Zona Gadget, PEKANBARU
Dua dosen dari Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) yaitu Rahmad Al Rian, M.Kom., CISDV dan Ajeng Safitri, M.Psi., Psikolog memberikan pelayanan pada komunitas di Perguruan Seni Beladiri Tapak Suci.
Pengabdian tersebut direalisasikan melalui pelaksanaan Bimbingan Teknik (Bimtek) tentang Penggunaan Kecerdasan Buatan atau AI guna Menciptakan Karya Tulis bagi anggota kader dan pendekar Tapak Suci yang terletak dalam wilayah kerja Pimpinan Wilayah XXV Tapak Suci Propinsi Riau.
Targetnya adalah mendukung para kader dan pendekar Tapak Suci dalam menciptakan hasil tulisan dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan. Pastinya ini semua harus didasari oleh data-data yang tepat serta bisa dijamin kebenarannya.
Dijelaskan Rahmad Al Rian, Tapak Suci Putera Muhammadiyah merupakan salah satu dari 10 perguruan historis di IPSI. Perguruan yang berdiri tanggal 31 Juli 1963 ini telah menjadi perguruan silat yang mendunia dengan memiliki cabang perguruan di 22 negara. Selain Indonesia, ada di Malaysia, Singapura, Â Lebanon, hingga Jerman.
Kemajuan ini tak terlepas dari daya adaptasi yang sangat baik beserta kesetiaan para anggota Tapak Suci. Tapak Suci, lanjut dia, adalah sebuah sekolah ilmu beladiri yang sudah memberikan kontribusi signifikan bagi Negara Kesultanan Indonesia dengan pencapaian-pencapaiannya melalui atlet-atletnya.
Dia menyebutkan contoh Abbas Akbar dan Rony Syaifullah sebagai nama-nama ikon beladiri pencak silat Indonesia yang berasal dari organisasi Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Menurut dia, di luar prestasi, elemen penting lain yang menjadikan Tapak Suci sebagai perguruan seni bela diri terkemuka dengan jangkauan internasional ialah keberhasilannya dalam menularkan ilmu pengetahuan serta ide-ide lewat buku-buku.
Pewarisan pengetahuan melalui karya tulis telah diatur oleh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah sebagai bentuk kepedulian perguruan kepada para kader dan pendekar.
Di mana setiap kader dan pendekar wajib menyusun karya tulis dalam tiap ujiannya untuk naik tingkatan. Bagi kalangan kader, penulisan tersebut berfokus pada penguatan ilmu yang sudah dipelajari, sedangkan bagi kelompok pendekar, fokusnya adalah menciptakan ilmu baru melalui karyanya.
Inilah tempat di mana Rahmad dan Ajeng bergabung dengan para kader dan pendekar dalam menciptakan karya tulis melalui bantuan teknologi AI. Terlebih lagi, seiring berkembangnya aplikasi berbasis AI seperti ChatGPT, DeepSeek, serta Gemini yang telah sangat memudahkan manusia dalam menerima informasi dengan kecepatan tinggi.
“Akan tetapi, keakuratan data yang dihasilkan oleh aplikasi berbasis AI tidak bisa ditjamin. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan kembali terhadap sumber informasi yang digunakan sebagai acuan dalam tulisan tersebut,” jelas Ajeng.
Dijelaskan mereka, kegiatan ini dapat terselenggara sukses karena didukung oleh Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah melalui kegiatan RisetMU.
Pimpinan Wilayah Tapak Suci XXV Provinsi Riau sedang bersiap melakukan lompatan pengembangan teknologi untuk mendukung pengembangan kualitas anggota Tapak Suci yang berada di bawah naungan wilayah PIMWIL XXV Tapak Suci Provinsi Riau. (Zona Gadget)

