Pentingnya Konsultasi dengan Tenaga Kesehatan Mental Saat Merasa Kesepian
Saat seseorang merasa kesepian atau tidak memiliki teman untuk berbagi perasaan, salah satu langkah yang bisa diambil adalah mencari dukungan dari konselor atau tenaga kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater. Mereka memiliki keahlian dalam menangani masalah emosional dan dapat memberikan panduan yang tepat.
Menurut psikolog klinis Nena Mawar Sari, jika seseorang tidak memiliki teman untuk curhat, mereka bisa memilih metode lain seperti journaling atau berbicara dengan orang-orang terdekat. Meski jumlahnya tidak perlu banyak, cukup 1-2 orang yang bisa dipercaya sudah bisa membantu mengurangi rasa kesepian.
Risiko Mengandalkan AI untuk Curhat
Namun, Nena juga menyoroti risiko yang muncul ketika seseorang terlalu sering mencari dukungan emosional melalui perangkat kecerdasan buatan (AI). Ia menekankan bahwa respons yang diberikan oleh AI tidak memiliki unsur kemanusiaan, sehingga tidak bisa sepenuhnya memahami perasaan manusia.
“Curhat dengan AI itu hanya gambaran atau pantulan dari kode atau petunjuk yang kita berikan. Hasil atau umpan balik yang diberikan tidak memiliki sentuhan humanis,” ujarnya. Menurut Nena, hal ini bisa menyebabkan kesalahpahaman dan membuat pengguna kehilangan arah emosional.
Keuntungan dan Bahaya Ketergantungan pada AI
Secara umum, seseorang yang sedang berbicara atau curhat membutuhkan respons yang konstan dan saling memahami. Jika proses tersebut dilakukan dengan AI, maka respon yang diberikan cenderung bersifat mekanis dan tidak memiliki kedalaman emosional.
Nena menjelaskan bahwa ketika seseorang sedang dalam kondisi depresi atau impulsif, menggunakan AI sebagai acuan utama bisa berisiko tinggi. Hal ini karena AI tidak mampu memberikan sentuhan kemanusiaan yang diperlukan, sehingga bisa menyebabkan beberapa kejadian yang tidak diinginkan.
Tanda-Tanda Ketergantungan Emosional pada AI
Salah satu tanda bahwa seseorang terlalu bergantung secara emosional pada AI adalah ketika mereka mulai menghindari interaksi dengan manusia lainnya. Misalnya, seseorang mungkin lebih memilih menghabiskan waktu dengan ponsel daripada berbicara dengan orang sekitar.
“Orang tersebut sering mengecek handphone, bahkan hal-hal yang sangat detail pun dia tanyakan kepada AI. Selain itu, mereka juga menutup diri dari lingkungan sekitar, sehingga cenderung bersikap antisosial,” kata Nena.
Solusi untuk Mengurangi Ketergantungan pada AI
Untuk mengurangi ketergantungan pada AI, Nena menyarankan agar seseorang tetap menjalin hubungan sosial dengan orang-orang terdekat. Selain itu, penting untuk memahami bahwa AI hanyalah alat bantu, bukan pengganti dukungan emosional dari manusia.
Dengan demikian, seseorang bisa tetap merasa didukung tanpa kehilangan sentuhan kemanusiaan yang sangat penting dalam proses pemulihan emosional.

