Kolaborasi Pemerintah dan BRIN untuk Sosialisasi AI dalam Pendidikan
Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin diminati di berbagai sektor, termasuk dunia pendidikan. Hal ini menjadi fokus utama dalam sosialisasi yang digelar oleh Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pemanfaatan AI dalam proses pembelajaran kepada para kepala sekolah, guru informatika, serta operator sekolah di Kabupaten Ngada.
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan di Hotel Virgo Bajawa pada hari Sabtu, 18 Oktober 2025. Dalam kesempatan tersebut, Anita menekankan bahwa perkembangan teknologi AI tidak bisa dipungkiri telah membawa perubahan besar dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Ia menyebutkan bahwa banyak SMA di Pulau Jawa sudah mulai memanfaatkan AI dalam pembelajaran dan hasilnya terlihat peningkatan kualitas pendidikan mereka.
Namun, ia juga menegaskan bahwa AI seharusnya dilihat sebagai alat bantu, bukan pengganti peran guru maupun siswa. “AI hanya sebagai asisten. Karena sampai kapan pun, hubungan emosional antara guru dan siswa tidak bisa digantikan oleh teknologi,” tegas Anita di hadapan peserta sosialisasi.
Anita menjelaskan bahwa BRIN, sebagai lembaga riset di bawah Presiden RI, memiliki tanggung jawab untuk memberikan pemahaman tentang manfaat dan potensi risiko penerapan AI dalam proses belajar-mengajar. “Kenapa BRIN hadir di sini? Karena penting bagi kita memahami apa manfaat AI dalam pembelajaran ke depan, apa dampak baiknya, dan bagaimana kita bisa menghindari dampak buruknya,” jelasnya.
Ia berharap, kegiatan sosialisasi ini dapat membuka cara pandang baru bagi para tenaga pendidik dan pemangku kepentingan pendidikan di daerah. “Mari kita bedah bersama, perlu tidaknya AI dalam pembelajaran ke depan. Karena kita tidak bisa menghindari perkembangan ini. Yang penting adalah bagaimana kita memanfaatkannya secara bijak,” pungkas Anita.
Sebagai bentuk tindak lanjut dari sosialisasi ini, Anita mendorong agar hasilnya menjadi dasar bagi sekolah-sekolah di Ngada untuk mulai beradaptasi dengan pembelajaran berbasis teknologi. Namun, ia menekankan pentingnya tetap menjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam proses pendidikan.
Dengan langkah kolaboratif antara pemerintah, BRIN, dan para pendidik di daerah, diharapkan pemanfaatan AI di sekolah tidak hanya meningkatkan mutu pembelajaran, tetapi juga memperkuat peran guru sebagai pendidik yang berkarakter, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Manfaat dan Tantangan Penggunaan AI dalam Pendidikan
Penggunaan AI dalam pendidikan menawarkan berbagai manfaat, seperti:
- Peningkatan efisiensi: AI dapat membantu dalam pengelolaan administrasi sekolah, seperti pencatatan nilai dan pengaturan jadwal.
- Personalisasi pembelajaran: Teknologi ini dapat menyesuaikan materi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
- Akses informasi yang lebih mudah: Siswa dapat mengakses sumber belajar kapan saja dan di mana saja melalui platform digital.
Namun, penggunaan AI juga memiliki tantangan, seperti:
- Ketergantungan pada teknologi: Jika terlalu bergantung pada AI, siswa mungkin kehilangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
- Kesenjangan akses: Tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang memadai untuk mengimplementasikan AI.
- Kepentingan etika: Perlu adanya regulasi untuk memastikan AI digunakan secara bertanggung jawab dan tidak merugikan siswa.
Masa Depan Pendidikan Berbasis Teknologi
Masa depan pendidikan akan sangat bergantung pada kemampuan institusi pendidikan untuk mengintegrasikan teknologi secara bijak. Dengan dukungan dari pemerintah dan lembaga riset seperti BRIN, diharapkan AI dapat menjadi alat bantu yang efektif tanpa mengurangi peran penting guru dan siswa.
Selain itu, penting bagi para pendidik untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi. Dengan demikian, mereka dapat memanfaatkan AI sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan memenuhi kebutuhan siswa di era digital.

