Peringatan Serius dari OpenAI Mengenai Dampak AI pada Kesehatan Mental Pengguna
OpenAI, perusahaan pengembang teknologi kecerdasan buatan (AI) terkemuka, baru-baru ini mengungkap data yang menunjukkan bahwa interaksi manusia dengan AI bisa berdampak signifikan terhadap kesehatan mental. Dalam pembaruan kebijakan yang dirilis pada Senin (27/10/2025), OpenAI menyatakan bahwa lebih dari satu juta pengguna ChatGPT setiap pekan mengirimkan pesan yang mengandung indikasi keinginan atau rencana untuk mengakhiri hidup.
Data ini menjadi salah satu pernyataan paling terbuka dari perusahaan tersebut mengenai risiko penggunaan AI bagi pengguna yang rentan secara psikologis. Selain itu, OpenAI juga memperkirakan sekitar 0,07 persen pengguna aktif mingguan, atau lebih dari 560 ribu akun, menunjukkan tanda potensi krisis psikologis yang mengarah ke psikosis atau mania.
Meski angka ini terlihat kecil dalam persentase, jumlahnya menjadi sangat signifikan karena ChatGPT memiliki sekitar 800 juta pengguna aktif setiap minggu. Hal ini berarti ratusan ribu orang mungkin masuk kategori berisiko, sebuah fakta yang membuat para ahli semakin waspada terhadap potensi dampak negatif AI terhadap kesehatan mental.
Data yang Mengkhawatirkan dan Peringatan dari Pakar
Para ahli menilai data tersebut sangat mengkhawatirkan. Dr. Jason Nagata, peneliti kesehatan dan teknologi di University of California, San Francisco, mengatakan bahwa meskipun 0,07 persen terdengar kecil, pada skala ratusan juta pengguna jumlahnya sangat besar. Ia menekankan bahwa AI bisa membantu akses dukungan psikologis, tetapi tetap memiliki batas serius yang tidak boleh diabaikan.
Perusahaan menekankan bahwa analisis ini masih awal dan percakapan sensitif seperti ini sulit dipetakan secara akurat. Namun, data ini dipublikasikan di tengah meningkatnya sorotan publik terhadap OpenAI, termasuk gugatan dari keluarga seorang remaja yang mengakhiri hidup usai menggunakan ChatGPT secara intensif, serta investigasi Komisi Perdagangan Federal (FTC) AS yang menilai dampaknya terhadap anak dan remaja.
Upaya Mitigasi dan Kekhawatiran Tetap Menguat
Untuk meningkatkan keamanan, OpenAI mengatakan kini memperluas akses ke layanan krisis serta menambahkan fitur peringatan bagi pengguna yang berinteraksi dalam durasi terlalu lama. Dalam pengembangannya, 170 dokter spesialis kesehatan mental dilibatkan untuk menilai respons chatbot dan membantu merumuskan tanggapan yang lebih aman.
Namun, para pakar AI dan kesehatan publik mengingatkan bahwa chatbot masih dapat menghasilkan informasi tidak akurat atau membenarkan ide-ide berbahaya pengguna fenomena yang dikenal sebagai halusinasi atau reinforcement of delusion. Risiko tersebut dinilai semakin tinggi ketika orang yang rentan menjadikan AI sebagai pengganti dukungan psikologis profesional.
OpenAI sendiri menegaskan bahasa laporan mereka tidak menyiratkan bahwa ChatGPT menjadi penyebab langsung masalah mental pengguna. “Tekanan emosional merupakan bagian dari kehidupan banyak orang, dan seiring jumlah pengguna meningkat, wajar jika percakapan mengenai isu kesehatan mental juga ikut bertambah,” tulis perusahaan tersebut.
Layanan Konseling untuk Membantu Orang yang Terpuruk
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia berikut ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/.

