Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedTinjau CH School, Wamen Kemdikdasmen dan Kepala BSKAP: Kolaborasi AI Bisa Jadi...

Tinjau CH School, Wamen Kemdikdasmen dan Kepala BSKAP: Kolaborasi AI Bisa Jadi Bagian Pendidikan

Inovasi Pendidikan di Sekolah Cendekia Harapan

Pendidikan yang relevan tidak selalu memerlukan perubahan besar dari pihak pemerintah. Sejumlah ahli percaya bahwa inovasi dapat dimulai dari kelas-kelas yang berani bereksperimen dan transparan, tanpa harus menunggu kebijakan formal. Hal ini terlihat dalam kunjungan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kepala BSKAP ke Sekolah Cendekia Harapan (CH School) di Badung, Bali.

Kunjungan tersebut bertujuan untuk meninjau implementasi pembelajaran berbasis teknologi dan kecerdasan buatan (AI) di CH School, yang juga merayakan 22 tahun sebagai pelopor kolaborasi manusia-AI di ruang kelas Indonesia. Ketua Yayasan, Lidia Sandra menegaskan bahwa teknologi harus tunduk pada tujuan kemanusiaan, seperti kemampuan berpikir kritis, etika, dan kreativitas. Kolaborasi manusia-AI digunakan untuk meningkatkan nalar, bukan menggantikannya.

Prof. Atip menyebut praktik di CH School sebagai indikasi arah baru bagi ekosistem pendidikan. Ia menilai bahwa relevansi pendidikan bisa dimulai dari kelas yang berani bereksperimen dan transparan. Prof. Toni menambahkan bahwa pendekatan CH School sesuai dengan standar dan asesmen yang menekankan fleksibilitas kurikulum, literasi teknologi, dan penguatan karakter. “Yang terlihat di sini bukan hanya keterampilan abad ke-21, tetapi juga kebijaksanaan abad ke-21,” ujarnya.

Dalam acara tersebut, siswa SD, SMP, dan SMA diberikan kesempatan untuk memaparkan proyek lintas disiplin. Beberapa inovasi yang dihasilkan termasuk rancangan pengelolaan sampah berbantuan AI, aplikasi dengan etika lingkungan, hingga analisis sosial berbasis data. Setiap karya dilengkapi Human–AI Collaboration Statement yang menjelaskan peran AI dan kontribusi siswa, lengkap dengan tautan riwayat percakapan mereka dengan alat AI.

Pendekatan ini membuka ruang penilaian proses berpikir secara transparan dan membiasakan integritas akademik digital sejak dini. Transformasi di CH School berasal dari peta kebutuhan industri dan masyarakat di era VUCA, mulai dari literasi klasik, human literacy, technology literacy, dan data literacy. Integrasi STEM, coding, dan AI dibenamkan ke seluruh mata pelajaran melalui storytelling, role play, problem-based learning, studi kasus, dan eksperimen.

Ekosistem keluarga-sekolah diperkuat melalui Parent As Learners (PALS), panduan orang tua, dan orientasi berkelanjutan. Kolaborasi guru-siswa ditopang LMS dan MyCH untuk asesmen yang mengakui kolaborasi manusia-AI secara akuntabel. Dampak pembelajaran tampak lintas jenjang: TK memperkuat logika konkret sesuai tahap perkembangan; SD menulis algoritma, membuat animasi, dan gim sederhana. Siswa SMP-SMA terekspos advanced programming, Python, pengembangan situs, data science, machine learning, hingga complex systems, termasuk pengalaman magang.

Sebagian karya siswa tingkat menengah telah terbit sebagai HAKI, buku, dan artikel, memperlihatkan kesinambungan antara keterampilan teknis dan kejujuran proses. Dalam tata kelola, Chief of Data & AI CH School, Timothy Dillan menekankan disiplin integrasi panduan Human–AI Collaboration yang ditempel pada siklus perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan. “CH School juga mengembangkan prototipe Teaching Plan Assistant dan Interactive Artifact Assistant untuk membantu guru menyusun materi yang selaras standar pembelajaran mendalam dan karakter generasi kini,” ujarnya.

Target CH School adalah melahirkan Agentic AI Builders—pelajar yang tidak sekadar memakai AI, tetapi mampu merancang, menguji, dan mempertanggungjawabkan dampaknya. Salah satu guru, Sheena Abigail menautkan inovasi dengan integritas ilmiah. “Kami menumbuhkan evidence based practice. Siswa bukan hanya menghasilkan karya, tetapi juga menarasikan prosesnya secara jujur termasuk peran AI agar kejujuran akademik menjadi kebiasaan, bukan pengecualian.”

CH School memadukan inovasi kelas dengan pengalaman nyata melalui program Maker Hours, Live In, dan Workplace Exposure Program yang mengarahkan pengetahuan pada pemecahan masalah sosial yang relevan dan berkelanjutan. Kunjungan ditutup dengan kegiatan Senam Anak Indonesia Hebat bersama Wamen dan Ketua BSKAP, para siswa, guru, serta jajaran sekolah.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular