Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedChatGPT Digemari Pelajar, Pakar AI IPB Ungkap Manfaat dan Dampaknya

ChatGPT Digemari Pelajar, Pakar AI IPB Ungkap Manfaat dan Dampaknya

Peran ChatGPT dalam Pendidikan dan Kewaspadaan yang Diperlukan

Teknologi kecerdasan buatan (AI) kini semakin menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, termasuk di bidang pendidikan. Salah satu contohnya adalah ChatGPT, sebuah aplikasi AI yang sedang populer di kalangan anak-anak dan remaja. Meskipun ChatGPT dapat menjadi alat bantu belajar yang menarik, penggunaannya perlu dilakukan dengan hati-hati, terutama untuk anak usia dini.

Prof Yeni Herdiyeni, Guru Besar Sekolah Sains Data, Matematika, dan Informatika IPB University, menjelaskan bahwa penggunaan ChatGPT harus dilakukan dengan sangat waspada. Ia mengingatkan bahwa penggunaan berlebihan bisa memicu ketergantungan dan mengurangi kemampuan berpikir kritis. Selain itu, akses ke informasi yang tidak sesuai usia juga menjadi risiko yang perlu diperhatikan.

ChatGPT memiliki sisi positif dan negatif. Dari sisi positif, teknologi ini mempermudah eksplorasi pengetahuan. Namun, jika digunakan secara instan tanpa berpikir, otak anak tidak akan terlatih. Menurut Prof Yeni, ChatGPT memberikan informasi cepat dan praktis, tetapi penggunaan berlebihan dapat melemahkan kemampuan kognitif anak. Jika seseorang langsung mencari jawaban menggunakan ChatGPT, informasi muncul cepat, tetapi setelah itu bisa lupa. Otak tidak terlatih untuk mengingat dan menganalisis.

Dari segi teknis, ChatGPT dikembangkan dengan prinsip mirip cara kerja otak manusia, melalui teknologi transformer dan algoritma long short term memory (LSTM). Namun, tetap ada kelemahan seperti bias dan halusinasi data yang bisa menyesatkan pengguna. Oleh karena itu, masyarakat perlu menyadari bahwa tidak semua jawaban ChatGPT benar.

Mengenai kebijakan pengenalan AI sejak dini, Prof Yeni menilai pemerintah perlu menekankan pada penguatan computational thinking (cara berpikir komputasional), bukan hanya kemampuan coding. Computational thinking melatih kemampuan otak manusia untuk memecahkan masalah, berpikir logis, dan mengenali pola. Sedangkan coding hanyalah implementasi dari kemampuan tersebut.

Prof Yeni menyarankan agar guru dan orang tua tidak serta-merta menyerahkan proses belajar anak kepada ChatGPT. Jika ada tugas sekolah, sebaiknya ajarkan anak untuk berpikir dan mencari jawaban sendiri. ChatGPT bisa dipakai untuk membantu, tetapi bukan untuk menggantikan proses belajar.

Ia menegaskan pentingnya pendekatan human-centered dalam penggunaan AI. Artinya, manusia harus tetap menjadi pusat dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi. Teknologi seperti ChatGPT bisa menjadi sumber belajar yang luar biasa jika digunakan dengan bijak. Tanpa bimbingan, bisa berubah menjadi jebakan digital.

Prof Yeni mengingatkan bahwa bijak menggunakan teknologi berarti turut membentuk generasi yang cerdas, kritis, dan beretika di era digital. Peran orang tua dan pendidik sangat penting untuk mengarahkan, membimbing, dan mengawasi penggunaan ChatGPT oleh anak-anak. Dengan pendampingan yang tepat, teknologi ini bisa menjadi sahabat belajar yang aman dan bermanfaat.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular