Pengembangan Pendidikan Dasar dan Menengah di Indonesia
Masa depan pendidikan dasar dan menengah di Indonesia tampaknya akan mengalami perubahan signifikan, terutama dalam hal penerapan mata pelajaran baru yang semakin relevan dengan perkembangan teknologi. Salah satu isu utama yang saat ini sedang dibahas adalah pengintegrasian coding dan kecerdasan buatan (AI) sebagai mata pelajaran wajib. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, dalam berbagai kesempatan.
Saat ini, coding dan AI masih bersifat opsi atau pilihan bagi siswa. Namun, menurut rencana, kedua mata pelajaran tersebut akan menjadi bagian dari kurikulum wajib dalam beberapa tahun ke depan. Dengan peningkatan kebutuhan akan guru yang mampu mengajar coding dan AI, perguruan tinggi diharapkan dapat berperan lebih aktif dalam mendukung proses pendidikan ini.
Peran Perguruan Tinggi dalam Pendidikan Nasional
Abdul Mu’ti menyatakan bahwa pihaknya terbuka terhadap kolaborasi dengan perguruan tinggi, termasuk universitas-universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah. Kemendikdasmen ingin memastikan bahwa semua program pendidikan yang dijalankan selaras dengan arah pembangunan nasional. Salah satu bidang yang bisa dikembangkan adalah penelitian kebijakan terkait pendidikan dasar dan menengah, seperti pendidikan karakter dan kebiasaan belajar siswa.
Selain itu, Mu’ti juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi keagamaan dalam reformasi pendidikan nasional. Ia menjelaskan bahwa saat ini ada lima hingga enam program prioritas yang bisa dikerjakan secara bersama-sama dengan perguruan tinggi. Berikut beberapa di antaranya:
1. Revitalisasi Satuan Pendidikan
Program ini tidak hanya fokus pada perbaikan infrastruktur sekolah, tetapi juga mencakup pembenahan sistem manajemen dan tata kelola. Tujuannya adalah agar sekolah-sekolah di berbagai daerah mampu mengelola pembelajaran secara mandiri dan efisien. Selain itu, revitalisasi juga mencakup penyusunan kurikulum yang adaptif terhadap kebutuhan zaman serta penguatan karakter siswa.
Tahun ini, sebanyak lebih dari 16.100 sekolah telah direvitalisasi dengan anggaran mencapai Rp 16,9 triliun. Tahun depan, pihaknya berupaya untuk mempertahankan capaian ini meskipun anggaran sedikit berkurang.
2. Peningkatan Kualitas Guru
Pemerintah telah menyiapkan 808 ribu kuota Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan memperluas program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bagi guru yang belum menyelesaikan studi sarjananya. Tujuan dari program ini adalah memastikan tidak ada guru yang terhenti karirnya hanya karena belum memenuhi syarat akademik. Bahkan, pengalaman mengajar kini diakui hingga 70 persen dalam skema RPL.
3. Program Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)
Kemendikdasmen juga mendorong program pembelajaran mendalam untuk memperkuat kapasitas pedagogik dan karakter siswa. Program ini dapat melibatkan perguruan tinggi sebagai penyelenggara pelatihan guru dan pengembang modul.
4. Mata Pelajaran Bahasa Inggris sebagai Wajib
Dari tahun 2027, bahasa Inggris akan menjadi mata pelajaran wajib sejak kelas 3 SD. Oleh karena itu, pelatihan guru bahasa Inggris menjadi fokus utama. Mu’ti ingin istilah “pelatihan” diganti menjadi “pendidikan” agar bisa disertifikasi dan berdampak pada profesionalisme guru.
Keberlanjutan dan Kualitas Kebijakan Pendidikan
Mu’ti menegaskan bahwa setiap kebijakan Kemendikdasmen tidak dibuat secara serampangan, melainkan memiliki dasar filosofis dan kajian yang mendalam. Ia juga menekankan bahwa kebijakan pendidikan harus menjadi rekayasa sosial yang membentuk karakter bangsa. Oleh karena itu, masukan dari kampus-kampus Muhammadiyah-Aisyiyah sangat berarti dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan semangat kemitraan kulturalistik, ia mengajak seluruh pihak untuk memastikan pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan otak, tapi juga menumbuhkan karakter. Pendidikan yang baik harus mampu membentuk generasi yang tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan.
