPhone Air penuh, di mana ia bertahan hampir tanpa goresan.
Namun, kekurangan tetap ada. Celah plastik untuk antena jadi Achilles heel, dan iFixit bilang “waktu akan bilang” apakah ini masalah besar bagi pemakai sehari-hari. Apple atasi ini dengan optimalisasi hardware-software, di mana A19 Pro efisien banget dalam manajemen daya, bikin baterai tipis tetap awet meski kapasitas lebih kecil dari iPhone 16.
Kemudahan Perbaikan: Skor 7/10 yang Layak Dapat Tepuk Tangan
Yang paling menarik dari teardown ini adalah betapa mudahnya iPhone Air diperbaiki sendiri, meski ultra-tipis. iFixit beri skor 7 dari 10—sama seperti iPhone 16—karena komponen tak ditumpuk, bikin akses mudah tanpa harus bongkar total. Sasis tipis justru bantu, karena mencegah komponen ‘terpendam’ seperti di model tebal sebelumnya.
Baterai jadi highlight: dibungkus logam dan pakai perekat listrik yang lepas dengan tegangan rendah 12V, seperti di iPhone 16. Ini bikin ganti baterai aman tanpa tusuk-tusuk berbahaya, dan modular USB-C bisa diganti pihak ketiga kalau kotor atau rusak. Apple juga sediakan manual dan suku cadang hari pertama, kurangi penguncian software, dan batasi pemasangan komponen palsu—semua tingkatkan skor repairability.
Port USB-C dicetak 3D pas dengan sasis, dan titanium alloy juga dari printer 3D, bikin perbaikan presisi. iFixit bilang, “tipis tak harus berarti tak bisa diperbaiki,” dan iPhone Air bukti itu. Bagi pemakai yang suka DIY, ini berita bagus; tak perlu bawa ke Apple Store mahal, cukup toolkit dasar dan panduan online.

