Pandangan Para Tokoh Dunia tentang Masa Depan Kerja dengan Kecerdasan Buatan
CEO Zoom, Eric Yuan, menyampaikan pendapat yang sejalan dengan beberapa tokoh ternama di dunia teknologi dan bisnis. Mereka yakin bahwa kehadiran kecerdasan buatan (AI) akan mengubah pola kerja global secara signifikan. Salah satu perubahan yang mereka prediksi adalah sistem kerja tiga hingga empat hari dalam seminggu.
Yuan berpendapat bahwa jika AI mampu meningkatkan kualitas hidup manusia, maka tidak ada alasan untuk tetap bekerja lima hari seminggu. Ia menegaskan, “Jika AI dapat membuat hidup kita lebih baik, mengapa kita perlu bekerja lima hari seminggu? Setiap perusahaan akan mendukung tiga atau empat hari kerja. Saya pikir ini pada akhirnya akan membebaskan waktu semua orang.”
Tren pekan kerja singkat telah diuji di Eropa dengan hasil yang positif. Di Amerika Serikat, sebuah perusahaan bernama Exos menemukan bahwa pengurangan satu hari kerja mampu mengurangi tingkat kelelahan hingga setengahnya serta meningkatkan produktivitas sebesar 24 persen. Ini menunjukkan bahwa model kerja baru bisa memberikan manfaat nyata bagi karyawan maupun perusahaan.
Meski demikian, Yuan juga menyampaikan peringatan bahwa setiap pergeseran paradigma teknologi selalu membawa konsekuensi. “Setiap kali ada pergeseran paradigma teknologi, beberapa pekerjaan akan hilang, tetapi juga tercipta peluang baru,” ujarnya.
Bill Gates, salah satu tokoh penting di dunia teknologi, juga menyampaikan pandangan serupa. Dalam wawancara dengan Fortune, ia berkata, “Apa pekerjaan di masa depan? Haruskah kita hanya bekerja dua atau tiga hari seminggu? Jika dilihat lebih luas, tujuan hidup bukan sekadar melakukan pekerjaan.” Ia bahkan memprediksi bahwa dalam 10 tahun mendatang, AI akan menggantikan kebutuhan manusia untuk “sebagian besar hal”.
Di sisi lain, CEO Nvidia, Jensen Huang, menyebut bahwa revolusi AI baru saja dimulai. “Jika industri terus mengadopsi AI dengan cepat, kemungkinan besar kita akan memiliki minggu kerja empat hari. Namun, saya juga memprediksi kita akan lebih sibuk di masa depan dibandingkan sekarang,” ujarnya.
Dari sektor keuangan, CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, juga melihat potensi besar dari teknologi ini. Ia mengatakan kepada Bloomberg TV bahwa anak-anak generasi mendatang akan hidup lebih lama dan lebih sehat karena perkembangan teknologi. Selain itu, mereka kemungkinan besar hanya akan bekerja tiga setengah hari dalam seminggu.
Namun, tidak semua pemimpin industri sepakat dengan pandangan optimis tersebut. Beberapa tokoh seperti CEO Ford, Jim Farley, dan pimpinan Klarna, Sebastian Siemiatkowski, menilai bahwa sebagian besar peran tertentu akan benar-benar hilang akibat otomatisasi.
Sebaliknya, Huang berargumen bahwa setiap kali terjadi lompatan teknologi, bukan hanya produktivitas yang meningkat, tetapi juga kesempatan kerja yang bertambah. Ia menegaskan kepada CNN, “Selama 300 tahun terakhir, setiap kali ada lompatan teknologi, bukan hanya produktivitas yang naik, tetapi juga kesempatan kerja meningkat.”
Dengan demikian, wacana bahwa karyawan masa kini bisa bekerja hanya tiga hingga empat hari dalam seminggu berkat AI mencerminkan peluang sekaligus tantangan besar. Bagi sebagian kalangan, ini membuka jalan menuju keseimbangan hidup yang lebih baik, tetapi bagi yang terdampak otomatisasi, ancaman kehilangan pekerjaan tetap nyata. Perubahan ini membutuhkan penyesuaian yang tepat agar bisa memberikan manfaat maksimal bagi semua pihak.

